Dalam kunjungan kerja ke Surakarta, Jawa Tengah, Wardani menyampaikan salah satu urgensi pelaksanaan Kurikulum Merdeka adalah peningkatan capaian pembelajaran siswa dalam aspek-aspek paling esensial, di antara numerasi dan literasi. Kedua aspek ini tercermin dalam skor Programme for International Student Assessment (PISA), yaitu asesmen yang diselenggarakan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) kepada anak-anak usia 15 tahun di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, guna mengetahui kemampuan mereka di bidang membaca, matematika, dan sains.
"Kita mengejar nilai PISA di 2024 terutama nilai literasi dan numerasi itu, salah satunya dengan Kurikulum Merdeka dan didukung Platform Merdeka Mengajar," kata Wardani dalam keterangan tertulis, Kamis, 28 Juli 2022.
Wardani menjelaskan, Platform Merdeka Mengajar merupakan sebuah platform yang dirancang untuk membantu guru dan satuan pendidikan mengakses berbagai materi pembelajaran untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Guru juga mendapatkan referensi dan pemahaman penerapan Kurikulum Merdeka.
Wardani menuturkan sejak Kurikulum Merdeka diluncurkan, Kemendikbudristek memberi kebebasan bagi satuan pendidikan untuk menerapkan secara utuh atau masih menggunakan Kurikulum Darurat atau Kurikulum 2013. Dia menyebut banyaknya miskonsepsi yang terjadi dalam implementasi Kurikulum Merdeka menjadi tantangan dalam optimalisasi pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar.
“Sesungguhnya implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri saat ini bukan merupakan keharusan atau kewajiban, namun sebuah pilihan yang dapat disesuaikan dengan kondisi kesiapan satuan pendidikan,” tutur dia.
Wali kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, mendukung penerapan Kurikulum Merdeka mandiri oleh satuan pendidikan di wilayahnya. Gibran juga mengajak satuan pendidikan terutama guru untuk dapat bersama belajar dan berbagi.
"Saya Gibran Rakabuming, Wali kota Surakarta, siap mendukung sekolah-sekolah yang melaksanakan Kurikulum Merdeka secara mandiri demi pembelajaran berpihak kepada murid-murid kita," kata Gibran dalam video yang ditayangkan dalam pertemuan tersebut.
Gibran mengajak guru saling belajar dan berbagi serta menggunakan berbagai sumber belajar yang tersedia untuk meningkatkan kompetensi diri demi memberikan layanan terbaik bagi anak-anak.
"Selamat dan sukses untuk seluruh sekolah yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka khususnya di Surakarta dan seluruh Indonesia, teruslah berproses, berdaya, dan berkembang untuk mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia, " ujar Gibran.
Dukungan senada juga disampaikan Sekretaris Daerah Kota Surakarta, Ahyani. Dia mendukung penuh pelaksanaan implementasi Kurikulum Merdeka.
Ahyani mengimbau tenaga pendidik terus meningkatkan pemahaman terhadap Kurikulum Merdeka dengan mendorong pemanfaatan Platform Merdeka Mengajar serta memberdayakan dan mengaktivasi komunitas belajar.
Kepala SMKN 5 Surakarta Ties Setyaningsih mengaku belum menjadi SMK Center of Excellence dan SMK Pusat Keunggulan. Namun, sudah menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri.
“Meskipun sekolah kami belum menjadi COE (Center of Excellence) dan SMK Pusat Keunggulan namun sudah menerapkan Kurikulum Merdeka Mandiri Berubah dan Praktik Baik seperti E-Raport yang terintegrasi dengan Dapodik” ucap Ties.
Kepala SMP N 12 Surakarta, Ari Kristiati, mengungkapkan sebelum adanya Kurikulum Merdeka, di sekolahnya juga sudah menerapkan metode yang sama. Yaitu membuat siswa banyak berperan dalam kegiatan belajar.
Kepala SD Negeri 1 Kleco, Tri Atmoko, mengungkapkan Kurikulum Merdeka lebih simpel dan membuat peserta didik lebih leluasa mengembangkan potensinya. "Daya dukung tidak hanya dari siswa tapi dari orang tua juga, stakeholder saling mendukung,” ujar dia.
Tri berharap Kurikulum Merdeka bisa menjembatani dari era pandemi untuk meningkatkan daya belajar siswa yang selama ini sudah mengalami learning loss serta berpihak pada siswa, yakni terdiferensiasi di mana siswa bukan hanya objek tetapi subjek. SD Negeri 1 Kleco merupakan salah satu sekolah yang sudah mengakses Platform Merdeka Mengajar 100 persen.
Adapun sekolah di Kota Surakarta yang terdaftar IKM mencapai 346. Namun, sekolah yang login ke PMM baru 341, jumlah guru terdaftar di IKM ada 7.713, dan yang baru mengakses ke PMM sejumlah 3.766.
Baca juga: Kemendikbudristek Sebut Skor PISA Indonesia Belum Membaik Dalam 20 Tahun Terakhir |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News