Selain itu, lansia akan mengalami penurunan massa otot dan tulang serta peningkatan lemak tubuh. Menurunkan aktivitas ditambah beragam faktor di tubuh lansia pun tak jarang memicu kegemukan.
Lansia sangat membutuhkan diet agar gizi tetap seimbang, terutama untuk mencegah diabetes dan hipertensi yang kerap menyerang. Diabetes dan hipertensi adalah dua tipe aspek sindrom metabolik, kondisi yang mencakup obesitas dan penyakit kardiovaskular.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun, diet tak sekadar "tidak makan" seperti keselahpahaman yang kerap muncul. Pola makan harus diatur sedemikian rupa agar program diet memberikan hasil maksimal, terutama bagi lansia.
Berikut sejumlah tips pola diet khusus lansia yang Medcom.id kumpulkan:
1. Rebus kukus makan berprotein tinggi
Dilansir dari situs halodoc, lansia dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan protein yang tinggi seperti ikan, putih telur, dan daging. Sementara itu, cara pengolahan makanan yang disarankan adalah direbus atau dikukus.
Pengolahan makanan dengan direbus atau dikukus dapat memecah protein kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana. Selain itu, lansia yang sudah mengalami penurunan fungsi organ akan lebih mudah mencerna makanan yang direbus dan dikukus.
2. Aktif berolahraga
Aktivitas fisik, termasuk latihan kebugaran dan ketahanan, adalah modal utama pengobatan diabetes tipe 2. Syaratnya, latihan teratur dan konsisten dengan jadwal yang telah dibuat. Manfaat olahraga diantaranya, meningkatkan stamina, kapasitas paru, fungsi jantung, kelenturan sendi, kekuatan tulang, sirkulasi darah, dan untuk menjaga peningkatan berat badan.
Olahraga dan aktivitas fisik juga membantu menurunkan nilai kolesterol dan tekanan darah. Diet yang tepat ditambah berolahraga dapat mengurangi lemak tubuh, terutama di bagian perut.
Baca: Jangan Sembarangan Melakukannya, 5 Diet Ini Bisa Menyebabkan Dehidrasi |
3. Kelola stres
Saat stress, hormon yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Selain itu, mungkin lebih sulit untuk mengikuti rutinitas manajemen diabetes yang biasa jika berada di bawah banyak tekanan ekstra.
4. Rutin cek kesehatan
Lansia disarankan tidak abai perubahan pada tubuh sekecil apa pun. Jika mengalami diabetes, alangkah lebih baik untuk memiliki glukometer atau pengukur gula darah.
Seberapa sering memeriksa gula darah tergantung pada jenis diabetes yang lansia miliki. Jika mengalami keluhan segera tanyakan pada dokter sehingga penanganan bisa langsung dilakukan.
(SUR)