FITNESS & HEALTH
Fakta Atrial Fibrilasi, Detak Jantung Terlalu Cepat dan Cara Penanganannya
A. Firdaus
Rabu 03 Desember 2025 / 17:15
Jakarta: Kondisi jantung yang sehat memiliki irama jantung yang teratur untuk menstabilkan aliran darah ke seluruh tubuh. Normalnya, detak jantung manusia berkisar antara 60–100 beats per minute (bpm), dikutip dari situs resmi Siloam Hospitals..
Hal yang harus diwaspadai ialah jika kondisi irama jantung tidak teratur, dalam hal ini cenderung cepat, yang dikenal dengan istilah Atrial Fibrilasi. Pada kondisi ini, atrium (ruang jantung bagian atas), berdetak secara tidak teratur dan tidak sinkron dengan ruang jantung bagian bawah atau ventrikel.
Atrial Fibrilasi merupakan aritmia yang paling sering ditemui dalam praktik sehari-hari, dengan prevalensi sekitar satu hingga dua persen. Pada beberapa orang, kondisi ini mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun, sebagian lainnya dapat mengalami sejumlah keluhan, seperti jantung berdebar, sesak napas, dan pusing.
Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 1,5–3,5 kali lipat dan meningkatkan risiko terjadinya stroke sebesar lima kali lipat. Penderita Atrial Fibrilasi bisa mengalami beberapa komplikasi, di antaranya stroke, kardiomiopati, gagal jantung, penurunan fungsi kognitif dan demensia, dan gagal ginjal kronis.
Salah satu cara untuk menanganani Atrial Fibrilasi sedini mungkin dengan tindakan ablasi. Dengan tindakan ablasi dapat mencegah komplikasi stroke, terutama pada usia muda dan memperpanjang harapan hidup. Siloam Hospitals TB Simatupang salah satu rujukan rumah sakit yang dapat melakukan tindakan ablasi terbaik.
"Di Siloam Hospitals TB Simatupang, prosedur ablasi dengan teknologi terkini seperti RFA (Radio Frequency Ablation), CBA (Cryo Ballon Ablation) dan PFA (Pulse Field Ablation) telah menjadi pilihan dalam tata laksana aritmia," ujar Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dan Kepala Staf Medis Fungsional Bidang Kardiologi Siloam Hospitals TB Simatupang Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP (K), FIHA, dikutip keterangan tertulis, Senin, 1 Desember 2025.
"Kami juga telah melakukan prosedur kardioneuro ablasi pada pasien mengalami Syncope/pingsan karena aktivitas saraf vagus yang berlebihan dan berhasil membantu pasien beraktivitas dengan normal,” kata Ahli Aritmia di Indonesia itu.
Ablasi dilakukan dengan memasukkan kateter kecil melalui pembuluh darah ke jantung, untuk memetakan jaringan jantung yang terlalu aktif. Kemudian, energi khusus (radio frequency, cryo atau pulse field) diberikan untuk menenangkan jaringan tersebut. Prosedur dilakukan dengan bius lokal dan luka yang minimal, sehingga pasien dapat pulang dalam waktu singkat.
Hingga November 2025, Siloam TB Simatupang meraih prestasi di bidang kardiologi untuk penanganan berbagai prosedur diagnosis dan intervensi pada jantung dan pembuluh darah. Khususnya untuk tindakan ablasi,
Siloam Hospitals TB Simatupang telah melakukan lebih dari 100 prosedur ablasi. Selain itu, Siloam Hospitals TB Simatupang juga telah melakukan Cardioneuroablation (CNA)/kardioneuroablasi, yaitu prosedur ablasi kateter jantung yang bertujuan untuk menenangkan saraf otonom yang terlalu aktif dan mengganggu irama jantung. Dengan kardioneuroablasi, aktivitas saraf otonom bisa menjadi lebih baik
Selain unit kardiologi, unit neuroscience juga membukukan prestasi, di mana sejak 2020, Siloam Hospitals TB Simatupang secara konsisten mendapatkan ANGELS Awards. Kali ini, Siloam Hospitals TB Simatupang kembali meraih Status Diamond ANGELS Awards dari World Stroke Organization untuk kuartal ke-3 tahun 2025.
Ini merupakan yang ke-11 kalinya Siloam Hospitals TB Simatupang meraih Status Diamond secara konsisten sejak tahun 2022. Diamond Status merupakan penghargaan tertinggi dalam penanganan kasus stroke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Hal yang harus diwaspadai ialah jika kondisi irama jantung tidak teratur, dalam hal ini cenderung cepat, yang dikenal dengan istilah Atrial Fibrilasi. Pada kondisi ini, atrium (ruang jantung bagian atas), berdetak secara tidak teratur dan tidak sinkron dengan ruang jantung bagian bawah atau ventrikel.
Atrial Fibrilasi merupakan aritmia yang paling sering ditemui dalam praktik sehari-hari, dengan prevalensi sekitar satu hingga dua persen. Pada beberapa orang, kondisi ini mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun, sebagian lainnya dapat mengalami sejumlah keluhan, seperti jantung berdebar, sesak napas, dan pusing.
Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat meningkatkan risiko kematian sebesar 1,5–3,5 kali lipat dan meningkatkan risiko terjadinya stroke sebesar lima kali lipat. Penderita Atrial Fibrilasi bisa mengalami beberapa komplikasi, di antaranya stroke, kardiomiopati, gagal jantung, penurunan fungsi kognitif dan demensia, dan gagal ginjal kronis.
Tindakan ablasi
Salah satu cara untuk menanganani Atrial Fibrilasi sedini mungkin dengan tindakan ablasi. Dengan tindakan ablasi dapat mencegah komplikasi stroke, terutama pada usia muda dan memperpanjang harapan hidup. Siloam Hospitals TB Simatupang salah satu rujukan rumah sakit yang dapat melakukan tindakan ablasi terbaik.
"Di Siloam Hospitals TB Simatupang, prosedur ablasi dengan teknologi terkini seperti RFA (Radio Frequency Ablation), CBA (Cryo Ballon Ablation) dan PFA (Pulse Field Ablation) telah menjadi pilihan dalam tata laksana aritmia," ujar Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dan Kepala Staf Medis Fungsional Bidang Kardiologi Siloam Hospitals TB Simatupang Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP (K), FIHA, dikutip keterangan tertulis, Senin, 1 Desember 2025.
"Kami juga telah melakukan prosedur kardioneuro ablasi pada pasien mengalami Syncope/pingsan karena aktivitas saraf vagus yang berlebihan dan berhasil membantu pasien beraktivitas dengan normal,” kata Ahli Aritmia di Indonesia itu.
Ablasi dilakukan dengan memasukkan kateter kecil melalui pembuluh darah ke jantung, untuk memetakan jaringan jantung yang terlalu aktif. Kemudian, energi khusus (radio frequency, cryo atau pulse field) diberikan untuk menenangkan jaringan tersebut. Prosedur dilakukan dengan bius lokal dan luka yang minimal, sehingga pasien dapat pulang dalam waktu singkat.
Prestasi untuk tindakan ablasi
Hingga November 2025, Siloam TB Simatupang meraih prestasi di bidang kardiologi untuk penanganan berbagai prosedur diagnosis dan intervensi pada jantung dan pembuluh darah. Khususnya untuk tindakan ablasi,
Siloam Hospitals TB Simatupang telah melakukan lebih dari 100 prosedur ablasi. Selain itu, Siloam Hospitals TB Simatupang juga telah melakukan Cardioneuroablation (CNA)/kardioneuroablasi, yaitu prosedur ablasi kateter jantung yang bertujuan untuk menenangkan saraf otonom yang terlalu aktif dan mengganggu irama jantung. Dengan kardioneuroablasi, aktivitas saraf otonom bisa menjadi lebih baik
Selain unit kardiologi, unit neuroscience juga membukukan prestasi, di mana sejak 2020, Siloam Hospitals TB Simatupang secara konsisten mendapatkan ANGELS Awards. Kali ini, Siloam Hospitals TB Simatupang kembali meraih Status Diamond ANGELS Awards dari World Stroke Organization untuk kuartal ke-3 tahun 2025.
Ini merupakan yang ke-11 kalinya Siloam Hospitals TB Simatupang meraih Status Diamond secara konsisten sejak tahun 2022. Diamond Status merupakan penghargaan tertinggi dalam penanganan kasus stroke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)