Apakah benar wanita yang tidak mempunyai anak cenderung berisiko tinggi terkena kanker payudara? Berikut ulasan dr. Ronald Hukom, SpPD-KHOM. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Apakah benar wanita yang tidak mempunyai anak cenderung berisiko tinggi terkena kanker payudara? Berikut ulasan dr. Ronald Hukom, SpPD-KHOM. (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)

Faktor Hormon Berperan pada Kanker Payudara

Rona kanker kanker payudara
Raka Lestari • 03 September 2020 15:14
Jakarta: Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena kanker payudara. Salah satunya adalah wanita yang tidak mempunyai anak.
 
Hal ini terjadi karena adanya faktor hormonal. Dan faktor hormonal memiliki peran yang cukup signifikan pada kanker payudara. 
 
“Kalau bicara faktor risiko, berdasarkan data yang didapatkan dari studi epidemiologi kemudian perhitungan statistik, memang populasi ini berisiko lebih tinggi,” kata dr. Ronald Hukom, SpPD-KHOM, Hematologi Onkologi Medik RS Kanker Dharmais, dalam acara Webinar Kanker Payudara Pfizer, Senin, 31 Agustus 2020 lalu. 

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Menurut dr. Ronald, hal ini terjadi karena adanya faktor hormonal yang memang memiliki pengaruh kuat pada kanker payudara. 
 
“Wanita yang selama hidupnya tidak mempunyai anak, keseimbangan hormon estrogen dan progesteron yang tidak berbuah itu bisa meningkatkan risiko kanker payudara. Sama juga seperti wanita yang tidak pernah menyusui,” katanya. 
 
 
 

Faktor lain yang bisa dicegah

“Namun, pada kelompok yang memiliki faktor risiko tersebut tidak perlu khawatir karena ada faktor lain yang bisa dicegah. Misalnya adalah menjaga agar tidak obesitas, tidak menggunakan obat-obatan hormonal. Mungkin juga dengan memilih pil KB, yaitu dengan tidak menggunakan pil KB hormonal, paparan radiasi, itu juga bisa memicu terjadinya kanker payudara,” ujar dr. Ronald. 
 
Selain itu juga ada program periksa payudara sendiri atau yang sering disebut SADARI. “Semua wanita yang sudah memiliki periode menstruasi yang rutin dianjurkan untuk memeriksa payudara sendiri. Bisa dilakukan pada awal haid atau pada saat mandi atau selesai mandi,” saran dr. Ronald. 
 
“Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah ada benjolan atau tidak pada payudara, terutama pada kelompok dengan risiko tinggi tersebut. Secara umum, pemeriksaan benjolan ini bisa dilakukan setiap saat dan pada usis 40 – 50 tahun ke atas sebaiknya sudah mulai rutin untuk melakukan mammografi sekitar satu atau dua tahun sekali,” tambah dr. Ronald. 
 
Menurut dr. Ronald, dengan rutin melakukan mammografi maka tumor yang belum jelas atau ketika diraba masih belum bisa dirasakan dapat terdeteksi oleh pemeriksaan mammografi tersebut.
 
Dan jika terdeteksi pada stadium-stadium awal maka tingkat kesembuhan dari kanker payudara masih cukup tinggi. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif