Thomas Djamaluddin pakar sains astronomi BRIN. Foto: BRIN
Thomas Djamaluddin pakar sains astronomi BRIN. Foto: BRIN

Penentuan Kalender Islam Global dari Perspektif Ilmu Astronomi

Citra Larasati • 02 April 2022 17:32
Jakarta:  Untuk melihat hilal diperlukan alat bantu optik berupa teleskop untuk pengamatan benda langit. Hilal merupakan bulan sabit pertama yang teramati sesudah maghrib, itu pasti penanda awal bulan. 
 
“Kondisi saat ini masih adanya dikotomi antara Rukyat dan Hisab yang sesungguhnya dalam ilmu astronomi kedudukannya setara,” ujar Thomas Djamaluddin pakar sains astronomi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam Seminar Posisi Hilal Penentu Awal Ramadan 2022/1443 Hijriah di kanal virtual Kementerian Agama, dikutip dari laman BRIN, Sabtu, 2 April 2022.
 
Thomas menjelaskan, hilal adalah bukti paling kuat telah bergantinya periode fase bulan yang didahului bulan sabit tua dan bulan mati. “Rasulullah hanya memberi contoh tanpa menjelaskan alasannya, tetapi secara astronomi rukyatul hilal atau pemantauan bulan sangat beralasan” ujar Thomas.

Mengenai penentuan hisab, ia mengungkapkan, telah berkembang sejak jaman Rasulullah di antaranya ialah hisab urfi, hisab taqribi, dan hisab haqiqi. “Metode Hisab Urfi berkembang sejak zaman nabi dan masih digunakan kelompok masyarakat,” terangnya.
 
Selanjutnya ia menjelaskan, metode hisab taqribi seperti yang digunakan pada kitab Sulamunnayirain, dan hisab haqiqi dengan formulasi astronomi yang dibagi menjadi dua kriteria. Pertama, kriteria sederhana (wujudul hilal) dan yang ke dua adalah kriteria imkan rukyat (visibilitas).
 
Dalam paparannya Thomas menyampaikan, perlu adanya kriteria dalam penentuan awal bulan yang kemudian dijelaskan lebih lanjut bahwa rukyat memerlukan verifikasi, untuk menghindari rukyat keliru. “Hisab tidak bisa menentukan masuknya awal bulan tanpa adanya kriteria,” tegasnya.
 
Kriteria menjadi dasar pembuatan kalender berbasis hisab yang dapat digunakan dalam perkiraan rukyat. Menurutnya, kriteria yang perlu diadopsi diantaranya harus berdasarkan Dalil Syar’i awal bulan dan hasil kajian astronomis yang sahih.
 
“Kriteria harus mengupayakan titik temu pengamal rukyat dan pengamal hisab, untuk menjadi kesepakatan bersama,” terang Thomas.

Mengintip Hilal di pantai Santolo Garut

Sementara, Balai Uji Teknologi dan pengamatan antariksa dan Atmosfer Garut, turut melakukan pengamatan hilal di pantai Santolo Garut untuk menentukan awal Ramadhan. Dari pengamatan tersebut yang turut menjadi pertimbangan hasil perhitungan secara astronomis (hisab) dan mekanisme dari pengamatan hilal (rukyatul hilal) pada jumat sore, 1 April 2022.
 
Koordinator Balai Uji Teknologi dan pengamatan antariksa dan Atmosfer, Unggul Satrio dan tim turut melakukan persiapan untuk pengamatan rukyatul hilal, kemarin. Pengamatan dilakukan di titik observasi BRIN Garut yang sebelumnya bernama Balai Uji Terbang Teknologi Pengamatan Antariksa Atmosfer LAPAN Garut.
 
Menurutnya, posisi bulan saat ini (pukul 16.31 WIB) melalui skymap sudah terlihat di ufuk cakrawala. “Kurang lebih saat ini mendekati cakrawala di titik 17,35 dan nanti pada saat  magrib akan 17,54. Titik optimal di 17,40 sampai 17,56. Secara hisab ataupun kalkulasi judul hilal sudah ada, namun masih sekitar 1,9 derajat. Dengan kondisi cuaca yang mendung sekali saat ini, kemungkinan akan sulit. Tapi tidak menjadi masalah jika memang keadaan memungkinkan,” tuturnya.
 
Kegiatan ini sebagai salah satu cara validasi dari perhitungan (perkiraan awal Ramadan) yang sudah ada. "Sebenarnya adanya perbedaan itu tidak bermasalah. Justru itu menguatkan kita.  Perbedaan itu menunjukkan Indonesia itu sangat kaya dengan insan-insan ilmu astronomi yang dapat menunjang atau mendukung kegiatan agama, misalnya awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah nanti. Tentu mengacu kepada keputusan Menteri Agama,” tambahnya

Penentuan Kalender Islam Global

Untuk menyatukan kalender Islam global, Rekomendasi Jakarta 2017 (RJ2017)/ Kriteria Baru MABIMS mengusulkan tiga hal yang tidak terpisahkan. Thomas merinci tiga hal tersebut. Pertama, kriteria awal bulan adalah elongasi bulan minimal 6,4 (derajat) dan tinggi bulan minimal 3 pada saat maghrib di Kawasan Asia Tenggara.
 
Kedua, batas tanggal Internasional dijadikan sebagai batas tanggal kalender Islam global. Ke tiga. OKI (Organisasi Kerja sama Islam) menjadi otoritas kolektif dalam menetapkan kalender islam global.
 
“Di perjalannya para pakar astronomi dan pengambil kebijakan bekerja secara sistematis dan bertahap untuk selanjutnya dibahas di tingkat MABIMS sampai akhirnya diadopsi oleh Menteri Agama untuk diimplementasikan sejak 2022,” papar Thomas.
 
Baca juga:  BRIN Turut Pantau Hilal Awal Ramadan 2022
 
Menteri Agama melalui Sidang Isbat mengumumkan bahwa awal Ramadhan jatuh pada Minggu, 3 April 2022. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan