COMMUNITY
Risiko Menjalani Hubungan FWB, Salah Satunya Tertular PMS
Fatha Annisa
Rabu 22 Januari 2025 / 17:17
Jakarta: Hubungan "friends with benefits" (FWB) atau teman tapi mesra (TTM) semakin banyak dijalani oleh masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, hubungan seperti ini punya sejumlah risiko yang merugikan kedua belah pihak.
Friends with benefits merupakan hubungan yang didasarkan pada kesepakatan dua orang untuk melakukan aktivitas seksual tanpa keterlibatan perasaan spesial atau romantis. Umumnya, FWB dijalani oleh para anak muda.
FWB sekilas mungkin terlihat menguntungkan, karena kebutuhan afeksi kedua belah pihak dapat terpenuhi tanpa harus repot-repot memikirkan perasaan. Apalagi, memang tidak semua orang menganggap jatuh cinta atau komitmen adalah hal yang penting.
Namun, hubungan seperti ini sejatinya menyimpan banyak risiko yang perlu dipertimbangkan, lho. Yuk, ketahui risiko menjalani hubungan friends with benefits sehingga Sobat Medcom bisa berpikir ulang untuk terlibat di dalamnya:

Salah satu risiko utama FWB adalah penularan penyakit menular seksual (PMS). Karena hubungan FWB tidak didasari komitmen, tak jarang pelakunya memiliki lebih dari satu ‘teman’. Alhasil, risiko penularan PMS meningkat, seperti sifilis, gonore, hepatitis B, HIV, dan lainnya.
Selain itu, hubungan FWB juga dapat menyebabkan masalah kepercayaan. Jika salah satu pihak merasa dirugikan atau dimanfaatkan, hal ini dapat merusak hubungan pertemanan yang telah terjalin sebelumnya.
Contohnya, jika salah satu pihak merasa cemburu atau ingin mengakhiri hubungan, tetapi tidak mengutarakannya secara langsung karena sudah merasa terikat secara emosional atau takut hubungannya berakhir.

FWB juga dapat berdampak pada interaksi sosial orang-orang yang terlibat. Beberapa orang mungkin memandang negatif hubungan FWB dan menganggapnya tidak pantas atau tidak etis. Hal ini dapat menyebabkan stigma dan isolasi sosial bagi pihak yang terlibat dalam FWB.
Kesimpulannya, FWB menyimpan sejumlah risiko yang sangat perlu dipertimbangkan. Namun bagi mereka yang sudah terlanjur terlibat dalam hubungan seperti ini, ingatlah untuk selalu tetapkan batasan yang jelas, berkomunikasi secara terbuka, dan memprioritaskan kesehatan masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(WAN)
Friends with benefits merupakan hubungan yang didasarkan pada kesepakatan dua orang untuk melakukan aktivitas seksual tanpa keterlibatan perasaan spesial atau romantis. Umumnya, FWB dijalani oleh para anak muda.
FWB sekilas mungkin terlihat menguntungkan, karena kebutuhan afeksi kedua belah pihak dapat terpenuhi tanpa harus repot-repot memikirkan perasaan. Apalagi, memang tidak semua orang menganggap jatuh cinta atau komitmen adalah hal yang penting.
Namun, hubungan seperti ini sejatinya menyimpan banyak risiko yang perlu dipertimbangkan, lho. Yuk, ketahui risiko menjalani hubungan friends with benefits sehingga Sobat Medcom bisa berpikir ulang untuk terlibat di dalamnya:
Baca juga: Mengenal Simmer Dating, Tren Gaya Kencan Santai Ala Gen Z |
1. Risiko Kesehatan

Salah satu risiko utama FWB adalah penularan penyakit menular seksual (PMS). Karena hubungan FWB tidak didasari komitmen, tak jarang pelakunya memiliki lebih dari satu ‘teman’. Alhasil, risiko penularan PMS meningkat, seperti sifilis, gonore, hepatitis B, HIV, dan lainnya.
2. Risiko Emosional
Meskipun FWB dimaksudkan sebagai hubungan tanpa komitmen, namun hal ini dapat berujung pada masalah emosional. Misalnya, salah satu pihak mungkin mulai mengembangkan perasaan romantis terhadap pihak lain, yang dapat menyebabkan rasa sakit hati dan penyesalan.Selain itu, hubungan FWB juga dapat menyebabkan masalah kepercayaan. Jika salah satu pihak merasa dirugikan atau dimanfaatkan, hal ini dapat merusak hubungan pertemanan yang telah terjalin sebelumnya.
Baca juga: 5 Alasan Seseorang Sulit Bebas dari Toxic Relationship |
3. Kekurangan Komunikasi
Salah satu risiko lain dari FWB adalah kurangnya komunikasi yang jujur. Apabila salah satu pihak merasa tidak nyaman dengan situasi tersebut, namun tidak mengekspresikannya, hal ini dapat menyebabkan ketegangan dan kerusakan hubungan.Contohnya, jika salah satu pihak merasa cemburu atau ingin mengakhiri hubungan, tetapi tidak mengutarakannya secara langsung karena sudah merasa terikat secara emosional atau takut hubungannya berakhir.
4. Dampak Sosial

FWB juga dapat berdampak pada interaksi sosial orang-orang yang terlibat. Beberapa orang mungkin memandang negatif hubungan FWB dan menganggapnya tidak pantas atau tidak etis. Hal ini dapat menyebabkan stigma dan isolasi sosial bagi pihak yang terlibat dalam FWB.
Kesimpulannya, FWB menyimpan sejumlah risiko yang sangat perlu dipertimbangkan. Namun bagi mereka yang sudah terlanjur terlibat dalam hubungan seperti ini, ingatlah untuk selalu tetapkan batasan yang jelas, berkomunikasi secara terbuka, dan memprioritaskan kesehatan masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WAN)