Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam. Foto: Medcom.id/Ilham Pratama Putra.
Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam. Foto: Medcom.id/Ilham Pratama Putra.

Berkolaborasi Lewat Kedai Reka, Kampus Bisa Ikut Kembangkan Bumdes

Arga sumantri • 22 Januari 2021 11:02
Jakarta: Program Kampus Merdeka dan Kedai Reka berkolaborasi dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Desa. Kolaborasi ini dilakukan untuk pengembangan serta upaya revitalisasi Bumdes dalam rangka menyejahterakan masyarakat.
 
Lewat kolaborasi ini Kedai Reka siap mendukung scale up program Bumdes dan berbagai mitranya seperti BRI, Softaet, Bumdes Nusantara, Sari Husada dan Perguruan Tinggi yang menjalin kerja sama melalui MoU.
 
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam, mengatakan, perguruan tinggi harus cepat beradaptasi dengan perubahan pesat yang terjadi saat ini. Perubahan pola-pola harus dilakukan untuk mewujudkan setiap potensi yang ada di negeri ini.

Nizam memaparkan saat ini Indonesia dihadapkan pada hal yang disebut megatrend dunia. Contohnya, perubahan geopolitik, demografi dunia, urbanisasi global, perdagangan internasional, keuangan global, kelas pendapatan menengah, persaingan sumber daya alam, perubahan iklim, dan kemajuan teknologi.
 
Baca: Kemendikbud: 287 Industri Berminat Gabung Kedai Reka
 
Seluruhnya, tutur Nizam, harus dapat dihadapi bersama, terutama, oleh dunia pendidikan tinggi dan juga adaptasi yang dapat dilakukan oleh desa. Makanya, kolaborasi perguruan tinggi, industri, dan desa harus ditingkatkan.
 
Nizam mengatakan, pihaknya mengalokasikan khusus untuk program Kedai Reka sebagai dana pendamping sebesar Rp250 Miliar. Hal tersebut terbuka bagi mitra-mitra industri yang peduli dengan pembangunan desa.
 
"Kita harus bergandengan tangan, berkolaborasi, bergotong royong membangun negeri, dimulai dari pendampingan, pengelolaan dan peningkatan keahlian dan kapasitas pengurus Bumdes untuk meningkatkan sumber daya alam dan kerja sama dengan industri," jelas Nizam melalui keterangan tertulis, Jumat, 22 Januari 2021.
 
 

Nizam mengatakan, Kedai Reka hadir untuk menggandeng tangan teman-teman di Bumdes yang mungkin bisa dioptimalkan lebih lanjut dan kolaborasi dengan perguruan tinggi yang memiliki ide, pemikiran, riset dan pengembangan serta sumber daya manusia.
 
"Kedai Reka hadir sebagai mata rantai untuk menghubungkan antara hulu dan hilir, menghubungkan antara masyarakat dan kampus, Bumdes dan kampus, menghubungkan dengan mahasiswa dan sebaliknya," tutur Nizam.
 
Baca: Kedaireka 'Sand Box' ala Indonesia Bantu Mahasiswa Bangun Startup
 
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Taufik Madjid, mengapresiasi hadirnya Kedai Reka. Ia menilai Bumdes dengan indutri kampus dapat dikemas dalam satu platfom baru yaitu Kedai Reka.
 
"Dan di sisi lain saya senang dari ruang lingkup pelatihan, bagaimana kita mendorong, menaikkan kompetensi dari Bumdes dan desa kita supaya beradaptasi berbagai macam dinamika," ucap Taufik.
 
Taufik mengatakan, bahwa ada lima aspek prinsip dana desa yaitu, aspek kemanusiaan, keadilan sosial, dan kebhinekaan. Kemudian, aspek keseimbangan alam dan kepentingan nasional
 
Taufik menjelaskan ada tiga prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk percepatan aksi Sustainable Development Goals (SDGs) desa. Ketiganya yakni pemulihan ekonomi nasional, program proritas nasional dan adaptasi kebiasaan baru des
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan