Saling menularkan kemahiran
Untungnya, SMAN 77 juga terbiasa menggunakan sistem tutor sebaya. Sistem ini digunakan untuk saling menularkan kemahiran dalam menggunakan berbagai alternatif media belajar daring. Kepala sekolah pun kemudian membagi guru ke dalam beberapa kelompok.Setiap guru diminta mengusulkan aplikasi belajar yang ia kuasai. Guru yang sudah mahir dengan aplikasinya tersebut diberikan kesempatan memberi materi dan melatih sesama guru. “Misal, gimana sih memasukkan bahan ajar, bagaimana cara bikin soal, cara absen seperti apa,” terangnya.
Awal pelaksanaan PJJ diakui Sela adalah yang terberat. Tak satu pun guru siap memasuki masa PJJ yang datang seiring dengan ditetapkannya PSBB di Ibu Kota tersebut.
Pembelajaran daring yang ideal pun urung terwujud. Guru kala itu masih sebatas mengunggah PPT (paparan menggunakan PowerPoint) atau memberi tugas-tugas harian kepada siswa.
“Karena memang tidak ada yang siap dan belum ada bahan ajar yang kami buat di YouTube. Semua belum terbiasa. Semua orang di sekolah dihadapkan pada kondisi yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya,” ucap Sela.

Fauzul Amni, siswa kelas XI IPS I SMAN 77 Jakarta, tengah mengikuti pembelajaran daring. Foto: Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Persoalan tak selesai di situ, PJJ daring masih tertatih-tatih. Rumit, tak semudah dibayangkan. Pekan-pekan awal belajar mengunakan aplikasi pun tak berlangsung mulus. Banyak siswa telat login. Meski terbiasa bangun dan berangkat sekolah pagi, namun suasana belajar dari rumah memang menawarkan tantangan tersendiri.
“Banyak siswa bangun kesiangan, jadi kadang guru harus membangunkan. Mulai 05.30 WIB saya sudah ngomel di group WA (WhatsApp),” terang Sela.