Ilustrasi. Dok Medcom.id
Ilustrasi. Dok Medcom.id

Sejarah Perayaan Imlek Hingga Pergeseran Tradisi Antardinasti

Arga sumantri • 01 Februari 2022 09:03
Jakarta: Hari ini, masyarakat etnis Tionghoa merayakan Tahun Baru Imlek. Perayaan Tahun Baru Imlek 2573 kali ini kembali berlangsung di tengah situasi pandemi covid-19. 
 
Perlu diketahui, ada sejarah panjang tentang perayaan Imlek yang diturunkan antar dinasti. Perayaan Imlek juga mengalami pergeseran tradisi. Melansir Zenius, berikut ini sejarah Hari Raya Imlek hingga pergeseran tradisi antardinasti:

Sejarah Hari Raya Imlek

Imlek berasal dari bahasa Hokkien, salah satu bahasa yang banyak digunakan di Tiongkok. Arti dari ‘imlek’ adalah ‘kalender bulan’. Sehingga, Tahun Baru Imlek adalah tahun baru yang dihitung berdasarkan kalender bulan.
 
Penghitungan kalender bulan bermula dari dinasti tertua di China, Dinasti Xia (2070-1600 Sebelum Masehi). Waktu itu, belum ada alat yang bisa digunakan buat mengamati bulan. Sedangkan, pola produksi pertanian di era itu bergantung pada musim. Petani butuh strategi buat menentukan waktu yang tepat buat membajak, menabur benih, menanam, sampai panen.

Menurut perhitungan kalender bulan, para petani butuh 29,5 hari untuk menunggu pergantian bulan baru, dan 12 putaran bulan membutuhkan 354 hari. Setiap pergantian tahun, akan ada pergantian menuju musim semi, dan itu merupakan waktu bagi petani buat bertanam.
 
Dari situlah, kalender bulan bermula. Namun, pada masa Dinasti Xia, masyarakat belum fokus pada ngerayain tahun baru, tetapi lebih mikir kepada sistem bertani dengan mengikuti musim.
 
Baca: Malam Imlek di Kelenteng Hok Lay Kiong Bekasi Berjalan Sederhana

Dinasti Shang (1600-1046 Sebelum Masehi)

Pada era Dinasti Shang, masyarakat belum benar-benar memperingati Hari Raya Imlek. Namun, para petani punya tradisi setiap pergantian tahun kalender Bulan. Para petani mempersembahkan korban kepada dewa dan leluhur di akhir musim dingin dan untuk menyambut datangnya musim semi. Mereka berdoa agar panen melimpah pada tahun mendatang.

Dinasti Zhou (1046-256 Sebelum Masehi)

Selama era Dinasti Zhou, tradisi mempersembahkan korban buat leluhur atau dewa masih berlangsung. Masyarakat juga mulai bercocok tanam dan menyembah alam agar panen mereka diberkahi pada pergantian tahun. Pada era inilah, istilah Nian pertama kali muncul.
 
Jurnal berjudul The Origin of Chinese New Year (2016) menerangkan mitologi Nian, yang diyakini sebagai monster bertubuh lembu dan berkepala singa. Setiap pergantian tahun, Nian bakal datang ke desa-desa dan memangsa makhluk hidup, semisal hewan ternak dan bahkan manusia, terutama anak muda. Semua warga desa sudah tahu kelemahan Nian; suara berisik dan warna merah.
 
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan