FITNESS & HEALTH
Viral Mertua Larang Menantu Melahirkan Caesar, Ini Beberapa Kondisi yang Harus Diketahui
Medcom
Rabu 21 Juni 2023 / 12:10
Jakarta: Belakangan ini viral video di media sosial mengenai ibu mertua yang tak mau menerima ajakan Puskesmas Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten agar menantunya dirujuk. Akibatnya, janin si bayi meninggal dunia.
Puskesmas merujuk karena tidak boleh melakukan persalinan jika dengan caesar. Ibu mertua dari korban itu memaksa untuk terus melahirkan normal.
Proses persalinan menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Naas, perihal persalinan normal dan caesar masih menjadi tabu di Indonesia, meski sudah banyak kampanye perihal ini. Tidak sedikit orang yang menganggap persalinan caesar berarti tidak sempurna.
Padahal, kedua cara itu tidak ada masalah. Persalinan sejatinya untuk menyambut kelahiran janin yang telah dikandung selama sembilan bulan lamanya. Bukan menjadi ajang gengsi soal normal atau tidak normal dari sang ibu yang melahirkan.
Menurut dr. Airindya Bella dalam Alodokter, ada beberapa hal yang bisa menentukan mengapa seorang ibu harus melakukan persalinan secara caesar. Hal tersebut antara lain:
- Ibu memiliki kondisi medis yang tidak memungkinkannya untuk melahirkan secara normal, misalnya diabetes, preeklamsia, herpes di jalan lahir, HIV, penyakit jantung, atau plasenta previa
- Ibu akan melahirkan bayi kembar.
- Ukuran bayi cukup besar atau berada dalam posisi sungsang.
- Ibu memiliki panggul yang sempit.
- Proses pembukaan jalan lahir yang lambat.
- Pernah menjalani operasi caesar sebelumnya.
Jika menunda persalinan terlalu lama, maka akan membahayakan bagi ibu dan anak. Normalnya, waktu persalinan selama 12–18 jam bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan. Sementara itu, ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu kali persalinannya bisa beberapa jam lebih cepat dari waktu tersebut.
Menurut dr. Merry Dame Cristy Pane dalam Alodokter, waktu persalinan yang berlangsung lebih lama berpotensi membahayakan kesehatan bayi. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang dapat muncul, antara lain:
Proses persalinan yang terlalu lama bisa membuat bayi kekurangan oksigen. Semakin lama bayi kekurangan oksigen, semakin lebih parah efek yang akan dialaminya.
Kondisi ini bisa membuat bayi lahir dengan kesulitan bernapas, detak jantung lemah, otot lemas atau lunglai, dan kerusakan organ, terutama otak. Fatalnya, bayi bisa mengalami gangguan organ parah hingga meninggal dunia.
Persalinan yang terlalu lama bisa membuat detak jantung bayi tidak normal. Normalnya, detak jantung bayi yang baru lahir berkisar antara 120–160 denyut per menit. Jika detak jantung kurang dari 120 atau lebih dari 160 per menit, kondisi ini dapat dianggap tidak normal.
Proses persalinan yang lama bisa membuat bayi stres dan mengeluarkan tinja pertamanya atau mekonium. Mekonium bisa bercampur dengan cairan ketuban dan terhirup oleh bayi, sehingga masuk ke dalam paru-parunya. Ini bisa membuat gangguan pernapasan.
Proses persalinan yang terlalu lama bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi di dalam rahim atau ketuban yang disebut korioamnionitis. Kondisi ini terjadi ketika bakteri telah menginfeksi kantong dan cairan ketuban yang mengelilingi janin.
Baik ibu atau janin, jika tidak segera melakukan persalinan, akan membahayakan keduanya. Nyawa bisa menjadi ancaman. Jika pun ibu selamat, akan meninggalkan rasa traumatis.
Keputusan untuk menempuh metode persalinan normal atau caesar pada akhirnya akan disesuaikan dengan hasil konsultasi dan pemeriksaan oleh dokter kandungan atau bidan. Namun, jika memang diharuskan caesar, jangan tidak percaya diri!
Persalinan normal atau caesar memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maka dari itu, kamu perlu menyadari bahwa persalinan caesar atau normal memiliki satu tujuan, yakni melahirkan bayi yang telah ditunggu-tunggu.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Puskesmas merujuk karena tidak boleh melakukan persalinan jika dengan caesar. Ibu mertua dari korban itu memaksa untuk terus melahirkan normal.
Proses persalinan menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Naas, perihal persalinan normal dan caesar masih menjadi tabu di Indonesia, meski sudah banyak kampanye perihal ini. Tidak sedikit orang yang menganggap persalinan caesar berarti tidak sempurna.
Padahal, kedua cara itu tidak ada masalah. Persalinan sejatinya untuk menyambut kelahiran janin yang telah dikandung selama sembilan bulan lamanya. Bukan menjadi ajang gengsi soal normal atau tidak normal dari sang ibu yang melahirkan.
Menurut dr. Airindya Bella dalam Alodokter, ada beberapa hal yang bisa menentukan mengapa seorang ibu harus melakukan persalinan secara caesar. Hal tersebut antara lain:
- Ibu memiliki kondisi medis yang tidak memungkinkannya untuk melahirkan secara normal, misalnya diabetes, preeklamsia, herpes di jalan lahir, HIV, penyakit jantung, atau plasenta previa
- Ibu akan melahirkan bayi kembar.
- Ukuran bayi cukup besar atau berada dalam posisi sungsang.
- Ibu memiliki panggul yang sempit.
- Proses pembukaan jalan lahir yang lambat.
- Pernah menjalani operasi caesar sebelumnya.
Jika menunda persalinan terlalu lama, maka akan membahayakan bagi ibu dan anak. Normalnya, waktu persalinan selama 12–18 jam bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan. Sementara itu, ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu kali persalinannya bisa beberapa jam lebih cepat dari waktu tersebut.
Menurut dr. Merry Dame Cristy Pane dalam Alodokter, waktu persalinan yang berlangsung lebih lama berpotensi membahayakan kesehatan bayi. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang dapat muncul, antara lain:
1. Bayi kekurangan oksigen dalam kandungan
Proses persalinan yang terlalu lama bisa membuat bayi kekurangan oksigen. Semakin lama bayi kekurangan oksigen, semakin lebih parah efek yang akan dialaminya.
Kondisi ini bisa membuat bayi lahir dengan kesulitan bernapas, detak jantung lemah, otot lemas atau lunglai, dan kerusakan organ, terutama otak. Fatalnya, bayi bisa mengalami gangguan organ parah hingga meninggal dunia.
2. Bayi alami detak jantung tidak normal
Persalinan yang terlalu lama bisa membuat detak jantung bayi tidak normal. Normalnya, detak jantung bayi yang baru lahir berkisar antara 120–160 denyut per menit. Jika detak jantung kurang dari 120 atau lebih dari 160 per menit, kondisi ini dapat dianggap tidak normal.
3. Gangguan napas pada bayi
Proses persalinan yang lama bisa membuat bayi stres dan mengeluarkan tinja pertamanya atau mekonium. Mekonium bisa bercampur dengan cairan ketuban dan terhirup oleh bayi, sehingga masuk ke dalam paru-parunya. Ini bisa membuat gangguan pernapasan.
4. Infeksi rahim
Proses persalinan yang terlalu lama bisa meningkatkan risiko terjadinya infeksi di dalam rahim atau ketuban yang disebut korioamnionitis. Kondisi ini terjadi ketika bakteri telah menginfeksi kantong dan cairan ketuban yang mengelilingi janin.
5. Merenggut nyawa
Baik ibu atau janin, jika tidak segera melakukan persalinan, akan membahayakan keduanya. Nyawa bisa menjadi ancaman. Jika pun ibu selamat, akan meninggalkan rasa traumatis.
Keputusan untuk menempuh metode persalinan normal atau caesar pada akhirnya akan disesuaikan dengan hasil konsultasi dan pemeriksaan oleh dokter kandungan atau bidan. Namun, jika memang diharuskan caesar, jangan tidak percaya diri!
Persalinan normal atau caesar memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Maka dari itu, kamu perlu menyadari bahwa persalinan caesar atau normal memiliki satu tujuan, yakni melahirkan bayi yang telah ditunggu-tunggu.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)