Pendiri Alibaba Jack Ma. Foto: AFP.
Pendiri Alibaba Jack Ma. Foto: AFP.

10 Orang Terkaya Dunia Melarat di 2021, dari Jack Ma hingga Pendiri Xiaomi

Cindy • 23 Desember 2021 10:45
Jakarta: Tahun 2021 menjadi tahun yang berat bagi sebagian miliarder di dunia. Nyatanya, 10 miliarder ini harus kehilangan separuh hartanya sepanjang tahun ini. 
 
Dilansir dari Forbes, Kamis, 23 Desember 2021, sebanyak 10 miliarder di dunia harus kehilangan kekayaan hingga US$152 miliar atau setara Rp2.165 triliun (kurs Rp14.244). Sejauh ini kejatuhan paling besar dirasakan miliarder dari Tiongkok karena kebijakan pemerintah mereka yang cukup memberatkan. 
 
Pemerintah Tiongkok semakin keras kepada sejumlah sektor industri melalui regulasi yang diterbitkan Presiden Xi Jinping. Saham raksasa internet Pinduoduo kehilangan hampir dua per tiga nilai sahamnya sepanjang tahun ini. 

Saham Alibaba Group juga anjlok hampir 50 persen hingga Jumat, 10 Desember 2021. Perusahaan-perusahaan digital itu diadang serangkaian undang-undang dan denda baru dari pemerintah Tiongkok. 
 
Baca: Perdagangan Pagi, IHSG Naik 0,54%
 
Berikut daftar 10 miliarder yang kehilangan kekayaannya sepanjang 2021, dilansir dari Forbes:

1. Colin Zheng Huang

Pendiri platform e-commerce Pinduoduo, Colin Zheng Huang harus kehilangan 64 persen kekayaannya atau setara US$40,2 miliar (Rp572 triliun) lantaran turunnya saham Pinduoduo. Keadaan semakin diperparah saat Huang mendadak mengundurkan diri pada Maret lalu. 
 
Akibatnya, saham perusahaan berusia enam tahun itu turun hingga 21 persen pada November 2021. Saat ini, kekayaan bersih Huang yaitu US$22,4 miliar (Rp319 triliun). 

2. Jack Ma

Pendiri Alibaba ini dikenal sebagai orang terkaya di Tiongkok dan salah satu taipan yang paling vokal dalam mengkritik kebijakan pemerintah. Regulator Tiongkok pertama kali membatalkan IPO yang direncanakan Alibaba Group senilai US$35 miliar pada November 2020. 
 
Pemerintah juga memberikan denda US$2,8 miliar kepada raksasa e-commerce yang didirikan Jack Ma itu sebagai bentuk hukuman antimonopoli tertinggi yang pernah diterapkan di Tiongkok. Alibaba dituduh melanggar aturan antimonopoli. 
 
Kapitalisasi pasar Alibaba turun lebih dari 46 persen atau setara US$21,4 miliar (Rp304 triliun). Kekayaan Jack Ma ikut turun 37 persen menjadi US$37 miliar (Rp527 triliun). 

3. Hui Ka Yan

Hui Ka Yan adalah pendiri perusahaan properti Evergrande.  Hui harus kehilangan hartanya mencapai US$18 miliar karena krisis keuangan yang melanda perusahaannya. Evergrande dikabarkan gagal membayar utang pertama kalinya kepada investor global, sehingga sahamnya di bursa Hong Kong anjlok menjadi US$0,19 per lembar. 
 
Hui disebut harus merogoh kocek pribadi sebesar US$1 miliar untuk terus menjalankan bisnisnya. Hui juga harus membayar US$300 miliar agar utang bisnisnya tidak membengkak. Kini harta kekayaan Hui Ka Yan sejumlah US$9,1 miliar (Rp129 triliun) atau menurun sekitar US$18 miliar (Rp256 triliun). 
 
Baca: Jelang Akhir Pekan, Emas Antam Merekah Jadi Rp932 Ribu/Gram

4. Zhang Yong

 
Zhang Yong merupakan Founder dan Chairman Haidilao, jaringan hotpot terbesar di Tiongkok. Ia memiliki restoran yang tersebar di seluruh dunia. Didorong oleh pertumbuhan cepat selama bertahun-tahun, raksasa restoran itu melakukan ekspansi dengan menggandakan jumlah lokasinya menjadi hampir 1.600 lokasi. 
 
Pada November, perusahaan ini mengumumkan akan menutup 300 toko pada akhir tahun. Saham Haidilao turun mencapai 71 persen, sehingga membuat kekayaan Zhang turun US$15,9 miliar (Rp226 triliun) menjadi US$7,6 miliar (Rp108 triliun). 

5. Tadashi Yanai

Pendiri Uniqlo dan Theory, Tadashi Yanai, harus kehilangan sepertiga hartanya karena saham kedua perusahaan miliknya rontok 34 persen akibat covid-19. Kekayaan Yanai hilang sebesar US$14 miliar (Rp199 triliun) sehingga total kekayaan saat ini sebanyak US$30,4 miliar (Rp433 triliun). 
 
Meski pendapatan hingga Agustus 2021 tumbuh 6 persen dan lama sebelum pajak melonjak lebih dari 70 persen pada 2020, pengecer masih sangat dipengaruhi pembatasan akibat covid-19, termasuk pabriknya di Vietnam. 

6. Lei Jun

Kekayaan founder dan chairman Xiaomi, Lei Jun, turun hampir 90 persen atau setara US$14 miliar (Rp199 triliun) dari total kekayaan US$16,3 miliar (Rp232 triliun). Pendiri ponsel pintar paling populer di dunia itu berjuang dengan masalah rantai pasokan, yaitu kekurangan chip global. 
 
Tak hanya itu, kebijakan pemerintah Tiongkok juga merusak raksasa teknologi Tiongkok itu. Xiaomi mencatat laju pertumbuhan penjualan paling lambat sejak awal 2020 dalam pendapatan kuartal ketiga pada November 2021.  

7. Masayoshi Son

Pendiri dan CEO raksasa investasi Jepang Softbank Group, Masayoshi Son, juga terdampak dari ketidakpastian sejumlah perusahaan Tiongkok. Dia ikut merugi akibat investasi yang dikucurkan ke perusahaan Tiongkok, seperti Alibaba. 
 
Serangan pemerintah Tiongkok terhadap perusahaan besar serta anjloknya nilai beberapa IPO Softbank, menyebabkan rekor kerugian sebesar US$7,3 miliar (Rp103 triliun) untuk Dana Visi Softbank dalam 3 bulan yang berakhir pada 30 September. Akibatnya, kekayaan Son turun 35 persen atau setara US$13,6 miliar (Rp193 triliun) dari total kekayaan sebesar US$25,1 miliar (Rp357 triliun). 
 
Baca: Profil Marina Budiman, Perempuan Terkaya Indonesia 2021 Versi Forbes

8. Daniel Gilbert

 
Pendiri Rocket Companies, Daniel Gilbert, juga harus kehilangan sebagian hartanya karena saham perusahaannya terjun bebas. Pria berkebangsaan Amerika Serikat itu harus kehilangan US$13,2 miliar (Rp188 triliun) dari total kekayaan sebesar US$29,6 miliar (Rp421 triliun). 
 
Miliarder hipotek itu sempat menjadi 10 orang terkaya di dunia ketika kekayaannya melonjak tajam hingga US$80 miliar. Namun, saham pemberi pinjaman online itu telah jatuh 62 persen karena perlambatan pendapatan dan keuntungan. 

9. Zhang Bangxin

Zhang Bangxin mendirikan perusahaan layanan pendidikan TAL Education atau bisnis bimbingan belajar di Tiongkok. Saham perusahaan TAL Education anjlok ketika regulator Tiongkok meluncurkan aturan baru yang ketat terkait larangan ekspansi. 
 
Pemerintah Tiongkok meningkatkan serangannya terhadap perusahaan milik Zhang karena alasan industri itu memberi terlalu banyak tekanan pada anak-anak dan orang tua. Akibatnya, kekayaan bersih Zhang turun hingga 90 persen atau setara US$11,3 miliar (Rp160 triliun) menjadi tinggal US$1,2 miliar (17 triliun). 

10. Zhong Huijuan

CEO pembuat obat China Hansol Pharmaceutical, Zhong Huijuan, menjadi satu-satunya perempuan yang mengalami penurunan kekayaan hingga US$10,4 miliar (Rp148 triliun). Sebelumnya, Zhong pernah menjadi salah satu wanita terkaya di dunia ketika perusahaannya IPO pada 2019. 
 
Sayangnya, saham Hansol Pharmaceutical jatuh hingga lebih dari 50 persen tahun ini dan nilainya hanya tersisa US$1,82 per lembar saham. Kekayaan Zhong harus turun 51 persen atau hanya tersisa US$10 miliar (Rp142 triliun). 
 
Baca: Mantap! Rupiah Perdagangan Pagi Lanjutkan Penguatan
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CIN)
Read All


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan