FITNESS & HEALTH
Daewoong Luncurkan Obat Kombinasi Ezetimibe–Rosuvastatin untuk Terapi Dislipidemia di Indonesia
A. Firdaus
Rabu 03 Desember 2025 / 13:01
Jakarta: Daewoong Pharmaceutical Indonesia (DPI) resmi meluncurkan terapi dislipidemia berupa obat kombinasi tetap Ezetimibe dan Rosuvastatin di Indonesia. Produk ini bekerja memulai dua mekanisme sekaligus, Rosuvastatin menekan produksi kolesterol di hati, sementara Ezetimibe menghambat penyerapan kolesterol di usus halus.
Dengan mekanisme ganda ini, penurunan LDL-C (low-density lipoprotein cholesterol) terbukti lebih optimal meskipun pada dosis rendah, dibandingkan penggunaan statin tunggal. Daewoong menghadirkan tiga pilihan dosis Ezetimibe/Rosuvastatin (10/5 mg, 10/10 mg, dan 10/20 mg) untuk memberikan pilihan terapi yang lebih presisi sesuai tingkat risiko kardiovaskular masing-masing pasien.
Peluncuran ini disertai dengan simposium ilmiah di JW Marriott Hotel Jakarta pada 29 November 2025 lalu, bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Lebih dari 170 dokter spesialis jantung hadir, termasuk dr. Ade Meidian Ambari, SpJP(K), PhD (Ketua PERKI), Prof. Kang Seok Min, MD., Ph.D. (Ketua Korean Society of Cardiology, Severance Hospital), dan Prof. Won Ho Youn, MD., Ph.D. (Chung-Ang University Hospital). Dengan tema “Future Perspectives on Dual-Pathway Strategies in Cardiovascular Risk Reduction”, simposium ini memaparkan berbagai bukti ilmiah dan strategi terapi kombinasi terbaru.
"Peluncuran ini menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup pasien melalui terapi yang terbukti secara ilmiah, didukung oeh kolaborasi erat dengan para profesional medis," kata Kata Baik In Hyun, Head of Indonesia Business Division di Daewoong Pharmaceutical Korea Selatan sekaligus Direktur Daewoong Pharmaceutical Indonesia.
“Ke depan, kami akan memperluas portofolio terapi inovatif untuk diabetes, hipertensi, dan gagal jantung, serta menjadi mitra kesehatan terpercaya bagi masyarakat Indonesia melalui kerja sama riset bersama PERKI dan pakar dari kedua negara," tambahnya.
Salah satu bahasan penting dalam simposium adalah urgensi pengendalian LDL-C secara dini dan agresif untuk mencegah kejadian kardiovaskular.
Ketua PERKI, dr. Ade Meidian Ambari, SpJP(K), PhD, menjelaskan, lebih dari 80% pasien penyakit jantung koroner di Indonesia belum mencapai target LDL-C 70 mg/dL, dan hanya 8,5% yang mencapai target risiko sangat tinggi 55 mg/dL.
Ia menilai strategi terapi kombinasi yang dipaparkan dalam simposium ini dapat membantu meningkatkan standar tata laksana kardiovaskular di Indonesia. Pedoman ESC menekankan prinsip ‘semakin rendah dan semakin cepat, semakin baik’.
"Artinya, menurunkan LDL-C sedini mungkin, terutama dengan terapi kombinasi, sangat penting untuk pencegahan kardiovasular yang efektif," kata dr. Ade.
Pakar dari Korea Selatan juga memaparkan efektivitas terapi kombinasi berdasarkan berbagai studi klinis. Prof. Won Ho Youn, MD., Ph.D. menyajikan paparan berjudul “Dual Pathway LDL-C Lowering: Global Evidence and Real-World Experience with Ezetimibe + Rosuvastatin,”
“Terapi kombinasi yang menghambat penyerapan dan produksi kolesterol secara bersamaan merupakan strategi penting untuk mencapai target LDL-C dalam panduan global, serta meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien jangka panjang," terang Prof. Won.
Ia menambahkan bahwa penelitian ACTE (AJC, 2011) dan RACING (Lancet, 2022) menunjukkan bahwa terapi kombinasi memberikan penurunan LDL-C lebih besar dan efek samping lebih rendah dibandingkan statin dosis tinggi.
Ketua Korean Society of Cardiology, Prof. Kang Seok Min, MD., Ph.D., memaparkan data penggunaan di Korea Selatan, Tingkat peresepan terapi kombinasi Ezetimibe meningkat dari 4,5% pada 2016 menjadi 22,5% pada 2020, dan tingkat pencapaian target LDL-C naik dari 41,4% menjadi 62,5%.
"Bagi pasien risiko tinggi, memulai terapi kombinasi tanpa menunda adalah kunci untuk hasil yang lebih baik," jelas Prof. Seok.
Dengan hadirnya obat kombinasi baru ini, termasuk tablet 10/5 mg pertama di Indonesia, Daewoong berencana memperkuat kolaborasi dengan rumah sakit dan institusi kesehatan di Indonesia, serta meningkatkan akses pasien terhadap terapi inovatif melalui rangkaian obat kombinasi tetap dengan tiga pilihan dosis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Dengan mekanisme ganda ini, penurunan LDL-C (low-density lipoprotein cholesterol) terbukti lebih optimal meskipun pada dosis rendah, dibandingkan penggunaan statin tunggal. Daewoong menghadirkan tiga pilihan dosis Ezetimibe/Rosuvastatin (10/5 mg, 10/10 mg, dan 10/20 mg) untuk memberikan pilihan terapi yang lebih presisi sesuai tingkat risiko kardiovaskular masing-masing pasien.
Peluncuran ini disertai dengan simposium ilmiah di JW Marriott Hotel Jakarta pada 29 November 2025 lalu, bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Lebih dari 170 dokter spesialis jantung hadir, termasuk dr. Ade Meidian Ambari, SpJP(K), PhD (Ketua PERKI), Prof. Kang Seok Min, MD., Ph.D. (Ketua Korean Society of Cardiology, Severance Hospital), dan Prof. Won Ho Youn, MD., Ph.D. (Chung-Ang University Hospital). Dengan tema “Future Perspectives on Dual-Pathway Strategies in Cardiovascular Risk Reduction”, simposium ini memaparkan berbagai bukti ilmiah dan strategi terapi kombinasi terbaru.
Baca Juga :
Daewoong Pharmaceutical Indonesia Raih Sertifikasi CPOB untuk Sel Punca, Sel NK, dan Eksosom
"Peluncuran ini menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup pasien melalui terapi yang terbukti secara ilmiah, didukung oeh kolaborasi erat dengan para profesional medis," kata Kata Baik In Hyun, Head of Indonesia Business Division di Daewoong Pharmaceutical Korea Selatan sekaligus Direktur Daewoong Pharmaceutical Indonesia.
“Ke depan, kami akan memperluas portofolio terapi inovatif untuk diabetes, hipertensi, dan gagal jantung, serta menjadi mitra kesehatan terpercaya bagi masyarakat Indonesia melalui kerja sama riset bersama PERKI dan pakar dari kedua negara," tambahnya.
Salah satu bahasan penting dalam simposium adalah urgensi pengendalian LDL-C secara dini dan agresif untuk mencegah kejadian kardiovaskular.
Ketua PERKI, dr. Ade Meidian Ambari, SpJP(K), PhD, menjelaskan, lebih dari 80% pasien penyakit jantung koroner di Indonesia belum mencapai target LDL-C 70 mg/dL, dan hanya 8,5% yang mencapai target risiko sangat tinggi 55 mg/dL.
Ia menilai strategi terapi kombinasi yang dipaparkan dalam simposium ini dapat membantu meningkatkan standar tata laksana kardiovaskular di Indonesia. Pedoman ESC menekankan prinsip ‘semakin rendah dan semakin cepat, semakin baik’.
"Artinya, menurunkan LDL-C sedini mungkin, terutama dengan terapi kombinasi, sangat penting untuk pencegahan kardiovasular yang efektif," kata dr. Ade.
Pakar dari Korea Selatan juga memaparkan efektivitas terapi kombinasi berdasarkan berbagai studi klinis. Prof. Won Ho Youn, MD., Ph.D. menyajikan paparan berjudul “Dual Pathway LDL-C Lowering: Global Evidence and Real-World Experience with Ezetimibe + Rosuvastatin,”
“Terapi kombinasi yang menghambat penyerapan dan produksi kolesterol secara bersamaan merupakan strategi penting untuk mencapai target LDL-C dalam panduan global, serta meningkatkan kepatuhan pengobatan pasien jangka panjang," terang Prof. Won.
Ia menambahkan bahwa penelitian ACTE (AJC, 2011) dan RACING (Lancet, 2022) menunjukkan bahwa terapi kombinasi memberikan penurunan LDL-C lebih besar dan efek samping lebih rendah dibandingkan statin dosis tinggi.
Ketua Korean Society of Cardiology, Prof. Kang Seok Min, MD., Ph.D., memaparkan data penggunaan di Korea Selatan, Tingkat peresepan terapi kombinasi Ezetimibe meningkat dari 4,5% pada 2016 menjadi 22,5% pada 2020, dan tingkat pencapaian target LDL-C naik dari 41,4% menjadi 62,5%.
"Bagi pasien risiko tinggi, memulai terapi kombinasi tanpa menunda adalah kunci untuk hasil yang lebih baik," jelas Prof. Seok.
Dengan hadirnya obat kombinasi baru ini, termasuk tablet 10/5 mg pertama di Indonesia, Daewoong berencana memperkuat kolaborasi dengan rumah sakit dan institusi kesehatan di Indonesia, serta meningkatkan akses pasien terhadap terapi inovatif melalui rangkaian obat kombinasi tetap dengan tiga pilihan dosis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)