Kepala SMKN 5 Surakarta Ties Setyaningsih mengaku belum menjadi SMK Center of Excellence dan SMK Pusat Keunggulan. Namun, sudah menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka secara mandiri.
“Meskipun sekolah kami belum menjadi COE (Center of Excellence) dan SMK Pusat Keunggulan namun sudah menerapkan Kurikulum Merdeka Mandiri Berubah dan Praktik Baik seperti E-Raport yang terintegrasi dengan Dapodik” ucap Ties.
Kepala SMP N 12 Surakarta, Ari Kristiati, mengungkapkan sebelum adanya Kurikulum Merdeka, di sekolahnya juga sudah menerapkan metode yang sama. Yaitu membuat siswa banyak berperan dalam kegiatan belajar.
Kepala SD Negeri 1 Kleco, Tri Atmoko, mengungkapkan Kurikulum Merdeka lebih simpel dan membuat peserta didik lebih leluasa mengembangkan potensinya. "Daya dukung tidak hanya dari siswa tapi dari orang tua juga, stakeholder saling mendukung,” ujar dia.
Tri berharap Kurikulum Merdeka bisa menjembatani dari era pandemi untuk meningkatkan daya belajar siswa yang selama ini sudah mengalami learning loss serta berpihak pada siswa, yakni terdiferensiasi di mana siswa bukan hanya objek tetapi subjek. SD Negeri 1 Kleco merupakan salah satu sekolah yang sudah mengakses Platform Merdeka Mengajar 100 persen.
Adapun sekolah di Kota Surakarta yang terdaftar IKM mencapai 346. Namun, sekolah yang login ke PMM baru 341, jumlah guru terdaftar di IKM ada 7.713, dan yang baru mengakses ke PMM sejumlah 3.766.
Baca juga: Kemendikbudristek Sebut Skor PISA Indonesia Belum Membaik Dalam 20 Tahun Terakhir |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News