FITNESS & HEALTH
Hamil Saat Usia 40 Tahun ke Atas, Inilah Risiko yang Bisa Terjadi
Mia Vale
Minggu 25 Mei 2025 / 09:23
Jakarta: Saat kamu hamil setelah berusia 35 tahun, para ahli pun menyebutnya sebagai kehamilan "usia ibu lanjut". Namun, kamu masih mungkin untuk hamil dan melahirkan bayi yang sehat di usia 40-an. Dan sejak tahun 1990-an, angka kelahiran pada orang berusia 40-44 tahun telah meningkat.
Untuk itu, mempersiapkan bayi di usia 40, penting untuk mempertimbangkan risiko dan manfaatnya. Apalagi saat usia 40 tahun, jika sehat, kamu hanya memiliki peluang 5 persen untuk hamil per siklus menstruasi.
Selain itu, pada usia yang sama, kemungkinan keguguran meningkat seiring bertambahnya usia. Seorang berusia 40 tahun pada umumnya memiliki peluang berkisar 40 persen untuk kehilangan kehamilan.
Itu dibandingkan dengan kurang dari 15 persen untuk seseorang di usia 20-an. Pada saat kamu berusia di atas 45 tahun, American College of Obstetricians and Gynecologists mengatakan hamil secara alami "tidak mungkin bagi kebanyakan wanita."
Baca juga: Ini 5 Alasan Menstruasi Tidak Teratur setelah Melahirkan
Artinya, seiring bertambahnya usia, seorang wanita juga berisiko lebih tinggi mengalami gangguan yang memengaruhi kesuburannya.
.jpg)
(Satu penelitian menemukan bahwa risiko makrosomia atau berat badan bayi saat lahir lebih tinggi, meningkat seiring bertambahnya usia. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Seiring bertambahnya usia, sel telur kamu juga akan bertambah. Saat memasuki masa pubertas, para wanita mungkin hanya memiliki berkisar 300.000 sel telur. Pada usia 37, jumlah sel telur tinggal 25.000 atau 2,5 persen dari jumlah awal. Hal ini penting karena semakin sedikit sel telur di ovarium, semakin rendah peluang wanita untuk hamil.
Bahkan jika hamil, sel telur yang lebih tua cenderung memiliki kromosom abnormal, yang dapat meningkatkan kemungkinan keguguran. Selain itu, jika sudah berusia 25-40 tahun, wanita cenderung memiliki masalah seperti endometriosis dan fibroid rahim yang membuatnya lebih sulit untuk hamil.
Pada orang yang bisa hamil, puncak masa reproduksi berlangsung antara akhir masa remaja dan akhir usia 20-an. Kesuburan akan mulai menurun berkisar usia 30-an. Proses ini berlanjut lebih cepat mulai dari pertengahan usia 30-an.
Setelah mencapai usia 45, kesuburan wanita biasanya akan sangat rendah sehingga kehamilan alami tidak mungkin terjadi pada kebanyakan orang.
Namun, sebagian orang mungkin masih memiliki "bayi menopause". Ini merujuk pada kehamilan dan persalinan yang terjadi saat berada dalam masa perimenopause, transisi menuju menopause. Meskipun hal ini tidak dapat diprediksi, hal ini tetap dapat memengaruhi peluang kehamilan Anda di usia 40.
Baca juga: Bumil Perlu Tahu, Aman Berhubungan Intim Selama Kehamilan
Risiko atau komplikasi pada kehamilan di usia 40 lebih umum terjadi. Wanita yang lebih tua cenderung memiliki lebih banyak masalah kesehatan daripada wanita yang lebih muda, seperti tekanan darah tinggi.
Kondisi ini menurut WebMD, dapat meningkatkan risiko preeklamsia, yaitu kondisi saat bumil tiba-tiba mengalami tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan organ saat hamil. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan masalah serius atau fatal bagi ibu hamil dan bayi.
Tak hanya itu, kehamilan di usia lanjut juga dapat memengaruhi kesehatan bayi dalam kandungan, bahkan jika kamu tidak memiliki kondisi kesehatan apa pun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Untuk itu, mempersiapkan bayi di usia 40, penting untuk mempertimbangkan risiko dan manfaatnya. Apalagi saat usia 40 tahun, jika sehat, kamu hanya memiliki peluang 5 persen untuk hamil per siklus menstruasi.
Selain itu, pada usia yang sama, kemungkinan keguguran meningkat seiring bertambahnya usia. Seorang berusia 40 tahun pada umumnya memiliki peluang berkisar 40 persen untuk kehilangan kehamilan.
Itu dibandingkan dengan kurang dari 15 persen untuk seseorang di usia 20-an. Pada saat kamu berusia di atas 45 tahun, American College of Obstetricians and Gynecologists mengatakan hamil secara alami "tidak mungkin bagi kebanyakan wanita."
Baca juga: Ini 5 Alasan Menstruasi Tidak Teratur setelah Melahirkan
Artinya, seiring bertambahnya usia, seorang wanita juga berisiko lebih tinggi mengalami gangguan yang memengaruhi kesuburannya.
1. Penyebab penurunan kesuburan
.jpg)
(Satu penelitian menemukan bahwa risiko makrosomia atau berat badan bayi saat lahir lebih tinggi, meningkat seiring bertambahnya usia. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Seiring bertambahnya usia, sel telur kamu juga akan bertambah. Saat memasuki masa pubertas, para wanita mungkin hanya memiliki berkisar 300.000 sel telur. Pada usia 37, jumlah sel telur tinggal 25.000 atau 2,5 persen dari jumlah awal. Hal ini penting karena semakin sedikit sel telur di ovarium, semakin rendah peluang wanita untuk hamil.
Bahkan jika hamil, sel telur yang lebih tua cenderung memiliki kromosom abnormal, yang dapat meningkatkan kemungkinan keguguran. Selain itu, jika sudah berusia 25-40 tahun, wanita cenderung memiliki masalah seperti endometriosis dan fibroid rahim yang membuatnya lebih sulit untuk hamil.
2. Risiko hamil saat usia 40 tahun ke atas
Pada orang yang bisa hamil, puncak masa reproduksi berlangsung antara akhir masa remaja dan akhir usia 20-an. Kesuburan akan mulai menurun berkisar usia 30-an. Proses ini berlanjut lebih cepat mulai dari pertengahan usia 30-an.
Setelah mencapai usia 45, kesuburan wanita biasanya akan sangat rendah sehingga kehamilan alami tidak mungkin terjadi pada kebanyakan orang.
Namun, sebagian orang mungkin masih memiliki "bayi menopause". Ini merujuk pada kehamilan dan persalinan yang terjadi saat berada dalam masa perimenopause, transisi menuju menopause. Meskipun hal ini tidak dapat diprediksi, hal ini tetap dapat memengaruhi peluang kehamilan Anda di usia 40.
Baca juga: Bumil Perlu Tahu, Aman Berhubungan Intim Selama Kehamilan
Risiko atau komplikasi pada kehamilan di usia 40 lebih umum terjadi. Wanita yang lebih tua cenderung memiliki lebih banyak masalah kesehatan daripada wanita yang lebih muda, seperti tekanan darah tinggi.
Kondisi ini menurut WebMD, dapat meningkatkan risiko preeklamsia, yaitu kondisi saat bumil tiba-tiba mengalami tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan organ saat hamil. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan masalah serius atau fatal bagi ibu hamil dan bayi.
Tak hanya itu, kehamilan di usia lanjut juga dapat memengaruhi kesehatan bayi dalam kandungan, bahkan jika kamu tidak memiliki kondisi kesehatan apa pun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)