Berikut ini adalah tips traveling dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)
Berikut ini adalah tips traveling dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). (Foto: Ilustrasi. Dok. Pexels.com)

Tips Traveling untuk Orang dengan Gangguan Jiwa

Rona kesehatan mental
Sunnaholomi Halakrispen • 18 Agustus 2020 12:17
Jakarta: Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tidak harus dikurung di suatu tempat. Direktur Utama RSJ Dharmawangsa Dr. dr. Richard Budiman, Sp.KJ (K) mengatakan, ODGJ boleh bepergian atau traveling, dengan syarat.
 
"Kalau kita mempunyai keluarga yang kita anggap terganggu jiwanya, pertama harus betul-betul terkontrol minum obat," ujar Dr. Richard kepada Medcom.id. 
 
Mengonsumsi obat yang telah ditentukan dokter itu adalah kewajiban. Sebab, obat tersebut berfungsi untuk mengontrol kondisi bahkan emosi yang sering kali muncul pada ODGJ. Maka, akan tetap terkendali.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


"Bukan berarti kalau orang terganggu jiwanya itu tidak boleh bepergian. Boleh kok. Kalau dia diobati ya dia sama seperti kita orang normal, apalagi dengan obat yang sudah canggih sekarang ini," paparnya.
 
ODGJ memang perlu melakukan kontrol rutin, termasuk bertemu dengan dokter atau psikiater untuk mengatasi penyakit yang diderita. Sebab, pasien-pasien yang terganggu jiwanya sering kali merasa bahwa dirinya tidak sakit. 
 
 

 
"Karena merasa bahwa dia yang benar dan orang lain yang salah. Itu karena terpengaruh oleh penyakitnya. Tapi kalau dia sudah diobati, dia baru menyadari, merasakan bahwa, kenapa saya berpikir seperti itu ya," jelasnya.
 
Penanganan yang tepat dengan mengonsumsi obat dan kontrol rutim akan mengendalikan penyakit gangguan jiwa. Maka, apabila sebaliknya atau tidak terkendali, akan bahaya ketika jalan atau bepergian.
 
"Beberapa kali saya mengantarkan pasien ke luar negeri, saya berbekal dengan obat-obat suntik untuk menghadapi situasi-situasi darurat. Tapi kita harus yakin dahulu (sebelum bepergian) bahwa kondisinya cukup aman," ucap Dr. Richard.
 
"Jadi kita bawa pulang ke negerinya dan tetap kita menjaga segala kemungkinan kalau terjadi keadaan darurat, karena di pesawat itu sangat berbahaya kalau ada pasien gangguan jiwa yang tidak terkendali," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TIN)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif