FAMILY

6 Tips Jika Anak Menjadi Sasaran Flip the Camera Challenge

A. Firdaus
Sabtu 13 Desember 2025 / 07:15
Jakarta: 'Flip the Camera Challenge' adalah sebuah tren media sosial yang kontroversial, di mana seseorang berpura-pura meminta orang lain merekam sebuah tarian, namun secara diam-diam membalik kamera (dari kamera depan ke kamera belakang) pada saat-saat terakhir untuk merekam reaksi orang yang tidak curiga tersebut.

Video rekaman tersebut kemudian diunggah ke media sosial untuk ditertawakan, sering kali menjadikan orang yang direkam tanpa sadar sebagai bahan lelucon.

Mengetahui bahwa anak menjadi sasaran tantangan 'Flip the Camera Challenge' bisa lebih menyakitkan daripada jika mereka hanya ikut serta, karena ini berarti anak mungkin mengalami perundungan yang bisa meninggalkan bekas emosional yang dalam.
Dilansir dari Parents, berikut adalah enam tips untuk para orang tua jika anaknya menjadi sasaran dari Flip the Camera Challenge:
 

1. Perhatikan tanda-tanda bahwa anak di-bully


Madison Szar, MD dari Bluebird Kids Health mengatakan beberapa tanda yang perlu diperhatikan jika anak dibully termasuk keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan seperti sakit kepala atau sakit perut, penurunan nilai akademik, perubahan kebiasaan makan atau tidur, atau jika anak tidak lagi tertarik pada hobi, aktivitas, atau teman-temannya.
 

2. Tekankan bahwa ini bukan salah anak


“Penting untuk menekankan kepada anak bahwa ini bukan salah mereka dan mereka tidak melakukan apa pun untuk pantas mendapatkan perhatian negatif semacam ini,” saran Lian Liu, PhD yang merupakan seorang psikolog anak dari Nemours Children's Health.
 

3. Ingatkan tentang orang baik yang bisa dipercaya


Menurut Anne Josephson, PsyD, MSEd penting juga untuk mengingatkan anak bahwa masih ada orang baik yang dapat dipercaya. Meskipun beberapa anak tidak memperlakukan mereka dengan hormat.
 

4. Berikan dukungan penuh sebagai orang tua


Alisha Simpson-Watt, LCSW, BCBA, LBA, Direktur Klinis Eksekutif dan Pendiri Collaborative ABA Services, LLC menyarankan untuk memberikan dukungan penuh.

Dukungan ini mencakup langkah-langkah praktis, seperti menghapus konten, melaporkan, serta mendengarkan keluhan tanpa interupsi.
 

5. Libatkan sekolah untuk perlindungan lebih lanjut


Sekolah juga bisa membantu dengan program anti-bullying untuk melindungi anak di lingkungan pendidikan. Ini memberikan lapisan perlindungan tambahan, sehingga anak tidak hanya mendapat dukungan di rumah tetapi juga di sekolah.
 

6. Ajarkan pencegahan untuk masa depan


Untuk mencegah anak menjadi sasaran tantangan serupa, bicarakan bahwa boleh saja menetapkan batas dan mengatakan “tidak” ketika sesuatu terasa salah. Hal ini dapat memberdayakan anak untuk melindungi diri sendiri dan membuat keputusan bijak di dunia digital. 

Secillia Nur Hafifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH