Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva. Foto: Medcom.id
Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva. Foto: Medcom.id

Dubes Rusia Menjawab Histeria Invasi ke Ukraina dan Mobilisasi Pasukan

Fajar Nugraha, Marcheilla Ariesta • 15 Februari 2022 07:59

 
Apakah mereka akan membantu  dunia kita jadi jatuh stabil dan damai? Jawabannya sudah pasti tidak.
 
Itu sebabnya Rusia sangat berkomitmen pada Piagam PBB, norma dan aturan hukum internasional yang berlaku. Kami sangat menentang mereka kelompok eksklusif yang muncul seperti jamur ini yang dibentuk oleh pihak Barat.

8. Kembali ke krisis Rusia-Ukraina. Apakah ada jendela damai terkait dengan krisis ini?

Tentu saja. Itu yang kami inginkan, krisis harus dipecahkan. Ketika berbicara mengenai krisis kita bicara mengenai hal yang berbeda. Kami tidak ada niatan untuk menginvasi Ukraina. Kami tidak ingin perang, Kami belajar dari Perang Dunia II. Seperti Anda ketahui Rusia kehilangan 27 juta nyawa ketika perang dunia. Kami tidak hal itu terulang kembali.

Kami berbicara mengenai Perjanjian Minsk dan Kiev seharusnya memenuhi kesepakatan yang sudah menjadi komitmen bersama. Itu yang kami utarakan, tidak ada krisis di perbatanan Ukraina-Rusia.
 
Tetapi untuk wilayah Donbas, satu-satunya solusi adalah mengimplementasikan Perjanjian Minsk. Bagi kami tidak ada solusi militer. Satu-satunya solusi adalah implementasikan Perjanjian Minsk dan melanjutkan dialog serta konsultasi.

9. Mengenai rencana pemberian sanksi negara Barat, apakah hal ini adil untuk Rusia?

Apakah sanksi bisa adil? Satu-satunya badan di dunia  yang bisa menjatuhkan sanksi adalah Dewan Keamanan PBB. Semua sanksi unilateral adalah tidak sah. Sementara efek dari sanksi tidak memberikan hasil memuaskan.
 
Beberapa contoh seperti Iran yang dalam bawah sanksi,  apakah mereka berubah kebijakannya? Tidak. Kuba juga di bawah sanksi AS. Saat ini justru Kuba berkembang.
 
Rusia juga dalam bawah sanksi sejak 2014. Kami tidak takut sanksi. Hal itu tidak  berujung pada apapun yang membahayakan Rusia. Tentu saja ini tidak adil, karena sanksi seperti dihadapkan untuk memberikan tekanan politik. Sanksi juga menjadi instrumen kompetisi yang tidak adil, seperto contoh ketika Amerika Serikat mengancam untuk menerapkan sanksi kepada negara yang hendak membeli peralatan pertahanan dari Rusia.
 
Tentunya ini menjadi sebagai kompertisi yang tidak adil. Mereka mencoba untuk menjual alat militer mereka.

10. Kita beralih kepada hubungan Indonesia dan Rusia. Anda sebelumnya menyebutkan mengenai Quad, bisa dikatakan mereka adalah kelompok elite di antara raksasa politik di dunia. Bagaimana Rusia menilai konsep Indo-Pasifik dari Indonesia?

Konsep Indo-Pasifik yang dihasilkan oleh Indonesia yang menjadi dasar Indo-pasifik untuk ASEAN, kami mendukungnya, karena sifatnya sangat inklusif. Bahkan konsep Indo-pasifik Indonesia mempromosikan transparansi, kerja sama dan inklusivitas.
 




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan