Menurut pedoman terbaru CDC, sampai saat ini masih belum diketahui apakah bayi baru lahir yang terinfeksi covid-19 memiliki risiko untuk mengalami komplikasi parah dan bayi baru lahir yang kontak dengan pasien yang memiliki gangguan pernapasan menjadi masalah bagi bayi yang baru lahir. Covid-19 merupakan infeksi yang biasanya menyebar melalui droplets seperti dari batuk atau bersin dair pasien terinfeksi.
Untuk itu, dalam mengurangi risiko penularan covid-19 ke bayi yang baru lahir maka CDC menyarankan fasilitas kesehatan mempertimbangkan untuk sementara waktu memisahkan bayi yang baru lahir dengan ibunya jika sang ibu merupakan pasien positif covid-19 atau orang dalam pengawasan (ODP). Misalnya saja dengan menempatkan keduanya dalam ruangan terpisah sampai situasi aman.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) juga mendukung rekomendasi ini. ACOG mencatat bahwa meskipun penelitian lebih lanjut tetap diperlukan, wanita hamil diketahui memiliki risiko tinggi jika mengalami infeksi pernapasan lainnya selain covid-19, seperti influenza dan SARS-CoV. Dan wanita hamil bisa dianggap sebagai kelompok yang rentan jika terkena covid-19.
"Sulit untuk mengatakan secara persis seperti apa bentuk klinisnya bagi seorang wanita hamil," ujar Dr Amesh Adalja, seorang dokter penyakit menular dari Johns Hopkins University Center.
Kami tahu, lanjutnya, bahwa secara umum, seorang wanita hamil yang mengalami infeksi pernafasan berisiko lebih tinggi untuk memiliki kasus yang lebih parah. Untuk itu, perlu dilakukan langkah-langkah preventif dalam melindungi bayi yang baru lahir dan wanita hamil yang masuk dalam kategori rentan karena dampak covid-19 masih belum diketahui secara pasti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(YDH)