FITNESS & HEALTH
Sebelum Menjalani Operasi Cesar, Berikut yang Harus Diketahui Bumil
Mia Vale
Kamis 25 Juli 2024 / 11:27
Jakarta: Saat menjalani kehamilan selama sembilan bulan, tentunya calon ibu tidak akan sabar ingin menatap wajah buah hatinya lahir ke dunia. Dan sebagai akhir dari proses kehamilan ini Moms akan melalui proses persalinan.
Dan ini bisa dilalui dengan persalinan normal atau persalinan cesar. Tentunya kedua persalinan ini memiliki aturan dan risikonya masing-masing.
Namun bagaimana bila persalinan yang dijalani membawa efek yang cukup fatal bagi kesehatan Moms? Hal inilah yang dialami oleh seorang ibu berinisial V (39), asal kota Bogor.
Wanita ini disinyalir menjadi korban malpraktik salah satu rumah sakit di Bogor di mana dirinya menderita kerusakan otak usai menjalanin operasi persalinan cesar di rumah sakit tersebut.
Dan sekarang kasus ini sedang diusut oleh Polresta Bogor Kota. Sebenarnya, apa yang harus diperhatikan kala bumil memutuskan untuk menjalani operasi cesar?
.jpg)
(Moms bisa mendiskusikan lebih lanjut dengan dokter untuk tahu tindakan terbaik yang bisa dilakukan dalam operasi cesar. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Operasi cesar dilakukan sebagai penanganan darurat jika kondisi kehamilan membahayakan nyawa ibu atau janin. Walaupun kenyataannya banyak pula bumil yang memutuskan untuk operasi cesar karena merasa dirinya tidak kuat untuk persalinan normal atau memilih tanggal tertentu untuk kelahiran bayinya.
Ya, menukil laman UTSW Medical Center, umumnya dokter kandungan akan merekomendasikan operasi cesar terencana jika kehamilannya melibatkan:
Proses persalinan ini umumnya aman untuk dijalani. Namun, tidak disarakan bagi bumil yang memiliki gangguan kesehatan, seperti, sakit paru parah, gangguan pembekuan darah berat, riwayat operasi cesar berulang melebihi batas aman atau perut yang besar.
Sebelum menjalani operasi caesar, mengutip laman Alodokter, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pasien, yaitu:
- Menjalani tes darah agar dokter dapat mengetahui golongan darah dan kadar hemoglobin pasien, sebagai persiapan jika pasien membutuhkan transfusi darah selama operasi
- Menjalani tes amniocentesis untuk mengetahui apakah kondisi paru-paru janin telah terbentuk dengan baik, terutama jika ibu hamil perlu menjalani operasi caesar pada usia kehamilan di bawah 39 minggu
Satu hari sebelum dan pada pagi hari sebelum operasi caesar, pasien akan diminta untuk mandi dengan menggunakan sabun antiseptik. Pasien juga disarankan untuk memotong kuku di jari tangan dan kaki.
Baik normal ataupun cesar pasti memiliki risiko dalam prosesnya, baik pada ibu ataupun bayi. Pada ibu, komplikasi yang bisa terjadi menurut Robyn Horsager-Boehrer, M.D, seorang dokter kandungan, adalah, perdarahan parah, reaksi alergi terhadap obat bius, cedera operasi seperti sayatan pada kandung kemih atau usus, infeksi luka operasi, sampai gangguan pada kehamilan berikutnya, seperti plasenta akreta.
Sedangkan komplikasi yang bisa terjadi pada bayi, seperti, gangguan pernapasan atau luka di kulit bayi akibat terkena pisau bedah.
Tapi, bila Moms mengalami sejumlah gejala setelah operasi cesar seperti sesak napas, demam tinggi lebih dari 24 jam, nyeri hebat di perut dan luka bekas operasi, atau keluar banyak cairan dan darah dari luka operasi, segera hibungi dokter atau segera pergi ie rumah sakit.
Ingat, konsultasikan dengam dokter terkait cara persalinan yang tepat untuk Moms. Ini untuk mencegah terjadinya ruptur uteri - kondisi ketika dinding rahim mengalami robekan akibat cedera yang terjadi selama proses persalinan normal kala melahirkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dan ini bisa dilalui dengan persalinan normal atau persalinan cesar. Tentunya kedua persalinan ini memiliki aturan dan risikonya masing-masing.
Namun bagaimana bila persalinan yang dijalani membawa efek yang cukup fatal bagi kesehatan Moms? Hal inilah yang dialami oleh seorang ibu berinisial V (39), asal kota Bogor.
Wanita ini disinyalir menjadi korban malpraktik salah satu rumah sakit di Bogor di mana dirinya menderita kerusakan otak usai menjalanin operasi persalinan cesar di rumah sakit tersebut.
Dan sekarang kasus ini sedang diusut oleh Polresta Bogor Kota. Sebenarnya, apa yang harus diperhatikan kala bumil memutuskan untuk menjalani operasi cesar?
Indikasi operasi cesar
.jpg)
(Moms bisa mendiskusikan lebih lanjut dengan dokter untuk tahu tindakan terbaik yang bisa dilakukan dalam operasi cesar. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Operasi cesar dilakukan sebagai penanganan darurat jika kondisi kehamilan membahayakan nyawa ibu atau janin. Walaupun kenyataannya banyak pula bumil yang memutuskan untuk operasi cesar karena merasa dirinya tidak kuat untuk persalinan normal atau memilih tanggal tertentu untuk kelahiran bayinya.
Ya, menukil laman UTSW Medical Center, umumnya dokter kandungan akan merekomendasikan operasi cesar terencana jika kehamilannya melibatkan:
- - Persalinan normal tidak berjalan dengan baik atau terjadi perdarahan hebat
- - Infeksi, seperti infeksi herpes genital atau HIV
- - Tekanan darah meningkat dan terdapat protein dalam urine (preeklamsia)
- - Posisi plasenta yang terlalu turun (plasenta previa)
- - Kehamilan kembar
- - Ada kelainan bawaan tertentu pada bayi
- - Pernah menjalani operasi caesar sebelumnya
Dianjurkan tidak operasi cesar
Proses persalinan ini umumnya aman untuk dijalani. Namun, tidak disarakan bagi bumil yang memiliki gangguan kesehatan, seperti, sakit paru parah, gangguan pembekuan darah berat, riwayat operasi cesar berulang melebihi batas aman atau perut yang besar.
Sebelum operasi cesar
Sebelum menjalani operasi caesar, mengutip laman Alodokter, ada beberapa hal yang perlu dilakukan pasien, yaitu:
- Menjalani tes darah agar dokter dapat mengetahui golongan darah dan kadar hemoglobin pasien, sebagai persiapan jika pasien membutuhkan transfusi darah selama operasi
- Menjalani tes amniocentesis untuk mengetahui apakah kondisi paru-paru janin telah terbentuk dengan baik, terutama jika ibu hamil perlu menjalani operasi caesar pada usia kehamilan di bawah 39 minggu
Satu hari sebelum dan pada pagi hari sebelum operasi caesar, pasien akan diminta untuk mandi dengan menggunakan sabun antiseptik. Pasien juga disarankan untuk memotong kuku di jari tangan dan kaki.
Komplikasi yang bisa timbul
Baik normal ataupun cesar pasti memiliki risiko dalam prosesnya, baik pada ibu ataupun bayi. Pada ibu, komplikasi yang bisa terjadi menurut Robyn Horsager-Boehrer, M.D, seorang dokter kandungan, adalah, perdarahan parah, reaksi alergi terhadap obat bius, cedera operasi seperti sayatan pada kandung kemih atau usus, infeksi luka operasi, sampai gangguan pada kehamilan berikutnya, seperti plasenta akreta.
Sedangkan komplikasi yang bisa terjadi pada bayi, seperti, gangguan pernapasan atau luka di kulit bayi akibat terkena pisau bedah.
Tapi, bila Moms mengalami sejumlah gejala setelah operasi cesar seperti sesak napas, demam tinggi lebih dari 24 jam, nyeri hebat di perut dan luka bekas operasi, atau keluar banyak cairan dan darah dari luka operasi, segera hibungi dokter atau segera pergi ie rumah sakit.
Ingat, konsultasikan dengam dokter terkait cara persalinan yang tepat untuk Moms. Ini untuk mencegah terjadinya ruptur uteri - kondisi ketika dinding rahim mengalami robekan akibat cedera yang terjadi selama proses persalinan normal kala melahirkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)