Ilustrasi. Foto: Freepik.com
Ilustrasi. Foto: Freepik.com

Penderita Sifilis Meningkat 70 Persen, Kenali Penyebab hingga Pencegahannya

Rona Penyakit Menular Seksual tahapan penyakit sifilis Kemenkes
Fatha Annisa • 08 Mei 2023 21:28
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan jumlah penderita penyakit sifilis mengalami peningkatan hampir 70 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Ketahui penyebab, gejala, dan pencegahannya.
 
“Pada tahun 2016 ada 12 ribu kasus penyakit sifilis dan terus meningkat hampir mendekati 21 ribu kasus pada tahun 2022,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam Konferensi Pers: Melindungi Anak dari Penularan Penyakit Seksual dikutip dari Antara, Senin, 8 Mei 2023.
 
Menurut Syahril, satu penyebab peningkatan kasus penyakit ini adalah perilaku seks berisiko yang dilakukan orang tua, misalnya seks oral dan seks anal. Keduanya sangat berpotensi menyederai hak anak dan mengancam kelangsungan hidupnya karena bisa menimbulkan kecacatan. 
 
Lantas, sifilis sebenarnya penyakit seperti apa? Sobat Medcom, simak ulasan ini, ya!
 
Baca: Waspada! Ini 3 Penyakit Seksual yang Menyerangmu tanpa Gejala

Pengertian Sifilis

Sifilis atau raja singa merupakan infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Sifilis dimulai sebagai luka yang tidak menimbulkan rasa sakit, biasanya muncul pada alat kelamin, rektum, atau mulut. 
 
Karena lukanya tidak merasa nyeri, penderita sifilis kadang tidak menyadari bahaya yang mengintainya dan orang-orang terdekatnya. Pasalnya, penyakit ini dapat menular dari orang ke orang melalui kontak kulit atau selaput lendir dari luka tersebut. 
 
Jika ditangani dengan segera, penyakit ini dapat disembuhkan. Namun penanganan yang cenderung telat dapat menyebabkan kerusakan jantung, tumor, infeksi HIV, dan gangguan kehamilan serta persalinan bagi ibu hamil. 
 

Penyebab Sifilis

Seperti yang disebutkan, sifilis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Adapun jenis bakteri yang menyebabkannya adalah Treponema Pallidum. 
 
Melansir Siloam Hospital, penularan sifilis dapat dipicu oleh aktivitas seksual yang dilakukan oleh penderita, seperti penetrasi, seks oral, atau seks anal. Penyakit ini juga dapat ditularkan dari ibu ke anak yang belum lahir. Sifilis bawaan pada bayi baru lahir disebut sifilis kongenital.
 Penderita Sifilis Meningkat 70 Persen, Kenali Penyebab hingga Pencegahannya

Gejala Sifilis

Gejala sifilis digolongkan sesuai tahap perkembangan penyakitkan. Berikut penjelasannya:
 

1. Sifilis Primer

Sifilis primer ditandai dengan munculnya luka  pada alat kelamin, dubur, bibir, maupun mulut, 10 sampai 90 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh. Lama pemulihannya berkisar 3 hingga 6 minggu.
 
Jika tidak diobati, luka tersebut akan berkembang ke tahap selanjutnya. Oleh karenanya, Sobat Medcom harus segera berkonsultasi pada dokter. 
 
Selain itu, gejala pada tahap ini juga kerap ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah selangkangan yang menandakan adanya reaksi sistem kekebalan tubuh melawan infeksi sifilis. 
 
Baca: Gejala Kencing Nanah Gonore, Beserta Penyebab dan Pengobatan

2. Sifilis Sekunder

Sifilis jenis ini terjadi beberapa minggu setelah luka pada bagian yang sebelumnya disebutkan, menghilang. Gejalanya, akan muncul ruam di beberapa bagian tubuh, misalnya telapak tangan atau kaki. 
 
Tak hanya itu, penderita sifilis sekunder juga sering kali merasakan sejumlah gejala, yaitu:
- Flu
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Demam
- Lelah berlebihan
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Rambut rontok
- Penurunan berat badan
 

3.Sifilis Laten

Pada tahapan sifilis laten, penderita tidak mengalami gejala. Namun, bakteri masih ada di dalam tubuh penderita sehingga di 12 bulan pertama sifilis laten terjadi, penderita dapat menularkan infeksinya. 
 
Infeksi baru tidak bisa menular lagi setelah 2 tahun, walaupun bakteri penyebab sifilis masih ada di dalam tubuh.
 

4. Sifilis Tersier

Tahapan ini adalah yang paling berbahaya. Sifilis tersier muncul sekitar 10 hingga 30 tahun setelah infeksi primer. Gejala umumnya adalah munculnya gumma atau tumor kecil pada area tubuh tertentu. 
 
Tak hanya itu, tahapan ini juga dapat merusak organ tubuh, seperti jantung, otak, saraf, mata, serta pembuluh darah. Karenanya, penderita sifilis tersier berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan stroke. 
 
Penderita Sifilis Meningkat 70 Persen, Kenali Penyebab hingga Pencegahannya 

Pencegahan Sifilis

Sifilis bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, terlebih jika ditangani dengan segera. Namun, ada baiknya jika Sobat Medcom berhati-hati dan melakukan sejumlah upaya untuk mencegah penyakit ini. 
 
Upaya pencegahan yang bisa dilakukan antara lain menggunakan alat pengaman (kondom) saat melakukan aktivitas seksual, tidak bergonta-ganti pasangan seksual, menghindari alkohol dan obat-obatan terlarang, tidak menggunakan jarum suntik bekas pakai, serta berhenti melakukan hubungan seksual jika menemukan luka di area genital Anda atau pasangan.
 
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(SUR)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif