FITNESS & HEALTH
Benarkah Hipertensi Bisa 'Menular' pada Pasangan Pasutri?
Yatin Suleha
Kamis 27 Februari 2025 / 17:00
Jakarta: Aneh tapi nyata, sebuah penelitian dalam the Journal of the American Heart Association menyebutkan bahwa darah tinggi dapat 'ditularkan' pada pasangan istri maupun suami. Dalam artian ditularkan, kamu jangan beranggapan ini mirip seperti virus flu ya.
Lebih detail studi cross-sectional menemukan bahwa prevalensi hipertensi yang sesuai berkisar antara 20 persen hingga lebih dari 40 persen di antara pasangan paruh baya dan lebih tua di negara-negara tersebut.
Penelitian lain menemukan bahwa peluang istri menderita hipertensi 1,15 kali lebih besar bila suami menderita hipertensi.
Sebuah penelitian di India menemukan bahwa laki-laki yang istrinya mengidap hipertensi, 37 persen lebih mungkin mengidap hipertensi, sementara perempuan 32 persen lebih mungkin mengidap hipertensi jika suaminya juga mengidap hipertensi.
Faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi yaitu riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi, gaya hidup keluarga yang mencakup faktor risiko tekanan darah tinggi, seperti merokok atau pola makan yang tidak sehat, tingkat stres dan kualitas hubungan.

(Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Muhammad Pranandi, Sp. P.D dari Rumah Sakit Pondok Indah menjelaskan, hipertensi sendiri dapat dialami seseorang karena gaya hidup yang tidak sehat. Salah satunya karena kebiasaan merokok dan kurangnya aktivitas fisik. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Disebut dengan "spousal concordance of hypertension" atau kesesuaian pasangan dengan hipertensi, studi cross-sectional ini menunjukkan prevalensi hipertensi yang tinggi berkisar antara 20 persen hingga >40 persen di antara pasangan heteroseksual paruh baya dan lebih tua di Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, dan India.
Hubungan positif status hipertensi pada pasangan diamati di empat negara yaitu India, Amerika, Tiongkok dan Inggris. Dengan hubungan yang sedikit lebih kuat di Tiongkok dan India dibandingkan di Amerika Serikat dan Inggris.
Baca juga: Sering Marah Bisa Picu Hipertensi? Simak Penjelasan Ahli!
Orang-orang yang tinggal bersama dan berbagi lingkungan yang sama lebih mungkin mengalami tingkat pemicu hipertensi yang serupa. Terlebih jika pemicunya adalah gaya hidup yang berakar di keluarga.
Tingginya prevalensi hipertensi pada pasangan heteroseksual ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang dewasa paruh baya dan lanjut usia yang menderita hipertensi dapat mengambil manfaat dari studi ini dan melakukan strategi yang berpusat pada pasangan untuk meningkatkan diagnosis dan penatalaksanaan hipertensi.
Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menyimaknya dalam program Go Healthy di Metro TV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Lebih detail studi cross-sectional menemukan bahwa prevalensi hipertensi yang sesuai berkisar antara 20 persen hingga lebih dari 40 persen di antara pasangan paruh baya dan lebih tua di negara-negara tersebut.
Penelitian lain menemukan bahwa peluang istri menderita hipertensi 1,15 kali lebih besar bila suami menderita hipertensi.
Sebuah penelitian di India menemukan bahwa laki-laki yang istrinya mengidap hipertensi, 37 persen lebih mungkin mengidap hipertensi, sementara perempuan 32 persen lebih mungkin mengidap hipertensi jika suaminya juga mengidap hipertensi.
Faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi yaitu riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi, gaya hidup keluarga yang mencakup faktor risiko tekanan darah tinggi, seperti merokok atau pola makan yang tidak sehat, tingkat stres dan kualitas hubungan.
Spousal concordance of hypertension

(Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Muhammad Pranandi, Sp. P.D dari Rumah Sakit Pondok Indah menjelaskan, hipertensi sendiri dapat dialami seseorang karena gaya hidup yang tidak sehat. Salah satunya karena kebiasaan merokok dan kurangnya aktivitas fisik. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Disebut dengan "spousal concordance of hypertension" atau kesesuaian pasangan dengan hipertensi, studi cross-sectional ini menunjukkan prevalensi hipertensi yang tinggi berkisar antara 20 persen hingga >40 persen di antara pasangan heteroseksual paruh baya dan lebih tua di Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, dan India.
Hubungan positif status hipertensi pada pasangan diamati di empat negara yaitu India, Amerika, Tiongkok dan Inggris. Dengan hubungan yang sedikit lebih kuat di Tiongkok dan India dibandingkan di Amerika Serikat dan Inggris.
Baca juga: Sering Marah Bisa Picu Hipertensi? Simak Penjelasan Ahli!
Orang-orang yang tinggal bersama dan berbagi lingkungan yang sama lebih mungkin mengalami tingkat pemicu hipertensi yang serupa. Terlebih jika pemicunya adalah gaya hidup yang berakar di keluarga.
Tingginya prevalensi hipertensi pada pasangan heteroseksual ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang dewasa paruh baya dan lanjut usia yang menderita hipertensi dapat mengambil manfaat dari studi ini dan melakukan strategi yang berpusat pada pasangan untuk meningkatkan diagnosis dan penatalaksanaan hipertensi.
Untuk lebih lengkapnya, kamu bisa menyimaknya dalam program Go Healthy di Metro TV.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)