FITNESS & HEALTH
Jangan Remehkan Asam Urat, Bisa Berisiko Penyakit Ginjal
Mia Vale
Jumat 18 April 2025 / 17:43
Jakarta: Asam urat merupakan komplikasi dari suatu kondisi yang disebut hiperurisemia. Hiperurisemia terjadi ketika kadar asam urat meningkat dalam tubuh. Asam urat terbentuk dari pemecahan purin yang ditemukan dalam beberapa makanan.
Gejala-gejala asam urat juga kerap diabaikan oleh banyak orang karena dianggap hanya sebagai nyeri sendi biasa. Padahal, jika asam urat tidak dikelola dengan baik, kadar urat dalam darah yang terus meningkat bisa menyebabkan komplikasi serius.
Penyakit ginjal sendiri dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengeluarkan asam urat dan dapat meningkatkan risiko terkena asam urat.
Hubungan terbalik juga telah diketahui di mana orang dengan asam urat tampaknya lebih sering mengalami penyakit ginjal. Jadi, teruslah membaca untuk memelajari lebih lanjut tentang hubungan antara asam urat dan penyakit ginjal.
Baca juga: 5 Obat Alami untuk Kurangi Gejala Asam Urat
Asam urat dan penyakit ginjal kronis sering terjadi bersamaan. Beberapa penelitian yang dinukil dari Healthline menunjukkan bahwa kadar asam urat yang tinggi dapat membahayakan ginjal dan dapat berkontribusi pada perkembangan dan progresi penyakit ginjal.
Namun, hubungan antara asam urat dan penyakit ginjal masih kontroversial. Hubungan tersebut mungkin juga sebagian dijelaskan oleh tingginya tingkat faktor risiko bersama, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Dalam sebuah studi tahun 2018, para peneliti menemukan bahwa, setelah disesuaikan dengan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, dan masalah kesehatan lainnya, orang dengan asam urat 1,78 kali lebih mungkin mengembangkan penyakit ginjal kronis stadium 3 atau lebih besar daripada orang tanpa asam urat. Dan penyakit ginjal kronis stadium 3 dianggap sebagai tingkat keparahan sedang.
.jpg)
(Asam urat yang berlebihan dapat membentuk kristal yang merusak struktur ginjal. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Asam urat dapat berkembang jika tubuh menghasilkan terlalu banyak asam urat, tidak mengeluarkan cukup asam urat, atau kombinasi keduanya. Ekskresi asam urat urine yang terganggu menyebabkan hiperurisemia berkisar 90 persen kasus.
Berkisar dua pertiga asam urat disaring melalui ginjal dan sepertiga sisanya terjadi melalui saluran pencernaan. Penyakit ginjal akut atau kronis dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk mengeluarkan asam urat dan berpotensi berkontribusi pada perkembangan asam urat.
Baca juga: Hidup dengan Satu Ginjal, Ini Tips Sehat ala Acha Septriasa
Untuk memahami bagaimana asam urat bisa berujung pada terapi cuci darah, kita perlu memahami mekanisme penyakit ini lebih dalam. Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin, yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti daging merah, jeroan, serta makanan laut.
Tubuh biasanya mengeluarkan asam urat melalui ginjal dan urine. Namun, ketika produksi asam urat meningkat atau ginjal tidak mampu mengeluarkannya dengan baik, kadar asam urat dalam darah akan naik, kondisi yang dikenal sebagai hiperurisemia.
Hiperurisemia yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pembentukan kristal asam urat di berbagai bagian tubuh, termasuk di dalam ginjal. Berikut beberapa alasan yang dinukil dari Klikdokter mengenai mengapa asam urat bisa menyebabkan kerusakan ginjal dan akhirnya memerlukan cuci darah.
Kristal asam urat dapat mengendap di ginjal dan membentuk batu ginjal. Jika tidak diobati, batu ginjal ini bisa menyebabkan obstruksi saluran kemih, mengganggu aliran urine, dan merusak jaringan ginjal.
Kristal asam urat yang mengendap di ginjal dapat menyebabkan peradangan kronis pada ginjal, yang disebut nefropati asam urat. Peradangan ini bisa memicu kerusakan jaringan ginjal secara bertahap, mengurangi kemampuan ginjal untuk menyaring racun dari darah.
Jika nefropati asam urat tidak segera diatasi, ginjal akan semakin rusak. Penurunan fungsi ginjal yang terus-menerus ini lama kelamaan akan berkembang menjadi gagal ginjal kronis. Pada tahap ini, ginjal tidak lagi mampu menjalankan fungsinya untuk menyaring darah, dan pasien akan membutuhkan terapi pengganti ginjal seperti cuci darah atau transplantasi ginjal.
Hiperurisemia juga berhubungan dengan risiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dan aterosklerosis (penebalan dinding pembuluh darah). Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, yang pada akhirnya memperburuk kerusakan ginjal.
Ingat, asam urat merupakan radang sendi yang menyebabkan nyeri sendi kambuh secara tiba-tiba, sering kali pada jempol kaki. Penyakit ginjal dapat menyebabkan penumpukan asam urat dalam tubuh dan perkembangan asam urat. Sebaliknya, asam urat dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan membuat kamu lebih rentan terkena penyakit ginjal kronis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Gejala-gejala asam urat juga kerap diabaikan oleh banyak orang karena dianggap hanya sebagai nyeri sendi biasa. Padahal, jika asam urat tidak dikelola dengan baik, kadar urat dalam darah yang terus meningkat bisa menyebabkan komplikasi serius.
Penyakit ginjal sendiri dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengeluarkan asam urat dan dapat meningkatkan risiko terkena asam urat.
Hubungan terbalik juga telah diketahui di mana orang dengan asam urat tampaknya lebih sering mengalami penyakit ginjal. Jadi, teruslah membaca untuk memelajari lebih lanjut tentang hubungan antara asam urat dan penyakit ginjal.
Baca juga: 5 Obat Alami untuk Kurangi Gejala Asam Urat
Bisakah asam urat menyebabkan penyakit ginjal?
Asam urat dan penyakit ginjal kronis sering terjadi bersamaan. Beberapa penelitian yang dinukil dari Healthline menunjukkan bahwa kadar asam urat yang tinggi dapat membahayakan ginjal dan dapat berkontribusi pada perkembangan dan progresi penyakit ginjal.
Namun, hubungan antara asam urat dan penyakit ginjal masih kontroversial. Hubungan tersebut mungkin juga sebagian dijelaskan oleh tingginya tingkat faktor risiko bersama, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Dalam sebuah studi tahun 2018, para peneliti menemukan bahwa, setelah disesuaikan dengan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, dan masalah kesehatan lainnya, orang dengan asam urat 1,78 kali lebih mungkin mengembangkan penyakit ginjal kronis stadium 3 atau lebih besar daripada orang tanpa asam urat. Dan penyakit ginjal kronis stadium 3 dianggap sebagai tingkat keparahan sedang.
Penyakit ginjal sebabkan asam urat, bisakah?
.jpg)
(Asam urat yang berlebihan dapat membentuk kristal yang merusak struktur ginjal. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Asam urat dapat berkembang jika tubuh menghasilkan terlalu banyak asam urat, tidak mengeluarkan cukup asam urat, atau kombinasi keduanya. Ekskresi asam urat urine yang terganggu menyebabkan hiperurisemia berkisar 90 persen kasus.
Berkisar dua pertiga asam urat disaring melalui ginjal dan sepertiga sisanya terjadi melalui saluran pencernaan. Penyakit ginjal akut atau kronis dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk mengeluarkan asam urat dan berpotensi berkontribusi pada perkembangan asam urat.
Baca juga: Hidup dengan Satu Ginjal, Ini Tips Sehat ala Acha Septriasa
Asam urat bisa berujung cuci darah?
Untuk memahami bagaimana asam urat bisa berujung pada terapi cuci darah, kita perlu memahami mekanisme penyakit ini lebih dalam. Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin, yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti daging merah, jeroan, serta makanan laut.
Tubuh biasanya mengeluarkan asam urat melalui ginjal dan urine. Namun, ketika produksi asam urat meningkat atau ginjal tidak mampu mengeluarkannya dengan baik, kadar asam urat dalam darah akan naik, kondisi yang dikenal sebagai hiperurisemia.
Hiperurisemia yang tidak terkontrol dapat menyebabkan pembentukan kristal asam urat di berbagai bagian tubuh, termasuk di dalam ginjal. Berikut beberapa alasan yang dinukil dari Klikdokter mengenai mengapa asam urat bisa menyebabkan kerusakan ginjal dan akhirnya memerlukan cuci darah.
Pembentukan batu ginjal
Kristal asam urat dapat mengendap di ginjal dan membentuk batu ginjal. Jika tidak diobati, batu ginjal ini bisa menyebabkan obstruksi saluran kemih, mengganggu aliran urine, dan merusak jaringan ginjal.
Peradangan pada ginjal (Nefropati asam urat)
Kristal asam urat yang mengendap di ginjal dapat menyebabkan peradangan kronis pada ginjal, yang disebut nefropati asam urat. Peradangan ini bisa memicu kerusakan jaringan ginjal secara bertahap, mengurangi kemampuan ginjal untuk menyaring racun dari darah.
Gagal ginjal kronis
Jika nefropati asam urat tidak segera diatasi, ginjal akan semakin rusak. Penurunan fungsi ginjal yang terus-menerus ini lama kelamaan akan berkembang menjadi gagal ginjal kronis. Pada tahap ini, ginjal tidak lagi mampu menjalankan fungsinya untuk menyaring darah, dan pasien akan membutuhkan terapi pengganti ginjal seperti cuci darah atau transplantasi ginjal.
Kerusakan pembuluh darah di ginjal
Hiperurisemia juga berhubungan dengan risiko hipertensi (tekanan darah tinggi) dan aterosklerosis (penebalan dinding pembuluh darah). Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di ginjal, yang pada akhirnya memperburuk kerusakan ginjal.
Ingat, asam urat merupakan radang sendi yang menyebabkan nyeri sendi kambuh secara tiba-tiba, sering kali pada jempol kaki. Penyakit ginjal dapat menyebabkan penumpukan asam urat dalam tubuh dan perkembangan asam urat. Sebaliknya, asam urat dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan membuat kamu lebih rentan terkena penyakit ginjal kronis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)