Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Foto: ANT/Wahyu Putro A
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Foto: ANT/Wahyu Putro A

Menkes Terjunkan Tim ke Gunung Kidul untuk Tangani Antraks

Rona antraks
K. Yudha Wirakusuma • 17 Januari 2020 07:03
Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menerjunkan tim khusus ke Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tim tersebut bertugas untuk menangani penyebaran virus antraks di wilayah tersebut.
 
"Ini langsung tim saya ke sana. Tim saya ke sana. Memang di sana diperkirakan memang sporanya ada di sana. Jadi kita akan terus lakukan kebetulan ya dirjen saya juga ke sana. Jadi kita langsung mewaspadai semua, mengecek," kata Terawan seperti dilansir Antara, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 16 Januari 2020.
 
Dia mengatakan sampai saat ini masih mengupayakan suplai antibiotik sebagai obat bagi yang positif terjangkit penyakit berbahaya tersebut.
 
Menurut dia, penularan penyakit terjadi melalui makanan, termasuk daging sapi yang mati mendadak. "Karena semua kena karena makan daging sapi yang mati mendadak ya. Kalau enggak makan itu ya enggak ketularan, " katanya.
 
Sebanyak 27 warga di Kecamatan Ponjong dan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dinyatakan positif antraks.
 
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Gunung Kidul, Sumitro mengatakan pada 4 Januari 2020 Dinas Kesehatan menemukan 540 orang terpapar antraks di Dusun Ngerejek Wetan, Kecamatan Ponjong, dan 60 orang di Kecamatan Semanu.
 
Total warga yang terpapar antraks bentak 600 orang, dari total itu sebanyak 78 orang ada suspect gejala klinisinya.
 
"Dari hasil uji laboratorium, dari 87 orang diambil darahnya 54 orang, swipe luka 11 orang. Yang positif antraks ada 27 orang, untuk yang diswipe lukanya negatif antraks," kata Sumitro dalam jumpa pers 'Penanganan Antraks di Kabupaten Gunung Kidul'
 
Ia mengatakan dari 27 orang sebagian besar positif antraks pada kulit. Sebagian diantaranya gabungan antara kulit dan pernafasan. Untuk diketahui, antraks bisa menyerang kulit, pernafasan dan pencernaan.
 
Warga yang positif antraks diberikan antibiotik profilaksis lanjutan sampai 20 hari. Untuk yang gejala diberikan antibiotik. Selain itu, mereka yang positif dicek ulang darahya ke BBVEt Bogor, Jawa Barat.
 
Menurutnya, antraks pada manusia tidak menular antar manusia. Sampai saat ini belum ditemukan data penularan antara manusia ke manusia. Mereka biasa seperti hidup seperti manusia pada umumnya, tidak ada isolasi.
 
"Orang yang terpapar antraks, bila tidak diobati secara benar bisa menyebabkan kematian karena komplikasi. Namun bila diketahui sejak awal, bisa diobati sampai sembuh," katanya.
 
Sumitro mengakui kasus antraks yang terjadi di Kecematan Ponjong dan Semanu telah merenggut nyawa satu orang. "Warga yang meninggal merupajan pemilik sapi postitif antraks karena ikut mengkonsumsi daging dan ikut membersihkan kandang," katanya.
 
Untuk pencegahan penyebaran antraks, Dinas Kesehatan menggandeng Dinas Pertanian dan Pangan untuk melakukan komunikasi, dan memberikan informasi dan edukasi pencegahan antraks kepada masyarakat.
 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif