Pengamatan hilal akan dilakukan pada Kamis, 29 Ramadan 1444 H yang bertepatan dengan 20 April 2023 M dalam Kalender Hijriyyah Nahdlatul Ulama. Pada hari yang sama juga akan terjadi peristiwa langit langka berupa Gerhana Matahari Campuran, yakni gerhana Matahari Total dan Gerhana Matahari Cincin dalam satu rentang episode gerhana.
Hampir seluruh Indonesia diperhitungkan akan berkesempatan menyaksikan Gerhana Matahari meski dalam wujud Gerhana Sebagian, karena hanya sebagian kecil paras Matahari yang tertutupi oleh Bulan. Hanya sebagian provinsi Aceh saja yang diperhitungkan tidak akan menyaksikan fenomena tersebut.
Peneliti dari Pusat Riset Antariksa BRIN menyampaikan Gerhana Matahari hibrida bukan tanda awal masuk bulan Qomariah. "Pada dasarnya gerhana hanya menunjukkan bahwa sudah masuk fase bulan baru atau konjungsi," papar Andi dikutip dari laman brim.go.id, Rabu, 19 April 2023.
Andi juga menjelaskan terlihat atau tidak terlihatnya hilal sangat bergantung sejumlah faktor. Mulai dari parameter Bulan sendiri (berupa tinggi, elongasi, dan magnitudo visual), parameter optis atmosfer (konsentrasi partikulat pencemar, uap air, dan sebagainya) dan tingkat sensitivitas mata/sensor kamera.
"Singkatnya hilal terlihat jika intensitas cahaya dari Bulan sabit lebih besar dibanding intensitas cahaya senja dan nilai kontras Bulan sabit syafak lebih besar dibandingkan ambang batas kontras mata atau kamera," papar Andi.
Dia mengatakan karena warna hilal cenderung putih sementara syafak cenderung merah jingga kekuningan, maka secara alamiah kontras hilal relatif kecil. Kombinasinya dengan ketinggian yang sangat rendah terhadap ufuk dan pendeknya waktu yang tersedia sebelum Bulan terbenam, menjadikan upaya pengamatan hilal menjadi salah satu tantangan besar.
Andi juga menjelaskan teknis pengamatan hilal. Langkah pertama, mempersiapkan peralatan terlebih dulu. Peralatan yang perlu disiapkan adalah teleskop ditambah filter matahari, kamera CCD (Charge Coupled Device), laptop, dan eyepiece.
"Langkah selanjutnya adalah merangkai alat sebelum matahari terbenam, teleskop dibidik ke arah matahari. Setelah matahari terbenam teleskop dibidik ke arah bulan. Jika bulan sudah terbenam maka pengambilan sumpah di hadapan hakim pengadilan agama dilakukan dan hasil pengamatan dikirimkan ke Kemenag sebagai pertimbangan bahan sidang isbat," papar Andi.
Dia menuturkan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura telah menetapkan kriteria Imkan Rukyah terbaru pada Februari 2022 bertepatan dengan Rajab 1443 Hijriah. Kriteria itu dinyatakan sebagai: tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi hilal haqiqy minimal 6,4 derajat.
"Sehingga, bila hilal di seluruh Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura belum memenuhi kriteria tersebut, Ramadan akan digenapkan 30 hari sehingga 1 Syawal akan jatuh pada Sabtu, 22 April 2023," tutur Andi.
Baca juga: Pengamatan Hilal 1 Syawal 1444 H dari ITERA, Masyarakat Bisa Ikut Melihat Langsung |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News