Peresmian Sekolah Kopi RAISA. DOK Universitas Jember
Peresmian Sekolah Kopi RAISA. DOK Universitas Jember

Tingkatkan Kesejahtreraan Petani Kawasan Raung-Ijen, Rektor Unej Resmikan Sekolah Kopi RAISA

Renatha Swasty • 09 Agustus 2022 14:11
Jakarta: Rektor Universitas Jember (Unej), Iwan Taruna, bersama perwakilan CSR Manager PT Astra Internasional Tbk, Bima Krida Pamungkas, staf ahli Menteri Desa-PDTT bidang hubungan antar lembaga, Samsul Widodo, dan Ketua Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Raung Ijen Sumberwringin Agropolitan (RAISA), Sholeh, meresmikan Sekolah Kopi RAISA di Desa Rejo Agung, Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso. Sekolah bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai seluk beluk kopi dari hulu hingga hilir.
 
Ini merupakan sekolah kopi pertama hasil kerja sama perguruan tinggi, swasta, petani kopi, dan pemerintah. Sekolah Kopi RAISA merupakan salah satu usaha BUMDES RAISA di Desa Rejo Agung, Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso.
 
Sekolah Kopi RAISA mendapat pendampingan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember dan disokong pendanaan Corporate Social Responsibility (CSR) dari PT Astra International Tbk melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA) sejak 2020. BUMDES RAISA juga didukung penuh Pemkab Bondowoso.

“Alhamdulillah, Sekolah Kopi RAISA akhirnya resmi berdiri, saya berharap keberadaan Sekolah Kopi RAISA beserta program-program lainnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani," kata Iwan dikutip dari laman unej.ac.id, Selasa, 9 Agustus 2022.
 
Iwan menuturkan Sekolah Kopi RAISA dapat meningkatkan nilai tambah produk kopi sehingga yang awalnya menjual kopi gelondongan kini mampu memproduksi kopi bubuk. Hal ini mengingat petani menjadi pihak yang biasanya mendapatkan keuntungan terkecil dari rantai sebuah industri.
 
Dosen di Fakultas Teknologi Pertanian itu mengungkapkan awal mula pendampingan berupa pelatihan budidaya kopi beserta penguatan kelembagaan. Dalam perjalanannya berkembang hingga mampu mengantarkan petani kopi Desa Rejo Agung menapaki ekspor kopi ke luar negeri.
 
Bahkan, tahun lalu kopi Arabika produksi petani dilereng Gunung Raung-ijen ini mengikuti kegiatan pencicipan rasa dan uji mutu kopi di Belanda dengan bantuan PT Astra Internasional Tbk. Alhasil, BUMDES RAISA mendapatkan pesanan kopi Arabika dan Robusta dari Belanda, Prancis, dan Kanada mulai tahun depan.
 

Ketua BUMDES RAISA, Sholeh, mengungkapkan tahun depan dirinya beserta petani kopi lainnya diminta menyediakan kopi Arabika hingga 100 ton dan 75 ton kopi Robusta dalam bentuk green bean untuk pasar luar negeri. Kopi Arabika per kilogram dijual dengan harga Rp110 ribu, sementara kopi Robusta senilai Rp65 ribu per kilogram.
 
Sholeh optimis pesanan itu mampu dipenuhi mengingat BUMDES RAISA memiliki 36 kelompok tani kopi dan 27 UMKM kopi beserta turunannya. Adapun lahan kopi di Kecamatan Sumber Wringin seluas 5.000 hektare untuk kopi Arabika dan 2.500 hektar untuk kopi Robusta.
 
“Dulu petani di sini menjual kopi dalam bentuk gelondongan saja, dengan harga yang ditentukan tengkulak. Bahkan kopi belum dipanen pun sudah diijon dengan harga yang jauh dari harga pasaran," ungkap Sholeh.
 
Namun, kata dia, setelah mendapatkan pendampingan dari Universitas Jember dan program Desa Sejahtera Astra, petani mengolah kopi menjadi green bean bahkan sudah mengolah menjadi kopi bubuk hingga pendapatan meningkat. Namun, kata dia, masih ada tantangan yang dihadapi petani.
 
"Kini tantangannya bagaimana menjaga mutu dan menjaga kebersamaan di antara petani,” tutur Sholeh.
 
Untuk itu, digagas Sekolah Kopi RAISA yang didukung penuh oleh PT Astra Internasional Tbk. Di gedung berlantai dua seluas 10 kali 20 meter ini, petani kopi akan diajari proses pengolahan kopi dari hulu hingga hilir.
 
Tidak hanya itu saja, mereka yang tertarik menjadi barista, ahli pemanggang kopi (roaster), ahli mutu kopi (Coffee Grader) juga bisa belajar di sini. Termasuk, penikmat kopi bisa menyeduh kopi khas pegunungan Raung-Ijen di Sekolah Kopi RAISA.
 
Keberhasilan pendirian Sekolah Kopi RAISA akan direplikasikan di Cikajang, Garut, Jawa Barat dan Gayo, Aceh juga melalui program Desa Sejahtera Astra.
Keberhasilan petani kopi Desa Rejo Agung Kecamatan Sumber Wringin dipuji CSR Manager PT Astra Internasional Tbk, Bima Krida Pamungkas.
 
 

Menurutnya keberhasilan ini menjadi contoh sukses yang bisa ditiru di desa lainnya mengingat PT Astra Internasional Tbk memiliki 1.000 desa binaan melalui Program Desa Sejahtera Astra.
 
“Dalam dua tahun pelaksanaan program Desa Sejahtera Astra di Desa Rejo Agung saja sudah menunjukkan perkembangan luar biasa, kami memiliki target di tahun ketiga dan keempat pelaksanaan program Desa Sejahtera Astra maka petani sudah bisa ekspor kopi sendiri. Tentu dengan dukungan Universitas Jember dan Pemkab Bondowoso,” kata Bima.
 
Target tersebut didukung oleh Kemendes PDTT melalui staf ahli Menteri Desa-PDTT bidang hubungan antar lembaga, Samsul Widodo. Alumni FISIP Universitas Jember itu meneybut pada akhir Agustus 2022, Kemendes PDTT akan menggelar pelatihan ekspor bagi pelaku UMKM di Besuki Raya yang akan dipusatkan di Situbondo.
 
“Kami ingin petani bisa melakukan ekspor sendiri termasuk ekspor kopi dari Sumber Wringin, tidak perlu banyak-banyak dulu mungkin satu kontainer kopi bubuk untuk memenuhi permintaan kafe di Eropa sebagai permulaan sudah bagus," tutur dia.
 
Samsul berharap Sekolah Kopi RAISA juga membuka peluang usaha lain. Misalnya, siswa yang belajar menginap di penginapan atau homestay di desa, dan bentuk usaha lainnya.
 
Baca juga: Mahasiswa IPB Ajarkan Petani Kandangtepus Bikin Parfum dari Kopi

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan