Ilustrasi--Pexels
Ilustrasi--Pexels

Meningkatkan Molekul Neurotrophin-3 Dipercaya akan Mencegah Depresi

Rona depresi
Dhaifurrakhman Abas • 21 Agustus 2019 11:52
Sejumlah penelitian menyelidiki penyebab depresi dan temperamen pada otak manusia. Hasilnya diketahui peningkatan neurotropin-3 pada amigdala dorsal mengubah aktivitas di semua daerah otak yang berperan dalam menurunkan kadar cemas.
 

Jakarta:
Penelitian gabungan universitas menyelidiki penyebab depresi dan temperamen pada otak manusia. Hasil studi diharapkan mampu menekan angka penyalahgunaan narkoba dan alkohol.
 
Para peneliti berasal dari University of California (UC), Davis, University of Wisconsin-Madison, dan State University of New York di Brooklyn. Tim tersebut mencoba mencari faktor risiko yang menyebabkan seseorang terserang gangguan kecemasan dan depresi.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Hal ini menjadi penting, lantaran orang dengan tingkat kecemasan dan depresi tinggi berisiko menggunakan alkohol dan narkoba. Apalagi gejala ini sering dialami anak yang sangat pemalu dan gugup.
 
Sebab itu peneliti menganalisis beberapa studi serupa serta melakukan uji coba dengan kera rhesus muda. Dalam studi baru, tim menggunakan metode genetik, pencitraan, dan perilaku untuk menyelidiki komponen molekuler dari sirkuit otak temperamen cemas monyet rhesus.
 
Hasil analisis menyebutkan, terdapat molekul neurotrophin-3 dalam sistem amygdala otak monyet rhesus. Peneliti menduga molekul tersebut yang bertanggungjawab menimbulkan rasa cemas dan depresi.
 
Soalnya pada uji coba itu, monyet rhesus panik, dan kadar neurotrophin-3 dalam otak monyet muda berkurang. Tim peneliti lantas mencoba meningkatkan kadar neurotrophin-3 dalam otak monyet muda agar tak melihat peneliti sebagai ancaman.
 
"Ada jutaan orang di seluruh dunia yang menderita kecemasan. Ini menjadi gawat, karena dapat melemahkan tubuh hingga timbul kecacatan," kata salah satu penulis studi Andrew S. Fox dari UC, Davis, dilansir Medicalnewstoday.
 
Fox mengatakan, tim penelitian menggunakan virus yang dimodifikasi untuk meningkatkan kadar neurotrophin-3 monyet rhesus. Virus itu diletakkan pada bagian amygdala dorsal otak monyet.
 
Fox mengatakan, setelah neurotrophin-3 di wilayah otak ini meningkat, monyet rhesus terlihat lebih tenang. Hasil pemindaian otak mengungkapkan bahwa peningkatan neurotropin-3 pada amigdala dorsal mengubah aktivitas di semua daerah otak yang berperan dalam menurunkan kadar cemas.
 
Para peneliti juga telah mendaftarkan molekul lain yang mereka anggap layak untuk dipelajari lebih lanjut dalam kaitannya dengan kecemasan dan kondisi terkait. Untuk itu, Fox beserta tim peneliti percaya, studi teranyar ini mampu mengidentifikasi dan menurunkan kecemasan yang diderita manusia.
 
Seperti diketahui, perasaan cemas adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Kondoso ini dapat muncul ketika seseorang membuat keputusan penting, menghadapi kesulitan di tempat kerja, atau merasakan tekanan.
 
Sebagian orang mungkin dapat mengatur tingkat tekanan sehingga tidak menjadi depresi. Namun bagi orang-orang dengan gangguan kecemasan, perasaan itu tidak surut, dan perasaan itu bahkan bisa semakin buruk seiring waktu. Gejala persisten dapat mengganggu hubungan dan pekerjaan atau kehidupan sosial.
 
Orang dengan gangguan kecemasan secata umum mendapati diri selalu merasa gelisah, mudah tersinggung, lelah, khawatir, tegang, dan tidak dapat berkonsentrasi. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan tidur yang berdampak pada penurunan daya tahan tubuh.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif