Mala menuturkan potensi pengembangan industri kolagen gelatin ikan di Indonesia sangat tinggi. Hal ini mengingat luas wilayah Indonesia adalah dua pertiganya perairan dengan biodiversitas sumber daya ikan yang tinggi dan industrinya terus berkembang.
Sehingga, pengembangan industri gelatin ikan dapat berkontribusi pada pengembangan konsep blue economy. Mala menjelaskan penggunaan kolagen dan gelatin sangat luas baik untuk industri pangan dan non-pangan seperti kosmetika dan farmasi.
Kolagen dan gelatin digunakan sebagai selongsong/chasing, pengemulsi, pengental, penstabil, pembentuk gel, dan pengikat air pada industri pangan dan non pangan. Pada industri kosmetika, kolagen dan gelatin dimanfaatkan sebagai bahan sabun, masker, lotion, anti aging, dan produk kosmetik lainnya.
Mekanisme anti aging yang dimiliki dapat diawali dengan fungsi antioksidan, antiglikasi, dan inhibitor tirosinase. “Adapun di bidang farmasi sebagai bahan cangkang kapsul keras dan lunak, serta pengikat tablet,” kata Mala.
Dia menyebut pemanfaatan dan inovasi kolagen dan gelatin akan terus berkembang pada biomedicine dan bioteknologi di antaranya sebagai scaffolding agent, wound dressing, dan synthesizing hydrogels pada aplikasi tissue engineering. Penggunaan yang luas ini dikarenakan biokompatibilitasnya sangat baik, biodegradabilitas mudah, dan antigenisitas lemah.
Mala menjelaskan beberapa produk yang berhasil dibuat oleh timnya dengan bahan baku gelatin ikan, seperti es krim, cokelat, kue, dan marshmallow. Mala bersama tim juga berhasil membuat masker, penutup luka, dan cangkang kapsul.
“Kami juga sudah mencoba untuk menciptakan lem atau perekat kayu yang dapat digunakan pada industri furniture,” tutur Mala.
| Baca juga: Peneliti IPB Manfaatkan Limbah Sawit Sebagai Future Fashion |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id