Bagaimana dengan para pria?
Menurut Efnie, tentu saja hal ini juga berdampak pada psikologis pria. "Karena prinsip untuk menjadi terus muda terdapat pada wanita dan pria. Keinginan untuk menjadi muda terus ini menjadi sebuah belief yang terkunci di alam bawah sadar. Jadi, saat melihat tanda penuaan maka respons otomatis akan berupaya untuk mengilangkannya."Uniknya, para pria yang punya kumis dan jenggot sedikit sulit untuk menutupinya dari uban. Ia tumbuh pula di bagian wajah ini. Sebagian dapat menerima dengan ikhlas, sebagian memotongnya sampai habis jika kumis dan jenggot mulai bandel muncul lagi dan lagi.
Kata Efnie, bagi sebagian laki-laki mereka mulai merasa tidak nyaman, karena mulai menyadari ini adalah tanda penuaan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

(Timbulnya uban juga terjadi di bagian kumis dan jenggot pada pria. Foto: Dok. Jana Sabeth/Unsplash.com)
Meskipun pada sebagian tersebut merasa tidak nyaman biasanya mereka tidak lantas mengubah habit juga misalnya dengan melakukan serangkaian tindakan untuk memperoleh antiaging.
Sering kali untuk mengatasi ketidaknyamanan/insecure mereka menggunakan cara-cara yang relatif cepat dengan mencukur atau mewarnainya.
Namun, bagi sebagian yang lain ada juga yang melakukan defence untuk menenangkan dirinya dengan menanamkan di dalam mindsetnya bahwa uban sebagai simbol kebijaksanaan.
"Bahkan kata-kata ini pun bisa saja diucapkan ketika ada yang mengomentari. Jadi, dengan munculnya uban strategi untuk coping bisa saja berbeda," kata Efnie.
Abdul Azis, seorang karyawan swasta mengatakan bahwa dengan adanya uban ia merasa menjadi lebih bijaksana.
Malahan ia bilang, "Seksi dengan adanya uban." Senada juga dengan Achmad Zulkarnaen yang dulu sempat menjabat humas BPLS periode 2007-2011 silam. Baginya timbulnya uban tak ada pengaruhnya dengan sisi percaya diri. Baginya itu tak masalah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)