Jakarta: Tim peneliti di Duke-NUS Medical School dan rekan mengidentifikasi interaksi mengejutkan antara virus dengue dan virus Zika. Virus Zika adalah virus yang terkait kelainan otak janin.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Para peneliti menemukan kerusakan otak janin tikus jauh lebih buruk jika para ibu yang terinfeksi Zika juga memiliki antibodi dengue.
Lebih lanjut, imunitas kompleks yang terbentuk ketika antibodi dengue menempel pada virus Zika akan dikenali reseptor sel plasenta.
Sehingga sel plasenta membiarkan virus Zika melintasi plasenta dan masuk ke sel janin. Temuan ini dilaporkan dalam jurnal Science Advances.
Seperti dimuat dalam Science Daily, tim peneliti menyelidiki mengapa ada beberapa infeksi virus Zika selama kehamilan menyebabkan kelainan otak janin.
Mereka juga ingin tahu apakah keparahan infeksi janin berhubungan dengan infeksi sebelumnya dari ibu dengan virus dengue. Virus dengue berkaitan erat dengan Zika dan sering beredar di wilayah yang sama di dunia.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa kekebalan ibu terhadap demam berdarah bisa menjadi faktor risiko kerusakan otak yang lebih parah pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi virus Zika selama kehamilan," kata Asisten Profesor Ashley St. John, dari Duke-NUS.
Penulis studi penelitian bertajuk Emerging Infectious Diseases (EID) Program menambahkan, "Ini sangat signifikan, karena daerah epidemi virus Zika saat ini tumpang tindih dengan virus dengue. Riset ini menginformasikan pemahaman kita tentang mekanisme yang dapat memengaruhi tingkat keparahan infeksi virus Zika."

(Virus dengue berkaitan erat dengan Zika dan sering beredar di wilayah yang sama di dunia. Foto: Pexels.com)
(Baca juga: 3 Bahaya Besar Virus Zika)
Penelitian menggunakan model hewan sesuai dengan pedoman Komite Penasihat Nasional untuk Penelitian Hewan Laboratorium (NACLAR), menganalisis perbedaan fisik antara janin dari ibu yang belum pernah terpapar dengue, atau yang pernah mengalami demam berdarah dan mengembangkan antibodi virus dengue.
Tim menemukan bahwa infeksi virus Zika pada ibu dengan antibodi demam berdarah menghasilkan janin dengan massa tubuh lebih kecil dan lingkar kepala, dan kerusakan yang lebih signifikan pada jaringan otak.
Lebih jauh lagi, ketika reseptor yang disebut neonatal Fc receptor (FcRN) diblokir, penularan virus Zika dari ibu ke janin berkurang dan menghasilkan lingkar kepala yang lebih besar dan lebih sedikit kerusakan otak.
Tim juga menunjukkan bahwa antibodi terhadap demam berdarah dapat meningkatkan penularan virus Zika di seluruh sel plasenta manusia.
Tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah infeksi virus dengue sebelumnya memiliki efek yang sama pada bayi manusia yang dilahirkan oleh wanita yang terinfeksi Zika selama kehamilan.
"Mekanisme baru yang mengarah pada transfer virus Zika dari ibu ke janin juga bisa relevan dalam infeksi virus lain yang juga dapat ditularkan dari ibu ke janin, seperti HIV dan sitomegalovirus," kata St. John.
Mengomentari temuan tersebut, Prof Patrick Casey, Wakil Dekan dan Peneliti senior Duke-NUS Medical School mengatakan, "Ini menghasilkan pengetahuan baru yang membantu kita lebih memahami virus seperti Zika dan demam berdarah."
"Studi ini menyoroti mekanisme di balik mengapa beberapa bayi dari ibu yang terpapar Zika terlahir dengan kelainan otak. Ini merupakan langkah penting dalam menemukan opsi baru untuk pencegahan dan pengobatan."
Tim akan menggunakan temuan mereka untuk mengembangkan pilihan pengobatan yang lebih baik untuk infeksi virus Zika selama kehamilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)