FITNESS & HEALTH

Atrial Fibrillation jadi Pemicu Stroke, Ini Pentingnya Periksa Nadi Rutin

A. Firdaus
Selasa 18 November 2025 / 10:15
Jakarta: Aritmia masih menjadi salah satu penyebab utama gangguan kardiovaskular yang sering luput dari perhatian masyarakat. Sejatinya, aritmia atau penyakit gangguan irama jantung masih kalah populer dibandingkan dengan penyakit jantung koroner atau penyakit jantung bawaan, padahal dengan melakukan deteksi dini secara sederhana saja dapat menyelamatkan banyak 
nyawa.  

Langkah sederhana seperti memeriksa denyut nadi sendiri sebagai deteksi dini sudah dapat mendeteksi aritmia. Hal inilah yang menjadi dasar dari kampanye 'MEraba NAdi SendiRI (MENARI)', sebagai bagian dari gerakan global Pulse Day 2026, yang mengajak kamu untuk lebih peduli terhadap irama jantung mereka sebelum terlambat dan berakibat fatal. 

Menurut Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC, Head of Pulse Day Task Force, Atrial Fibrillation (AF) merupakan salah satu jenis Aritmia yang paling sering ditemukan dan menjadi penyebab utama Stroke yang sebenarnya dapat dicegah. 

"AF sering kali tidak menimbulkan gejala khas, sehingga banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya berisiko. Melalui kampanye MENARI, kami ingin mengingatkan bahwa langkah kecil seperti memeriksa  nadi bisa berdampak besar, bahkan menyelamatkan hidup," jelas Dr. Dicky, yang juga Chairperson of Public Affairs Committee Asia Pacific Heart Rhythm Society (APHRS).
Terkait AF, Dr. Dicky menambahkan bahwa ini adalah kondisi ketika irama jantung menjadi tidak teratur dan sering kali sangat cepat. Irama jantung yang tidak teratur ini dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah di jantung, yang berpotensi memicu Stroke, Gagal jantung, maupun berbagai komplikasi lain yang berkaitan dengan sistem kardiovaskular. 

Gejala AF dapat berbeda-beda pada setiap orang, namun umumnya meliputi detak jantung yang cepat atau berdebar kuat (palpitasi), nyeri dada, pusing, kelelahan, kelemahan tubuh, sesak napas, hingga menurunnya kemampuan berolahraga. Pada beberapa kasus, gejala tersebut dapat muncul dan menghilang secara tiba-tiba, tetapi pada sebagian lainnya dapat berlangsung terus-menerus dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
 

Inisiatif itu bernama Pulse day


Dr. Dicky menyatakan APHRS merupakan organisasi yang berkomitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, penelitian, dan pelayanan bagi pasien dengan gangguan irama jantung di kawasan Asia-Pasifik.

Dengan visi 'To promote the excellence and advancement in the study and care of the patients with cardiac rhythm disorders in the Asia-Pacific region,' APHRS menjadi wadah kolaborasi lintas negara bagi para tenaga medis, peneliti, dan pemangku kepentingan untuk berbagi pengetahuan, memperkuat inovasi ilmiah, serta memperluas akses terhadap layanan kardiologi yang berkualitas.

Sementara Pulse Day adalah inisiatif kesadaran global tahunan yang didedikasikan untuk meningkatkan pemahaman tentang aritmia jantung. Ini bertujuan untuk menginspirasi masyarakat di seluruh dunia agar mengambil langkah-langkah sederhana, namun berdampak besar dalam melindungi kesehatan jantung mereka, seperti memahami irama jantungnya, memeriksa denyut nadi secara rutin, dan mencari nasihat medis jika ditemukan ketidakteraturan. 

"Cara mengecek denyut jantung yaitu dengan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah di pergelangan tangan atau leher, hitung denyutnya selama 30 detik dan kalikan 2 untuk mendapatkan denyut per menit. Denyut normal biasanya berada di kisaran 60 hingga 100 detak per menit," jelas Dr. Dicky. 

Pulse Day diperingati setiap 1 Maret, sebagai pengingat bahwa 1 dari 3 orang di dunia berisiko mengalami Aritmia serius sepanjang hidupnya. Tahun ini, APHRS memimpin pelaksanaan Pulse Day di bawah bimbingan dan kolaborasi dengan sister societies, yaitu EHRA, HRS, dan LAHRS, juga didukung oleh Arrhythmia Alliance (UK) dan World Heart Federation. 

Dr. Dicky menekankan, kolaborasi lintas negara ini menjadi momentum penting dalam meningkatkan kesadaran global terhadap aritmia. Pulse Day bukan sekadar peringatan tahunan, tetapi sebuah gerakan bersama yang mengajak masyarakat di seluruh dunia untuk mengenal irama jantungnya, memeriksa denyut nadi secara rutin, dan segera berkonsultasi bila terdapat kelainan.

"Salah satu fokus utama Pulse Day adalah deteksi dini AF, salah satu jenis Aritmia yang paling sering ditemukan dan menjadi penyebab utama Stroke yang sebenarnya dapat dicegah," imbuh Dr. Dicky. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH