Ketua BUMDES RAISA, Sholeh, mengungkapkan tahun depan dirinya beserta petani kopi lainnya diminta menyediakan kopi Arabika hingga 100 ton dan 75 ton kopi Robusta dalam bentuk green bean untuk pasar luar negeri. Kopi Arabika per kilogram dijual dengan harga Rp110 ribu, sementara kopi Robusta senilai Rp65 ribu per kilogram.
Sholeh optimis pesanan itu mampu dipenuhi mengingat BUMDES RAISA memiliki 36 kelompok tani kopi dan 27 UMKM kopi beserta turunannya. Adapun lahan kopi di Kecamatan Sumber Wringin seluas 5.000 hektare untuk kopi Arabika dan 2.500 hektar untuk kopi Robusta.
“Dulu petani di sini menjual kopi dalam bentuk gelondongan saja, dengan harga yang ditentukan tengkulak. Bahkan kopi belum dipanen pun sudah diijon dengan harga yang jauh dari harga pasaran," ungkap Sholeh.
Namun, kata dia, setelah mendapatkan pendampingan dari Universitas Jember dan program Desa Sejahtera Astra, petani mengolah kopi menjadi green bean bahkan sudah mengolah menjadi kopi bubuk hingga pendapatan meningkat. Namun, kata dia, masih ada tantangan yang dihadapi petani.
"Kini tantangannya bagaimana menjaga mutu dan menjaga kebersamaan di antara petani,” tutur Sholeh.
Untuk itu, digagas Sekolah Kopi RAISA yang didukung penuh oleh PT Astra Internasional Tbk. Di gedung berlantai dua seluas 10 kali 20 meter ini, petani kopi akan diajari proses pengolahan kopi dari hulu hingga hilir.
Tidak hanya itu saja, mereka yang tertarik menjadi barista, ahli pemanggang kopi (roaster), ahli mutu kopi (Coffee Grader) juga bisa belajar di sini. Termasuk, penikmat kopi bisa menyeduh kopi khas pegunungan Raung-Ijen di Sekolah Kopi RAISA.
Keberhasilan pendirian Sekolah Kopi RAISA akan direplikasikan di Cikajang, Garut, Jawa Barat dan Gayo, Aceh juga melalui program Desa Sejahtera Astra.
Keberhasilan petani kopi Desa Rejo Agung Kecamatan Sumber Wringin dipuji CSR Manager PT Astra Internasional Tbk, Bima Krida Pamungkas.