Penyakit autoimun juga bisa menyerang anak-anak. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Penyakit autoimun juga bisa menyerang anak-anak. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)

Jenis-jenis Penyakit Autoimun

Rona gaya autoimun
Raka Lestari • 01 November 2019 16:41
Jakarta: Penyakit autoimun merupakan suatu gangguan kesehatan pada sistem kekebalan tubuh yang seharusnya berfungsi menyerang dan mengeliminasi kuman yang masuk ke dalam tubuh, tetapi malah menyerang sel-sel tubuh itu sendiri. Hal ini dapat menyebabkan gejala sistemik yang melibatkan berbagai macam organ.
 
Penyakit autoimun sendiri memiliki variasi yang sangat banyak. “Diketahui penyakit autoimun mencapai 100 jenis. Namun, jenis yang cukup sering kita temui antara lain, lupus eritematosus sistemik, sindrom sjogren, anemia hemolitik autoimun, reumatoid artritis, skleroderma, dsb,” ujar Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp. PD-KAI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi dan Imunologi di RS Pondok Indah.
 
“Salah satu penyakit autoimun yang memiliki insidens yang cukup sering adalah lupus eritematosus sistemik. Penyakit ini umumnya menyerang wanita, usia muda, dan menimbulkan gejala multi organ,” tambah Prof. Iris.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Penyakit lain yang cukup sering ditemukan adalah reumatoid artritis, yang umumnya menyerang wanita, dengan gejala-gejala yang timbul pada sendi-sendi, dapat sendi kecil ataupun sendi besar.”
 
 Tidak hanya pada wanita, penyakit autoimun juga bisa menyerang anak-anak. “Salah satu yang sering menyerang anak adalah juvenile idiopatik artritis (JIA). Penyakit autoimun ini menyerang sendi-sendi anak. Gejala yang timbul berupa nyeri dan bengkak pada lebih dari satu sendi, baik sendi kecil ataupun besar,” ujar Prof. Iris.
 
Jenis-jenis Penyakit Autoimun
(Penyakit autoimun juga bisa menyerang anak-anak. Salah satu yang sering menyerang anak adalah juvenile idiopatik artritis (JIA). Penyakit autoimun ini menyerang sendi-sendi anak. Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
 
Penyakit lain yang menyerang anak adalah idiopatik thrombocytopenia purpura (ITP). “Penyakit autoimun ini menyerang sel-sel keping darah (trombosit) pada tubuh anak, dan menyebabkan berkurangnya jumlah trombosit dan pada kondisi berat dapat menyebabkan timbulnya pendarahan, seperti gusi berdarah dan mudah lebam.”
 
Menurut Prof. Iris pada dasarnya, jika penyakit autoimun dapat dikontrol dengan baik maka tidak ada hal yang harus dikhawatirkan. Namun yang perlu diwaspadai adalah jika penyakit autoimun tidak dikontrol dan flare (kambuh).
 
“Pada kondisi ini dapat timbul bermacam-macam komplikasi. Seperti pada Lupus bisa menyebabkan kerusakan otak, timbul kejang-kejang, penurunan kesadaran. Pada ginjal bisa menyebabkan penurunan fungsi ginjal berat sampai cuci darah, jika terkena jantung dapat menyebabkan gangguan pompa jantung,” jelas Prof. Iris.
 
Lalu apakah penyakit autoimun bisa dicegah? “Bisa, caranya adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. Makan bergizi seimbang, teratur, olahraga rutin, mengurangi stres psikologis, menjaga berat badan ideal,” katanya.
 
Jika perlu, skrining dan konsultasi ke dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi untuk mencegah timbulnya penyakit autoimun terutama pada individu yang memiliki kerentanan genetik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif