Ia menjelaskan metode rukyat merupakan metode dengan pengamatan langsung terhadap hilal. Ilmu hisab ini merupakan ilmu perhitungan posisi bulan dan matahari.
"Rukyat memiliki keunggulan karena memberikan bukti fisik perubahan siklus bulan, tetapi sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kontras cahaya senja," papar Thomas BRIN Talkshow Potensi Awal Puasa dan Lebaran Menurut Ilmu Astronomi di YouTube BRIN dikutip Rabu, 26 Februari 2025.
Sementara itu, hisab juga memiliki tingkat akurasi lebih tinggi. Namun, tak semua umat Islam dapat menerima hisab tanpa pembuktian rukyat.
Baca juga: Penentuan Kalender Islam Global dari Perspektif Ilmu Astronomi |
"Jadi masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya, oleh karena itu mestinya hisab dan rukyat ini bisa saling melengkapi," ujar dia.
Thomas menyebut penetapan awal bulan Hijriah di Indonesia kerap terjadi perbedaan. Meski begitu, penyebab utama bukan karena perbedaan metode hisab dan rukyat, melainkan perbedaan dalam menentukan kriteria hilal.
"Ternyata sebabnya karena perbedaan kriteria. Ketika menggunakan kriteria apakah bulan ini bisa teramati atau tidak, itu biasanya mensyaratkan ketinggian tertentu atau jarak bulan dan matahari yang disebut elongasi tertentu," jelas Thomas.
Thomas berharap penentuan awal bulan Hijriah bisa semakin akurat dan diterima oleh berbagai pihak dengan berbagai perkembangan metode dan teknologi. Sebab, baik metode hisab maupun rukyat memiliki tujuan sama, yaitu memastikan ketepatan dalam menjalankan ibadah sesuai syariat Islam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News