Ilustrasi-Freepik
Ilustrasi-Freepik

Apa yang Membuat Anda Sulit Berhenti Merokok?

Rona rokok tips berhenti merokok
A. Firdaus • 25 September 2020 10:05
Jakarta: Beberapa fakta menyebut penyebab kecanduan merokok tidak lepas dari bahan kimia yang diisap. Bahan kimia dimaksud adalah nikotin.
 
Nikotin sendiri berdampak pada perasaan adiktif, atau kecanduan. Sehingga perokok terbiasa mendambakan bahan kimia tersebut.
 
Dilansir Kemenkes.go.id, saat mengisap rokok, nikotin akan terserap dalam darah dan kemudian diteruskan ke otak. Setelah itu, reseptor α 4 β 2 menerima nikotin tersebut untuk melepaskan dopamin.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Seperti dilansir Webmd, dopamin mempunyai peran dalam merasakan perasaan bahagia. Di mana ini adalah bagian besar dari kemampuan unik manusia untuk berpikir dan merencanakan.
 
Ketika otak kita melepaskan dopamin, maka kebahagiaan untuk menyerap nikotin bakal terus dilakukan. Dalam arti lain, dopamin memberikan rasa nyaman akan kehadiran nikotin di tubuh dan otak kita.
 
Setelah dopamin tersebut banyak yang terlepas, kadar zat dopamin pun berkurang. Sehingga rasa nyaman tersebut hilang dan timbul keinginan untuk kembali mencari nikotin dengan cara merokok.
 

 
Berikut ini tanda-tanda kecanduan nikotin dilansir Healthline:
-Ketidakmampuan untuk berhenti merokok.
-Gejala penarikan ketika penggunaan nikotin berhenti.
-Keinginan untuk tetap merokok, bahkan ketika komplikasi kesehatan muncul.
-Penggunaan rokok secara terus menerus, bahkan jika hal itu berdampak buruk pada kehidupan Anda.
 
Siapa pun yang merokok, berisiko mengalami kecanduan. Cara terbaik untuk mencegah kecanduan adalah dengan tidak merokok. Sayangnya, cara terbaik tersebut menjadi cara paling sulit. Apalagi kebiasaan merokok dilakukan sedari muda.
 
Dikutip dari studi Trusted Source, sebanyak 80% perokok mulai merokok pada usia 18 tahun. Mulai merokok di usia muda cenderung meningkatkan ketergantungan di kemudian hari.
 
"Lebih jarang orang dewasa mulai merokok atau mengembangkan kecanduan," demikian pernyataan dari American Society of Addiction Medicine.
 
Namun paling tidak untuk mencobanya, Anda bisa menerapkan beberapa cara. Seperti permen karet nikotin, pelega tenggorokan, atau koyo.
 
Meski ada kandungan nikotin, risikonya masih rendah. Hal ini karena jumlah nikotin dalam produk tersebut lebih rendah dan dikirim lebih lambat daripada nikotin dalam rokok.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(FIR)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif