Sindrom Koroner Akut (SKA) atau serangan jantung merupakan salah satu manifest klinis PJK yang bersifat akut atau muncul mendadak dan faktor penyebab utama kematian. (Ilustrasi/Pexels)
Sindrom Koroner Akut (SKA) atau serangan jantung merupakan salah satu manifest klinis PJK yang bersifat akut atau muncul mendadak dan faktor penyebab utama kematian. (Ilustrasi/Pexels)

Gejala Awal dan Cara Penanganan Penyakit Jantung Koroner

Rona penyakit jantung
Raka Lestari • 29 September 2020 13:13
Jakarta: Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh terjadinya penyempitan dan hambatan arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Jika penyempitan ini bertambah parah dapat menimbulkan serangan jantung.
 
Sindrom Koroner Akut (SKA) atau serangan jantung merupakan salah satu manifest klinis PJK yang bersifat akut atau muncul mendadak dan faktor penyebab utama kematian.
 
dr. Hengkie F. Lasanudin, Sp.JP (K), FIHA, ahli jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) menjelaskan, gejala-gejala serangan jantung diantaranya adalah nyeri dada di kiri/tengah atau nyeri ulu hati atau nyeri punggung. "Nyeri dada seperti ditekan atau dihimpit benda berat, penjalarang ke lengan kiri, punggung, bahu dan rahang," kata dr. Hengkie.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Pada saat seseorang terkena serangan jantung, maka akan terjadi penyumbatan total pada arteri coroner yang dalam hitungan menit dapat menimbulkan kematian sel-sel jantung (miokard). Sehingga fungsi jantung akan menurun drastis dan gagal berfungsi sebagai pompa sirkulasi darah ke seluruh tubuh atau sering dikenal dengan gagal jantung.
 
dr. Hengkie juga menambahkan bahwa kejadian SKA harus segera ditangani dan semakin cepat sumbatan arteri coroner diatasi maka akan semakin banyak sel-sel miokard terselamatkan. Sehingga daya pompa jantung dapat dipertahankan.
 
"Upaya membuka sumbatan atau reperfusi bertujuan untuk melancarkan kembali aliran darah arteri coroner yang tersumbat total. Hal tu dapat dilakukan dengan metode kateterisasi jantung yang dilanjutkan dengan Percutaneous Coronary Intervension (PCI) atau pemasangan cincin jantung. Pemasangan cincin jantung paling baik dilakukan dibawah 12 jam paska serangan. Tindakan kateterisasi dan pemasangan cincin ini dikenal sebagai primary PCI," jelas dr. Hengkie.
 

 

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa di Indonesia sebesar 1,5% atau 15 dari 1000 penduduk Indonesia menderita PJK. Jika dilihat dari penyebab kematian tertinggi di Indonesia, menurut Survei Sample Registration System tahun 2014 menunjukkan 12,9% kematian akibat PJK.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

(YDH)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All


social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif