Jakarta: Kasus positif covid-19 pada anak harus menjadi perhatian. Sebab, anak berpotensi besar menjadi transmisi penularan covid-19 meski tidak bergejala.
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebanyak 12,5 persen kasus covid-19 di Indonesia disumbang dari anak usia 0-18 tahun. Dengan 3-5 persen anak yang terkonfirmasi positif meninggal dan 50 persen di antaranya adalah balita.
Data ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat kematian anak tertinggi di dunia akibat covid-19. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan pada anak, simak sejumlah tips yang dapat mengurangi potensi paparan covid-19 pada anak, dilansir dari Halodoc.
Baca: Hati-Hati Bun! Ini 3 Gejala Covid-19 yang Kerap Terjadi pada Anak
2. Jika terpaksa membawa anak keluar rumah, anak wajib menggunakan masker dan menerapkan jarak fisik minimal dua meter dengan orang lainnya.
3. Pakaikan face shield pada anak sebagai bentuk perlindungan maksimal. Sehingga, anak tak berinteraksi langsung dengan orang lain.
4. Berikan pengertian pada anak untuk tidak terlalu sering memegang mulut, mata, dan hidung. Jika pulang ke rumah, arahkan anak untuk segera mandi dan mendisinfeksi seluruh barangnya.
5. Jauhkan anggota keluarga yang sakit dari anak. Bila perlu, lakukan isolasi pada anak untuk menjauhkan diri dari kerabat yang sedang sakit demi menghindari risiko terpapar.
Chief of Medical Halodoc, Irwan Heriyanto, menuturkan kesehatan mental pada anak masih kerap terabaikan karena gejalanya tak mudah dikenali. Orang tua perlu mengetahui tanda-tanda anak mengalami tekanan mental.
"Sebagai orang tua, kita bisa mulai mengajak anak untuk berbicara tentang apa yang mereka rasakan untuk membantu menjaga kesehatan mental mereka," ujar Irwan melalui keterangan tertulis, Selasa, 29 Juni 2021.
Baca: Waspada, Konsentrasi Virus Korona pada Anak 100 Kali Lipat Lebih Tinggi
Ada tujuh tanda stres pada anak yang patut diketahui orang tua selama pandemi, yakni:
1. Anak rewel dan mudah marah, lebih mudah terkejut dan menangis, serta lebih sulit dihibur.
2. Tertidur dan lebih sering terbangun di malam hari.
3. Mengalami kecematan akan perpisahan, tampak lebih melekat, menarik diri, atau ragu mengeksplorasi.
4. Memukul, frustasi, menggigit, dan amukan yang lebih intens.
5. Hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai.
6. Perubahan nafsu makan, berat badan atau pola makan, seperti tidak pernah lapar atau makan sepanjang waktu.
7. Masalah dengan konsentrasi, memori, atau pemikiran.
Setelah mengenali tanda-tanda stres itu, orang tua harus mampu memahami kondisi anak. Beri hiburan dan pemahaman kepada anak terkait kondisi pandemi. Ajak bicara dan beri perhatian terhadap kebutuhan anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(UWA)
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sebanyak 12,5 persen kasus covid-19 di Indonesia disumbang dari anak usia 0-18 tahun. Dengan 3-5 persen anak yang terkonfirmasi positif meninggal dan 50 persen di antaranya adalah balita.
Data ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat kematian anak tertinggi di dunia akibat covid-19. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan pada anak, simak sejumlah tips yang dapat mengurangi potensi paparan covid-19 pada anak, dilansir dari Halodoc.
Baca: Hati-Hati Bun! Ini 3 Gejala Covid-19 yang Kerap Terjadi pada Anak
Menjaga anak dari covid-19
1. Membatasi anak beraktivitas di luar rumah dan menghindari kerumunan di ruang publik2. Jika terpaksa membawa anak keluar rumah, anak wajib menggunakan masker dan menerapkan jarak fisik minimal dua meter dengan orang lainnya.
3. Pakaikan face shield pada anak sebagai bentuk perlindungan maksimal. Sehingga, anak tak berinteraksi langsung dengan orang lain.
4. Berikan pengertian pada anak untuk tidak terlalu sering memegang mulut, mata, dan hidung. Jika pulang ke rumah, arahkan anak untuk segera mandi dan mendisinfeksi seluruh barangnya.
5. Jauhkan anggota keluarga yang sakit dari anak. Bila perlu, lakukan isolasi pada anak untuk menjauhkan diri dari kerabat yang sedang sakit demi menghindari risiko terpapar.
Menjaga kesehatan mental anak
Pembatasan aktivitas fisik dapat berpengaruh pada kesehatan mental anak. Untuk itu, penting bagi orang tua mengenali tanda anak mengalami tekanan emosional akibat pandemi.Chief of Medical Halodoc, Irwan Heriyanto, menuturkan kesehatan mental pada anak masih kerap terabaikan karena gejalanya tak mudah dikenali. Orang tua perlu mengetahui tanda-tanda anak mengalami tekanan mental.
"Sebagai orang tua, kita bisa mulai mengajak anak untuk berbicara tentang apa yang mereka rasakan untuk membantu menjaga kesehatan mental mereka," ujar Irwan melalui keterangan tertulis, Selasa, 29 Juni 2021.
Baca: Waspada, Konsentrasi Virus Korona pada Anak 100 Kali Lipat Lebih Tinggi
Ada tujuh tanda stres pada anak yang patut diketahui orang tua selama pandemi, yakni:
1. Anak rewel dan mudah marah, lebih mudah terkejut dan menangis, serta lebih sulit dihibur.
2. Tertidur dan lebih sering terbangun di malam hari.
3. Mengalami kecematan akan perpisahan, tampak lebih melekat, menarik diri, atau ragu mengeksplorasi.
4. Memukul, frustasi, menggigit, dan amukan yang lebih intens.
5. Hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai.
6. Perubahan nafsu makan, berat badan atau pola makan, seperti tidak pernah lapar atau makan sepanjang waktu.
7. Masalah dengan konsentrasi, memori, atau pemikiran.
Setelah mengenali tanda-tanda stres itu, orang tua harus mampu memahami kondisi anak. Beri hiburan dan pemahaman kepada anak terkait kondisi pandemi. Ajak bicara dan beri perhatian terhadap kebutuhan anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)