GB adalah kondisi dimana penderita mengalami episode perpindahan suasana hati, pikiran, energi, dan perilaku secara drastis seperti mania, depresi, atau keduanya. Normalnya, penderita akan mengalami episode tujuh hingga sembilan kali seumur hidupnya. Namun, belum ada penelitian pasti terkait adanya hubungan gen dengan GB.
"Jika ada riwayat keluarga yang positif terkena bipolar, maka kemungkinan dia memiliki gangguan tersebut adalah 60-65 persen," tukas psikiater Dr. A. A. A. Agung Kusumawardhani, Sp.KJ (K) dalam seminar media Hari Bipolar Sedunia, Kamis (30/3/2017).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

(Baca juga: Prevalensi Penderita Gangguan Bipolar di Indonesia)
Selain genetik, GB juga cenderung dialami oleh orang-orang dengan tingkat edukasi tinggi serta status sosial dan ekonomi yang tinggi juga. Oleh karena itu, Dr. Agung menambahkan, seringnya GB menyerang orang-orang yang tinggal di perkotaan.
Penderita GB juga mengalami insidensi gambari psikotik cukup besar, yaitu 47-75 persen. Psikotik adalah kondisi dimana seseorang tak bisa membedakan antara realitas dengan imajinasi.
"Psikotik umumnya terjadi ketika penderita sedang berada di puncak episode. Misalnya, penderita merasa dirinya presiden saat mengalami mania atau merasa dunia akan kiamat saat depresi," terangnya.
Masa kemunculan GB tak selalu sama, namun umumnya saat penderita di usia remaja. Pada pria, episode pertama biasanya berupa mania pada usia 22 tahun. Sementara, pada wanita justru sebaliknya dan cenderung pada usia lebih tua, yaitu episode depresi pertama 27 tahun dan episode mania pertama pada usia 26 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News(TIN)