"Ini bukan cuma soal melihat hilal, ini soal pembuktian. Kita ingin pastikan, hitungan hisab yang akurat hingga ke detik benar-benar sesuai dengan kenyataan. Di sini letak keindahannya, karena pergerakan benda langit itu dinamis," ujar Abu Rokhmad dikutip dari laman kemenag.go.id, Jumat, 28 Maret 2025.
Ia menuturkan meskipun hasil hisab menunjukkan hilal masih di bawah ufuk, proses rukyat tetap penting. Hal ini bukan soal repot atau tidak, melainkan wujud cinta pada ilmu astronomi dan bagian dari sunnah Rasulullah SAW.
"Ada yang bertanya, kenapa harus repot-repot kalau sudah jelas hasilnya? Justru di sini letak tantangannya. Ini bukan soal hasil semata, tapi soal proses, soal pembuktian ilmiah, dan soal syiar Islam," tutur dia.
| Baca juga: Kapan Lebaran Idulfitri 2025 Pemerintah, NU dan Muhammadiyah? Cek Jadwalnya di Sini |
Rukyat hilal bukan sekadar kegiatan teknis melihat hilal. Ini adalah kolaborasi lintas sektor yang menunjukkan ilmu pengetahuan dan keyakinan bisa berjalan beriringan.
Rukyatul hilal diharapkan tak hanya memberikan hasil akurat, tetapi juga menginspirasi kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dengan semangat astronomi dan syiar Islam.
Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) menggelar rakor daring persiapan pelaksanaan rukyatul hilal awal Syawal 1446 H/2025 M. Kanwil Kemenag DIY dan Kankemenag Kota/Kabupaten se-DIY ambil bagian dalam momen penting ini.
Ormas Islam, ahli falak, akademisi dari kampus, pondok pesantren, dan berbagai pihak terkait akan melaksanakan rukyatul hilal di Pos Observasi Bulan (POB) Syekh Bela Belu, Parangtritis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
