Pada November, perusahaan ini mengumumkan akan menutup 300 toko pada akhir tahun. Saham Haidilao turun mencapai 71 persen, sehingga membuat kekayaan Zhang turun US$15,9 miliar (Rp226 triliun) menjadi US$7,6 miliar (Rp108 triliun).
5. Tadashi Yanai
Pendiri Uniqlo dan Theory, Tadashi Yanai, harus kehilangan sepertiga hartanya karena saham kedua perusahaan miliknya rontok 34 persen akibat covid-19. Kekayaan Yanai hilang sebesar US$14 miliar (Rp199 triliun) sehingga total kekayaan saat ini sebanyak US$30,4 miliar (Rp433 triliun).Meski pendapatan hingga Agustus 2021 tumbuh 6 persen dan lama sebelum pajak melonjak lebih dari 70 persen pada 2020, pengecer masih sangat dipengaruhi pembatasan akibat covid-19, termasuk pabriknya di Vietnam.
6. Lei Jun
Kekayaan founder dan chairman Xiaomi, Lei Jun, turun hampir 90 persen atau setara US$14 miliar (Rp199 triliun) dari total kekayaan US$16,3 miliar (Rp232 triliun). Pendiri ponsel pintar paling populer di dunia itu berjuang dengan masalah rantai pasokan, yaitu kekurangan chip global.Tak hanya itu, kebijakan pemerintah Tiongkok juga merusak raksasa teknologi Tiongkok itu. Xiaomi mencatat laju pertumbuhan penjualan paling lambat sejak awal 2020 dalam pendapatan kuartal ketiga pada November 2021.
7. Masayoshi Son
Pendiri dan CEO raksasa investasi Jepang Softbank Group, Masayoshi Son, juga terdampak dari ketidakpastian sejumlah perusahaan Tiongkok. Dia ikut merugi akibat investasi yang dikucurkan ke perusahaan Tiongkok, seperti Alibaba.Serangan pemerintah Tiongkok terhadap perusahaan besar serta anjloknya nilai beberapa IPO Softbank, menyebabkan rekor kerugian sebesar US$7,3 miliar (Rp103 triliun) untuk Dana Visi Softbank dalam 3 bulan yang berakhir pada 30 September. Akibatnya, kekayaan Son turun 35 persen atau setara US$13,6 miliar (Rp193 triliun) dari total kekayaan sebesar US$25,1 miliar (Rp357 triliun).
Baca: Profil Marina Budiman, Perempuan Terkaya Indonesia 2021 Versi Forbes