"Pertama batasi pemakaian, 60 persen 60 menit. Kalau Anda butuh lebih, istirahatkan dulu," ujar Dr. dr. Fikri Mirza Putranto, Sp.THT-KL(K) dari PP PERHATI KL (Pengurus pusat perhimpunan dokter spesialis telinga hidung tenggorok bedah kepala leher indonesia), di Gedung Kementerian Kesehatan RI.
Sebab, telinga kita butuh waktu untuk beristirahat atau sebagai recovery. Sedangkan, jika Anda pekerja profesional yang setiap hari mengharuskan Anda menggunakan earphone dalam jangka waktu yang lama, ada cara lain.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Pakai earphone yang punya noise cancellation. Dengan begitu Anda tidak perlu menaikkan volume suara meskipun suasana di luar besar," paparnya.
"Untuk pekerja seni, pakai alat pelindung yang baik, Anda bisa mendengar dengan volume suara tanpa harus kehilangan fungsi pendengaran, karena itu aset Anda di masa mendatang," tambahnya.
Cara-cara tersebut dinilai efektif dalam menjaga keamanan dan kenyamanan telinga. Lantaran, ada sejumlah tindakan yang tanpa disadari dapat berisiko gangguan pendengaran.
Di antaranya, mendengarkan musik dengan earphone dan volume yang tinggi atau lebih dari 50 persen. Kemudian, terkadang tidak mendengarkan gawai, melainkan gawai yang mendengarkan kita. Misalnya, saat belajar di malam hari sambil mendengarkan musik, lalu tidak dimatikan hingga tertidur dan bangun di keesokan harinya.
"Belajar malam-malam sampai besok pagi, gadget-nya masih nyala, itu banyak terjadi dan sangat manusiawi," imbuhnya.
Terutama, seringkali terjadi pada mahasiswa yang belajar di sepanjang malam, ibu-ibu yang memakai gadget terus-menerus lalu merasa habis karena lelah.
"Jadi penggunaan gawai yang kita pasangkan earphone di telinga itu cenderung memang merupakan salah satu faktor penyebab gangguan pendengaran tipe saraf pada yang bukan disebabkan pekerjaan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(FIR)
