Menurut pendiri Ron's Laboratory, Ronald Prasanto, memasak dengan molecular gastronomy sering dinamakan dengan cooking with science. Namun, ia menekankan bahwa seluruh seni memasak itu termasuk sains.
"Teknik memasak dengan science. Cooking is science. Ada takaran di setiap bahan. Tapi orang kadang enggak mau menghitung," ujar Chef Ron di Ramurasa Cooking Studio, Jakarta Selatan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Penyebutan molekuler gastronomy memang bukan hal yang baru. Sejak lima tahun yang lalu, mulai ada teknik ini, namun belum banyak yang memomulerkan makanan Indonesia.
Mungkin Anda berpikir bahwa reaksi kimia pada nitrogen berbahaya. Molecular gastronomist itu memaparkan, tidak demikian. Kuncinya ada pada takaran atau ukuran.
"Pada dasarnya yang berbahaya adalah yang tidak diukur dan juga yang berlebihan. Bahkan hal yang baik bila berlebihan akan berbahaya. Contohnya air, dua liter sehari sangat baik. Tapi kalau minum 19 liter langsung, bisa-bisa dirawat di rumah sakit," paparnya.Baca juga: Melihat Foto Anak Hewan Bikin Hari Anda Lebih Produktif
Pria yang merupakan coffee expert itu melanjutkan, yang sering membuat seram adalah penamaan secara kimia. Contohnya, air akan lebih friendly dibandingkan dihydrogen monoxide.
Salah satu menu kuliner yang cocok menggunakan nitrogen adalah ice cream. Selain disukai banyak kalangan, membuat ice cream terbilang sangat mudah dilakukan.
"Dasarnya saya memperagakan tentang tempered Duralex, sehingga menu yang pas saya kira adalah Ice Americano Three Layer," imbuhnya.
Produk yang digunakan oleh Ron adalah produk kaca yang jika jatuh tidak mudah pecah. Setelah dicoba dibanting dengan keras beberapa kali, produk pecah dengan bentuk butiran-butiran kecil dan tidak tajam disentuh tangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)
