Ilustrasi. Dok Istock.
Ilustrasi. Dok Istock.

Pakar UNAIR Bagikan Tips Mendirikan Startup untuk Pemula

Arga sumantri • 09 Februari 2021 14:29
Surabaya: Membangun startup tidak hanya bermodalkan ide bisnis yang telah tervalidasi serta memecahkan permasalahan masyarakat, atau niat dan mental tahan banting yang kuat. Masih terdapat banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh seseorang yang ingin mendirikan usaha rintisan tersebut.
 
Ketua Bidang Inkubator Bisnis dan Teknologi di Badan Pengembangan Bisnis Rintisan dan Inovasi (BPBRIN) Universitas Airlangga (UNAIR) Achsania Hendratmi menjelaskan, para pendiri startup juga perlu mempersiapkan berbagai hal. Antara lain, anggota tim yang baik, model bisnis, proyeksi finansial, intellectual property, hingga link kepada mentor, inkubator, dan akselerasor bisnis.

1. Membangun Tim yang Baik

Memilih tim menjadi hal krusial dalam membangun startup. Anggota tim yang baik adalah mereka dengan kompetensi yang sesuai dengan fungsi dan bidang kerjanya. Selain itu, memiliki visi yang sama, dapat membangun komunikasi dan koordinasi yang baik, dan memastikan bisnis rintisan atau startup dijalankan dengan kerja tim yang baik.
 
"Hal yang umum terjadi dalam business matching dengan investor atau angel capital seringkali adalah komposisi tim menjadi perhatian penting," papar Achsania mengutip siaran pers UNAIR, Selasa, 9 Februari 2021.

2. Membangun Model Bisnis

Model bisnis adalah kegiatan menyusun suatu tahapan atau kerangka bagaimana suatu bisnis menciptakan revenue. Model bisnis seringkali digunakan untuk penyederhanaan rencana bisnis. Menurut Achsania, tren startup saat ini adalah menyusun model dengan menggunakan metode Business Model Canvas (BMC). 

Baca: Pakar UNAIR Bocorkan Resep Merintis Startup dan Cara Validasi Ide
 
"Business model bukanlah suatu kerangka yang permanen. Pebisnis harus terus memperbaiki model bisnisnya seiring dengan perubahan-perubahan eksternal yang cepat," ucap dia.

3. Menyiapkan Proyeksi Keuangan

Kemudian, permasalahan yang sering terjadi pada mahasiswa yang merintis startup adalah paradigma ‘jalan dulu saja, kalau sudah besar baru buat proyeksi keuangan’. Menurut Achsania, paradigma tersebut kurang tepat karena memulai startup di tahap awal juga perlu mempersiapkan proyeksi keuangan.
 
Proyeksi keuangan ini biasanya terdiri dari forecast neraca, laporan rugi-laba, dan forecast arus kas. Selain itu, hal yang paling penting adalah analisa investasi untuk mengetahui break event point (BEP), payback period, dan perhitungan yang lain.
 
"Dalam beberapa kasus, saya sering menemui startup UNAIR yang tidak menyiapkan financial projection dengan alasan tidak ada tim dari anak ekonomi atau akuntansi. Oleh karena itu ketika menyusun tim sebaiknya Chief Executive Officer (CEO) mempertimbangkan benar-benar untuk merekrut Chief Financial Officer (CFO) untuk mengurus aspek keuangan bisnis," jelas Achsania.
 
 

4. Menyiapkan Intellectual Property

Persiapan intellectual property seringkali dilupakan atau bahkan tidak terpikirkan oleh para pendiri startup, khususnya mahasiswa. Sebab, para mahasiswa sering menilai bisnisnya masih kecil, sehingga tidak perlu ada badan hukum dan tidak perlu memikirkan paten untuk formula atau temuan tertentu.
 
Menurut Aschania, persepsi tersebut salah. Jika memang serius membangun startup, kata dia, maka intellectual property atau hak kekayaan intelektual (HAKI) harus diperhatikan.
 
"Sederhananya, bagaimana badan hukum perusahaan? CV atau PT? Apakah merek produk sudah didaftarkan?" lanjutnya.
 
Baca: Etika Berkomunikasi dengan Dosen Lewat Whatsapp
 
Hal tersebut penting diperhatikan terlebih oleh CEO startup. CEO perusahaan pemula harus berpandangan jauh ke depan terkait melindungi bisnisnya.
 
Intellectual property biasanya meliputi copyrights, trademark, patent, trade secret dan lain sebagainya. Intellectual property merupakan business tools yang penting terutama untuk memperkuat keunggulan kompetitif dan melindungi bisnis ke depan.

5. Memiliki Link Kepada Mentor, Inkubator Bisnis, dan Akselerator

Perusahaan rintisan atau pemula membutuhkan mentoring dari mentor-mentor yang tepat. Hal tersebut karena karena pada umumnya perusahaan pemula sangat rentan terhadap kegagalan atau kebangkrutan terutama di fase awal pendirian.
 
Terkait hal tersebut, maka lembaga inkubator bisnis teknologi memiliki peran sangat penting. Melalui inkubator atau  akselerator, pendiri startup akan semakin mudah membangun network, bertemu dengan investor, akses pendanaan, akses pasar, dan lain sebagainya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan