FITNESS & HEALTH

Bukan Cegah Stunting, Pakar Sebut Makanan Bergizi untuk Bangun Fisik dan Mental Anak

Putri Purnama Sari
Kamis 24 Oktober 2024 / 13:55
Jakarta: Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama mengatakan bahwa makan bergizi gratis bukan untuk mencegah stunting pada anak usia sekolah, tetapi menyiapkan fisik dan mental anak sekolah tersebut untuk menghadapi puncak bonus demografi tahun 2030 & Indonesia Emas tahun 2045.

Nantinya, anak usia sekolah yang saat ini diberi makan bergizi gratis, di tahun 2045 mereka akan menjadi generasi produktif sebagai ujung tombak loncatan pembangunan bangsa, sekaligus menjawab pertanyaan apakah Indonesia bisa naik dari middle income menjadi high income country.

Makan bergizi gratis menurut dr. Ngabila akan menyiapkan fisik & mental anak sekolah menjadi calon orang tua yang lebih siap, nantinya calon ibu hamil di masa depan harus dicegah agar tidak terkena anemia, karena hal itu dapat menjadi penyebab melahirkan anak stunting.

Tak hanya itu, ia mengatakan bahwa makan bergizi gratis ini juga dapat menyiapkan calon orang tua yang memiliki mental pengasuhan yang baik terutama aspek nutrisi, yang menjadi hal utama untuk tumbuh kembang balita.
 
Baca juga: Produksi hingga 1 Miliar Kg Produk Susu per Tahun, Pabrik FFI Diharapkan Bantu Pecahkan Masalah Gizi di Indonesia

Dengan setiap hari diberikan contoh di sekolah tentang makan bergizi gratis, diharapkan akan menjadi kultur atau budaya makanan bergizi yang ekonomis. Hal tersebut nantinya bisa direplikasi di rumah, agar ketika anak sekolah tersebut sudah menjadi orang tua & mengasuh balita dapat terhindar dari stunting.

Berdasarkan data terbaru, angka stunting di Indonesia sudah turun sebesar 16 % dalam 10 tahun terakhir dari 37 % pada tahun 2013 menjadi 21 % pada tahun 2023. Dgn target menjadi 14 % pada akhir tahun 2024.

Program ABCDE dari Kemenkes

Untuk terus menekan angka stunting pada anak, dr. Ngabila menyarankan masyarakat terutama para orang tua dapat menerapkan program ABCDE sesuai anjuran Kemenkes RI:

1. (A)ktif Minum Tablet Tambah Darah

Remaja putri di tingkat SD & SMP diharapkan rutin mengonsumsi tablet penambah dari 1 kali per minggu dan pada ibu hamil 1 kali per hari untuk mencegah anemia pada kehamilan yang bisa menyebabkan melahirkan anak stunting.

2. (B)umil Rutin Periksa Kehamilan

Bumil (ibu hamil) diwajibkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin minimal 6 kali selama kehamilan, dengan 2 kali diantaranya USG.
 
Baca juga: 5 Makanan Murah Meriah Pencegah Stunting

3. (C)ukupi Protein Hewani dan Hentikan Konsumsi Rokok

Untuk mencegah stunting pada anak, orang tua wajib mencukupi asupan protein hewani pada anak. Protein hewani adalah telur, ikan, ayam, daging, susu. Berdasarkan konsep isi piringku, makanan bergizi adalah 1/2 piring sayur dan buah, 1/2 piring lainnya lauk pauk tinggi protein hewani & karbohidrat.

Tak hanya itu mencukupi protein hewani, mengurangi hingga menghentikan konsumsi rokok juga dapat mengatasi stunting. Satu batang rokok sama dengan harga 1 butir telur. Ayo kita ubah 1 rokok menjadi 1 butir telur. Konsumsi rata-rata masyarakat miskin di Indonesia pertama adalah beras dan kedua adalah rokok.

3. (D)atang ke Posyandu untuk Imunisasi Rutin Setiap Bulan

Ada 15 jenis imunisasi GRATIS dari pemerintah dan deteksi dini gangguan kesehatan. Oleh karena itu, orang tua wajib membawa anak ke posyandu untuk diimunisasi setiap bulannya. Karena jika anak terlewat sekali saja untuk imunisasi dapat berdampak buruk bagi kesehatannya. 

4. (E)ksklusif ASI selama 6 bulan

Beri anak ASI eksklusif selama enam bulan. Setelah enam bulan, ibu bisa memberi sang anak makanan pendamping ASI dengan tetap memberikan ASI nya selama 2 tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(SUR)

MOST SEARCH