FITNESS & HEALTH
Diabetes dan Kesehatan Otak, Ini Kata Ahli
Yatin Suleha
Senin 17 Februari 2025 / 06:05
Jakarta: Diabetes adalah kondisi kronis yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi yang tidak terkontrol. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga dapat berdampak signifikan pada kesehatan kognitif, khususnya pada fungsi otak.
Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan fungsi kognitif secara alami. Namun, penelitian menunjukkan bahwa diabetes dapat mempercepat proses penuaan ini, meningkatkan risiko gangguan kognitif, seperti:
Studi telah menemukan bahwa penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami demensia, yaitu penurunan fungsi kognitif yang parah.
.jpg)
(Orang yang menderita diabetes dapat mengalami berbagai komplikasi kesehatan jika tidak memantau kondisi kesehatannya secara rutin. Komplikasi ini bisa berdampak pada berbagai organ tubuh, termasuk otak. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Diabetes dapat merusak pembuluh darah kecil di otak, yang menghambat aliran darah dan oksigen, sehingga mengganggu memori dan fungsi kognitif lainnya.
Baca juga: Ini Dia Tanda-tanda Diabetes yang Bisa Muncul di Kaki
Gula darah tinggi dapat merusak sel-sel otak, yang berdampak pada kemampuan fokus dan konsentrasi.
Terdapat beberapa mekanisme yang mendasari bagaimana diabetes dapat merusak otak:
- Glikasi: Gula darah tinggi dapat berikatan dengan protein dan lemak di otak, membentuk senyawa yang disebut produk glikasi akhir (AGE). AGE ini dapat merusak sel-sel otak dan memicu peradangan.
- Stres oksidatif: Gula darah tinggi juga dapat meningkatkan stres oksidatif, yaitu ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh. Stres oksidatif dapat merusak sel-sel otak dan mempercepat penuaan.
- Hipoglikemia: Gula darah rendah, yang dapat terjadi pada penderita diabetes yang diobati dengan insulin, dapat menyebabkan kekurangan oksigen di otak dan memicu kerusakan sel.
Selain masalah kognitif, diabetes juga dapat memengaruhi fungsi otak lainnya, seperti:
Meskipun diabetes tidak dapat disembuhkan, namun penatalaksanaan yang tepat dapat membantu memperlambat perkembangan dan mengurangi dampaknya pada kesehatan otak. Tindakan yang dapat dilakukan meliputi:
Diabetes adalah kondisi serius yang dapat berdampak signifikan pada kesehatan otak. Penuaan dini, masalah kognitif, dan gangguan fungsi otak lainnya merupakan risiko yang harus diwaspadai oleh penderita diabetes.
Dengan penatalaksanaan yang tepat, dampak diabetes pada otak dapat diminimalisir dan kesehatan kognitif dapat dipertahankan lebih lama. Dan dengan mengontrol kadar gula darah dengan baik, penderita diabetes dapat membantu mengurangi risiko dan mempertahankan fungsi kognitif yang optimal.
Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menyimaknya dalam program Go Healthy di Metro TV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Seiring bertambahnya usia, terjadi penurunan fungsi kognitif secara alami. Namun, penelitian menunjukkan bahwa diabetes dapat mempercepat proses penuaan ini, meningkatkan risiko gangguan kognitif, seperti:
1. Demensia
Studi telah menemukan bahwa penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami demensia, yaitu penurunan fungsi kognitif yang parah.
2. Masalah memori
.jpg)
(Orang yang menderita diabetes dapat mengalami berbagai komplikasi kesehatan jika tidak memantau kondisi kesehatannya secara rutin. Komplikasi ini bisa berdampak pada berbagai organ tubuh, termasuk otak. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Diabetes dapat merusak pembuluh darah kecil di otak, yang menghambat aliran darah dan oksigen, sehingga mengganggu memori dan fungsi kognitif lainnya.
Baca juga: Ini Dia Tanda-tanda Diabetes yang Bisa Muncul di Kaki
3. Penurunan fokus dan konsentrasi
Gula darah tinggi dapat merusak sel-sel otak, yang berdampak pada kemampuan fokus dan konsentrasi.
Mekanisme kerusakan otak
Terdapat beberapa mekanisme yang mendasari bagaimana diabetes dapat merusak otak:
- Glikasi: Gula darah tinggi dapat berikatan dengan protein dan lemak di otak, membentuk senyawa yang disebut produk glikasi akhir (AGE). AGE ini dapat merusak sel-sel otak dan memicu peradangan.
- Stres oksidatif: Gula darah tinggi juga dapat meningkatkan stres oksidatif, yaitu ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh. Stres oksidatif dapat merusak sel-sel otak dan mempercepat penuaan.
- Hipoglikemia: Gula darah rendah, yang dapat terjadi pada penderita diabetes yang diobati dengan insulin, dapat menyebabkan kekurangan oksigen di otak dan memicu kerusakan sel.
Dampak pada fungsi otak lainnya
Selain masalah kognitif, diabetes juga dapat memengaruhi fungsi otak lainnya, seperti:
- 1. Gangguan mood. Penderita diabetes memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi dan kecemasan.
- 2. Penurunan kemampuan bergerak: Kerusakan saraf akibat diabetes dapat mempengaruhi kemampuan motorik, keseimbangan, dan koordinasi.
- 3. Gangguan tidur: Gula darah yang tidak terkontrol dapat mengganggu siklus tidur, menyebabkan insomnia dan kantuk di siang hari.
Pencegahan dan manajemen
Meskipun diabetes tidak dapat disembuhkan, namun penatalaksanaan yang tepat dapat membantu memperlambat perkembangan dan mengurangi dampaknya pada kesehatan otak. Tindakan yang dapat dilakukan meliputi:
Mengontrol kadar gula darah
- - Menjalani gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang dan olahraga teratur
- - Mengobati komplikasi diabetes, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi
- - Melakukan pemeriksaan kesehatan otak secara teratur
Diabetes adalah kondisi serius yang dapat berdampak signifikan pada kesehatan otak. Penuaan dini, masalah kognitif, dan gangguan fungsi otak lainnya merupakan risiko yang harus diwaspadai oleh penderita diabetes.
Dengan penatalaksanaan yang tepat, dampak diabetes pada otak dapat diminimalisir dan kesehatan kognitif dapat dipertahankan lebih lama. Dan dengan mengontrol kadar gula darah dengan baik, penderita diabetes dapat membantu mengurangi risiko dan mempertahankan fungsi kognitif yang optimal.
Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menyimaknya dalam program Go Healthy di Metro TV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)