Jakarta: Kebijakan Rumah Sakit terkait pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif sangat penting untuk mendukung kesehatan ibu dan bayi. Pemberian ASI bukan hanya menjadi tanggung jawab ibu saja, melainkan juga memerlukan dukungan dari keluarga dan pemerintah.
Dalam Webinar Pekan Menyusui 2025 yang membahas tentang 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui di Rumah Sakit, dr. Elizabeth Yohmi Darius Sp.A., seorang dokter anak sekaligus konsultan laktasi dari Rumah Sakit St. Carolus (RSSC), menjelaskan berbagai kebijakan yang diterapkan rumah sakit untuk mendukung pemberian ASI eksklusif.
Berikut ini adalah 12 fokus utama dalam pelaksanaan kebijakan rumah sakit terkait ASI eksklusif yang perlu diketahui:
Staf kesehatan rutin mengikuti seminar dan pelatihan laktasi agar mampu memberikan dukungan yang tepat kepada ibu menyusui.
Berbagai unit rumah sakit memberikan informasi sejak masa kehamilan hingga menyusui tentang pentingnya ASI eksklusif.
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dilakukan segera setelah bayi lahir, termasuk di ruang pemulihan, dengan dukungan ayah untuk memperkuat ikatan ibu dan bayi.
Ibu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap dibantu agar dapat memberikan ASI hingga anak berusia dua tahun.
PASI hanya diberikan jika ada indikasi medis dan tanpa promosi seperti diskon atau sampel gratis.

Webinar Pekan Menyusui 2025 yang membahas tentang 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui. Dok. Secillia/Medcom
Bayi yang sehat langsung diberikan ASI dengan suhu ruangan yang mendukung proses menyusui.
Rawat gabung diterapkan agar ibu mudah menyusui kapan saja, didukung dengan kelas edukasi ASI.
Ibu diberi kesempatan menyusui setiap dua jam atau sesuai tanda lapar bayi.
Pada dua hari pertama, pemberian susu dilakukan dengan spuit atau feeding tube untuk menghindari kebingungan puting.
Rumah sakit membina kelompok ibu kelompok pendukung ASI di wilayah binaan RSSC untuk memberikan dukungan sosial dan informasi.
Tidak ada pemasaran, bantuan, atau sampel PASI di lingkungan rumah sakit untuk menjaga dukungan ASI eksklusif.
Konseling bagi ibu dengan kondisi khusus. Misalnya Ibu HIV positif mendapat konseling lengkap agar dapat memilih makanan bayi yang tepat.
Dengan kebijakan ini, rumah sakit berperan aktif mendukung keberhasilan ASI eksklusif, yang sangat penting bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi. Dukungan dari tenaga kesehatan, keluarga, dan pemerintah menjadi kunci utama keberhasilan tersebut.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Dalam Webinar Pekan Menyusui 2025 yang membahas tentang 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui di Rumah Sakit, dr. Elizabeth Yohmi Darius Sp.A., seorang dokter anak sekaligus konsultan laktasi dari Rumah Sakit St. Carolus (RSSC), menjelaskan berbagai kebijakan yang diterapkan rumah sakit untuk mendukung pemberian ASI eksklusif.
Berikut ini adalah 12 fokus utama dalam pelaksanaan kebijakan rumah sakit terkait ASI eksklusif yang perlu diketahui:
1. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan
Staf kesehatan rutin mengikuti seminar dan pelatihan laktasi agar mampu memberikan dukungan yang tepat kepada ibu menyusui.
2. Meningkatkan pengetahuan ibu dari hamil sampai menyusui
Berbagai unit rumah sakit memberikan informasi sejak masa kehamilan hingga menyusui tentang pentingnya ASI eksklusif.
3. Memaksimalkan pelaksanaan IMD
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dilakukan segera setelah bayi lahir, termasuk di ruang pemulihan, dengan dukungan ayah untuk memperkuat ikatan ibu dan bayi.
4. Membantu Ibu dengan cara menyusui yang benar
Ibu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap dibantu agar dapat memberikan ASI hingga anak berusia dua tahun.
5. Penggunaan pengganti ASI (PASI)
PASI hanya diberikan jika ada indikasi medis dan tanpa promosi seperti diskon atau sampel gratis.
Webinar Pekan Menyusui 2025 yang membahas tentang 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui. Dok. Secillia/Medcom
6. Memberikan ASI saja pada bayi baru lahir
Bayi yang sehat langsung diberikan ASI dengan suhu ruangan yang mendukung proses menyusui.
7. Memantapkan rawat gabung
Rawat gabung diterapkan agar ibu mudah menyusui kapan saja, didukung dengan kelas edukasi ASI.
8. Menyusui on demand (sesuai tanda lapar bayi)
Ibu diberi kesempatan menyusui setiap dua jam atau sesuai tanda lapar bayi.
9. Tidak menggunakan dot atau empeng
Pada dua hari pertama, pemberian susu dilakukan dengan spuit atau feeding tube untuk menghindari kebingungan puting.
10. Meningkatkan pembinaan ibu
Rumah sakit membina kelompok ibu kelompok pendukung ASI di wilayah binaan RSSC untuk memberikan dukungan sosial dan informasi.
11. Tidak memberikan tempat untuk promosi PASI
Tidak ada pemasaran, bantuan, atau sampel PASI di lingkungan rumah sakit untuk menjaga dukungan ASI eksklusif.
12. Memberikan 'Informed Choice'
Konseling bagi ibu dengan kondisi khusus. Misalnya Ibu HIV positif mendapat konseling lengkap agar dapat memilih makanan bayi yang tepat.
Dengan kebijakan ini, rumah sakit berperan aktif mendukung keberhasilan ASI eksklusif, yang sangat penting bagi kesehatan dan tumbuh kembang bayi. Dukungan dari tenaga kesehatan, keluarga, dan pemerintah menjadi kunci utama keberhasilan tersebut.
Secillia Nur Hafifah
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)