Nizam mengatakan, Kedai Reka hadir untuk menggandeng tangan teman-teman di Bumdes yang mungkin bisa dioptimalkan lebih lanjut dan kolaborasi dengan perguruan tinggi yang memiliki ide, pemikiran, riset dan pengembangan serta sumber daya manusia.
"Kedai Reka hadir sebagai mata rantai untuk menghubungkan antara hulu dan hilir, menghubungkan antara masyarakat dan kampus, Bumdes dan kampus, menghubungkan dengan mahasiswa dan sebaliknya," tutur Nizam.
Baca: Kedaireka 'Sand Box' ala Indonesia Bantu Mahasiswa Bangun Startup
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Taufik Madjid, mengapresiasi hadirnya Kedai Reka. Ia menilai Bumdes dengan indutri kampus dapat dikemas dalam satu platfom baru yaitu Kedai Reka.
"Dan di sisi lain saya senang dari ruang lingkup pelatihan, bagaimana kita mendorong, menaikkan kompetensi dari Bumdes dan desa kita supaya beradaptasi berbagai macam dinamika," ucap Taufik.
Taufik mengatakan, bahwa ada lima aspek prinsip dana desa yaitu, aspek kemanusiaan, keadilan sosial, dan kebhinekaan. Kemudian, aspek keseimbangan alam dan kepentingan nasional
Taufik menjelaskan ada tiga prioritas penggunaan dana desa diarahkan untuk percepatan aksi Sustainable Development Goals (SDGs) desa. Ketiganya yakni pemulihan ekonomi nasional, program proritas nasional dan adaptasi kebiasaan baru des
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News