FAMILY
Tingkat Persalinan Caesar Meningkat, Ini Dampak Kesehatan untuk Moms dan Bayi
A. Firdaus
Selasa 17 Desember 2024 / 10:15
Jakarta: Kelahiran merupakan proses yang menandakan dimulainya kehidupan baru baik bagi anak maupun orang tua. Oleh sebab itu, setiap proses kelahiran, baik melalui kelahiran pervaginam maupun kelahiran cesar (Section-Caesarea) merupakan proses kelahiran yang mulia dan bermakna bagi Moms.
Berbeda dengan persalinan normal, jumlah persalinan section-caesarea (SR) atau caesar terus meningkat di Indonesia hingga mencapai 25,9% atau lebih dari 1 di antara 4 di tahun 2023 dan sebanyak 40,8% DKI Jakarta, dari semua kelahiran. Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat di dekade mendatang.
Di Indonesia, tingkat persalinan caesar di Indonesia naik dalam 5 tahun terakhir. Prevalensi persalinan dengan metode caesar dalam skala nasional meningkat dari 17,6% menjadi 25,9%
Persalinan sesar dapat menyebabkan Moms menderita nyeri fisik pasca melahirkan dan mengalami pemulihan pascanatal yang lebih lama dan lebih sulit. Kondisi ini juga dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis ibu.
Baca juga: Sebelum Menjalani Operasi Cesar, Berikut yang Harus Diketahui Bumil
Karena itu, pasca caesar, Moms kemungkinan akan lebih fokus kepada pemulihan kesehatannya. Kesadaran tentang dampak negatif operasi cesar pada bayi masih sangat rendah.
Faktanya satu dari lima calon Moms yang mengetahui hal ini. Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan perkembangan kesehatan Ibu dan bayi setelah proses kelahiran sehingga keduanya sehat.
"Jika dilakukan sesuai indikasi medis, operasi caesar dapat mencegah mortalitas dan morbiditas ibu dan anak secara efektif. Meskipun demikian, perbedaan dampak kedua kelahiran ini tentu berbeda juga pada anak," kata dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG dalam acara C-Section Awareness Month Rumah Sakit Brawijaya Group.
Pertama, akan secara alami terpapar bakteri baik pada jalan lahir ibu, seperti Bifidobacteria, Lactobacillus, Prevotella. Bakteri ini merupakan bakteri yang dapat menunjang perkembangan imunitas serta maturitas saluran cerna anak.
Kedua, kelahiran cesar dapat menyebabkan anak terpapar bakteri buruk (patogen) yang berada pada permukaan kulit Ibu seperti dominasi Staphylococcus, Corynebacterium, dan Propionibacterium spp. Paparan bakteri ini berisiko mengganggu keseimbangan bakteri di dalam usus (disbiosis) pada anak dan kesehatan anak di kemudian hari.
"Disbiosis usus, merupakan sebutan untuk ketidakseimbangan jumlah mikrobiota baik dan buruk (patogen) yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi usus dan mengaktifkan sel-sel inflamasi, serta berhubungan dengan berbagai penyakit," ujar dr. Dinda.
Disbiosis usus ini dapat berisiko meningkatkan risiko penyakit asma sebesar 41%, alergi sebanyak 21%, infeksi pernapasan sebanyak 29% dan tingkat skor kemampuan numerik yang lebih rendah (hingga 10% standar deviasi) di masa pertumbuhannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Berbeda dengan persalinan normal, jumlah persalinan section-caesarea (SR) atau caesar terus meningkat di Indonesia hingga mencapai 25,9% atau lebih dari 1 di antara 4 di tahun 2023 dan sebanyak 40,8% DKI Jakarta, dari semua kelahiran. Jumlah ini diprediksi akan terus meningkat di dekade mendatang.
Di Indonesia, tingkat persalinan caesar di Indonesia naik dalam 5 tahun terakhir. Prevalensi persalinan dengan metode caesar dalam skala nasional meningkat dari 17,6% menjadi 25,9%
Persalinan sesar dapat menyebabkan Moms menderita nyeri fisik pasca melahirkan dan mengalami pemulihan pascanatal yang lebih lama dan lebih sulit. Kondisi ini juga dapat memengaruhi kesejahteraan psikologis ibu.
Baca juga: Sebelum Menjalani Operasi Cesar, Berikut yang Harus Diketahui Bumil
Karena itu, pasca caesar, Moms kemungkinan akan lebih fokus kepada pemulihan kesehatannya. Kesadaran tentang dampak negatif operasi cesar pada bayi masih sangat rendah.
Faktanya satu dari lima calon Moms yang mengetahui hal ini. Oleh sebab itu, penting untuk memperhatikan perkembangan kesehatan Ibu dan bayi setelah proses kelahiran sehingga keduanya sehat.
"Jika dilakukan sesuai indikasi medis, operasi caesar dapat mencegah mortalitas dan morbiditas ibu dan anak secara efektif. Meskipun demikian, perbedaan dampak kedua kelahiran ini tentu berbeda juga pada anak," kata dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG dalam acara C-Section Awareness Month Rumah Sakit Brawijaya Group.
Pertama, akan secara alami terpapar bakteri baik pada jalan lahir ibu, seperti Bifidobacteria, Lactobacillus, Prevotella. Bakteri ini merupakan bakteri yang dapat menunjang perkembangan imunitas serta maturitas saluran cerna anak.
Kedua, kelahiran cesar dapat menyebabkan anak terpapar bakteri buruk (patogen) yang berada pada permukaan kulit Ibu seperti dominasi Staphylococcus, Corynebacterium, dan Propionibacterium spp. Paparan bakteri ini berisiko mengganggu keseimbangan bakteri di dalam usus (disbiosis) pada anak dan kesehatan anak di kemudian hari.
"Disbiosis usus, merupakan sebutan untuk ketidakseimbangan jumlah mikrobiota baik dan buruk (patogen) yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi usus dan mengaktifkan sel-sel inflamasi, serta berhubungan dengan berbagai penyakit," ujar dr. Dinda.
Disbiosis usus ini dapat berisiko meningkatkan risiko penyakit asma sebesar 41%, alergi sebanyak 21%, infeksi pernapasan sebanyak 29% dan tingkat skor kemampuan numerik yang lebih rendah (hingga 10% standar deviasi) di masa pertumbuhannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)