Zika telah menjadi ketakutan di seluruh Amerika sejak munculkan kasus kelahiran cacat microchephaly di Brazil, yang merupakan negara terparah.
Cacat lahir langka tersebut ditandai dengan ukuran kepala yang lebih kecil dari kepala bayi normal, serta terganggunya perkembangan bayi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Otoritas Brasil telah mengkonfirmasi lebih dari 1.400 kasus microchephaly pada bayi yang ibunya terkena Zika selama kehamilan.
Pada Kamis (16/6/2016) waktu setempat, para pejabat kesehatan AS melaporkan tiga bayi lagi telah lahir cacat, hal tersebut bersamaan dengan tiga kasus keguguran terkait dengan Zika.
Direktur Jenderal WHO Margaret Chan mengatakan telah belajar banyak tentang Zika, bagaimana penyebarannya, konsekuensi dari infeksi dan bagaimana mengendalikannya karena otoritas kesehatan global menetapkan rencana respons awal pada awal tahun ini.
WHO menyatakan Zika sebagai keadaan darurat kesehatan publik global sejak Februari.
"Tanggapan saat ini memerlukan strategi yang unik dan terpadu yang menempatkan dukungan untuk perempuan dan anak perempuan usia subur sebagai intinya," katanya dalam sebuah pernyataan.
Rencana tersebut menyoroti beberapa aspek dari wabah Zika yang memerlukan kolaborasi dan respons global.
Kolaborasi dan respon global tersebut termasuk potensi penyebaran internasional lebih lanjut (mengingat distribusi yang luas dari nyamuk Aedes), kurangnya kekebalan populasi di daerah di mana virus Zika beredar untuk pertama kalinya, dkurangnya vaksin, perawatan dan tes diagnostik yang cepat.
Chan mengatakan "mekanisme pendanaan yang koheren" sangat penting bagi rencana yang akan dilaksanakan demi tercapainya kesuksesan.
WHO, PAHO dan badan-badan lainnya mengatakan mereka membutuhkan USD122 juta atau Rp1,6 Triliun untuk melaksanakan rencana revisi dari sekarang sampai Desember 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(DEV)