Obat ini memang menjadi penyelamat dalam penanganan penyakit autoimun, alergi berat, hingga terapi suportif pada kasus kritis. Tak hanya itu, obat ini juga digunakan dalam beberapa kasus kelainan darah, asma, alergi pada mata, hingga autoimun.
Dexamethasone dan cara kerjanya
Dexamethasone adalah kortikosteroid sintetis yang sangat kuat. Sebagai perbandingan, kekuatannya diperkirakan mencapai 25 hingga 30 kali lipat lebih besar daripada hidrokortison (hormon kortisol alami tubuh). Itulah sebabnya dosis yang digunakan biasanya sangat kecil (dalam miligram) karena efeknya yang masif.Namun, dibalik keampuhannya yang serupa pedang bermata dua, penggunaan Dexamethasone menyimpan risiko komplikasi serius jika dikonsumsi tanpa pengawasan medis yang ketat.
Penggunaan obat tersebut tanpa resep dan dilakukan tanpa adanya pengawasan medis dapat memicu risiko yang serius dan umumnya muncul secara perlahan. Risiko tersebut diantaranya adalah, penurunan daya tahan tubuh, melonjaknya gula darah dan tekanan darah, gangguan lambung, sampai pendarahan.
Untuk mengkonsumsi obat ini, perlu pertimbangan yang matang dan memperhatikan efek samping dari obat. Bagi orang yang mengalami alergi setelah mengkonsumsi obat ini diharapkan untuk segera memeriksakannya ke dokter.
Penggunaan Dexamethasone pada anak-anak juga perlu diperhatikan secara cermat. Walaupun belum ada penelitian risiko yang terjadi akibat konsumsi obat ini terhadap anak-anak, pasien harus diawasi secara ketat selama mengkonsumsi obat ini. Anak-anak mungkin akan mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dan memiliki masalah tulang jika obat ini digunakan dalam jangka waktu yang lama.
| Baca juga: Obat Baru Korea, Fexuprazan Mampu Redakan Gejala GERD |
Salah satu fakta paling krusial mengenai Dexamethasone adalah larangan untuk menghentikan konsumsi secara tiba-tiba jika sudah dikonsumsi dalam waktu lama. Tubuh yang terbiasa menerima asupan kortikosteroid dari luar akan berhenti memproduksi hormon alami.
Jika konsumsi dihentikan mendadak, tubuh akan mengalami Krisis Adrenal, yaitu kondisi medis darurat yang ditandai dengan kelelahan hebat, mual, muntah, hingga penurunan kesadaran. Dokter harus melakukan metode tapering off atau penurunan dosis secara bertahap untuk memberikan waktu bagi tubuh memproduksi hormon kembali secara mandiri.
Statusnya sebagai obat keras (Logo K Merah) menegaskan bahwa setiap butir yang dikonsumsi harus di bawah pengawasan tenaga medis profesional. Menggunakan Dexamethasone tanpa indikasi medis yang tepat bukan hanya tidak bijak, tetapi secara sadar menabung risiko kesehatan yang fatal di masa depan.
(Fany Wirda Putri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News