Jakarta: Perasaan panik muncul ketika buah hati diberikan ASI dan sesuatu yang janggal terjadi. Bayi jadi diare. Hal ini ternyata normal terjadi. Karena itu, orang tua tak perlu langsung khawatir dan melakukan tindakan gegabah melainkan memastikan sumber utama datangnya diare tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metablolik, dr. Frieda Handayani, SpA (K) banyak faktor yang menyebabkan seorang bayi mengalami diare. Ini bisa karena intoleransi terhadap laktosa yang ada di dalam ASI, infeksi, virus, dan lain-lain.
Karena itu, Anda tidak boleh langsung gegabah menyimpulkan bahwa diare tersebut murni terjadi karena ASI. Perhatikan dengan seksama apa saja yang Anda berikan pada bayi di balik ASI itu sendiri.
Jika sudah dipastikan bahwa penyebab diare tersebut memang karena intoleransi terhadap laktosa maka sang ibu bisa melakukan diet khusus. Ini karena apa yang dikonsumsi ibu akan memengaruhi air susunya.
“Ibunya sebagai pemasok ASI harus mengatur dietnya. Kalau memang bayi diare karena intoleransi laktosa jadi ibunya harus mengurangi makan produk susu, keju atau semacamnya,” katanya pada Medcom.id dalam acara “Bicara Gizi” - Membangun Kebiasaan Makan yang Baik (Healthy Eating Habit) Sejak Dini untuk Dukung Tumbuh Kembang Optimal Anak Rabu, 29 Mei 2019 di Jakarta.
.jpg)
(Jika si kecil diare, lihat kembali asupan ibu sebagai pemasok ASI. Bisa jadi terjadi karena yang dikonsumsi ibu akan memengaruhi air susunya. Foto: Pexels.com)
Sembari menjalankan diet tersebut untuk mengurangi kadar laktosa, para ibu juga jangan menghentikan pemberian ASI. Baiknya ibu mengurangi pemberiannya saja.
“Saat diare pemberian ASI bisa dikurangi. Sembari itu ibu melakukan diet. Diet kan butuh waktu misalnya dua, tiga minggu. Itu baru laktosa dalam asinya berkurang. Jadi bayi baru benar-benar membaik,” katanya.
Orang tua juga tidak perlu langsung membawa bayinya ke rumah sakit. Selama bayi masih semangat minum ASI dan tidak ada perubahan berat badan artinya dia masih dalam keadaan aman.
Kondisi bahaya jika bayi sudah dehidrasi. Menurut dr. Frieda dehidrasi ditandai dengan anak mulai jadi rewel, demam, matanya cekung, menangis tidak keluar air mata, kulitnya keriput, buang air kecil jadi jarang.
Bayi dalam keadaan dehidrasi berat harus segera dirawat dan diidentifikasi. Dia akan mendapatkan penangan agar bisa terhidrasi kembali.
Jadi, sekarang Anda tidak perlu terlalu khawatir saat bayi diare. Yang penting Anda sudah bisa mengidentifikasi penyebabnya dan tahu apa yang perlu dihindari.
Mulailah banyak-banyak mencari informasi seputar alergi dan penanganannya dari sumber yang tepat agar Anda dan bayi Anda tidak tersesat.
Konsultasikan ke dokter spesialis Anda di beberapa rumah sakit untuk mengetahui penyebab si kecil diare. Seperti bisa ke RSCM, Rumah Sakit Cendana, atau Mayapada Hospital. Atau kunjungi pusat kesehatan terdekat dari rumah Anda jika si kecil mengalami diare yang berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)